BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
2.1 Definisi
Pembelajaran
Pembelajaran
adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan
belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku
atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. (KBBI, 1999:14).
Sependapat
dengan pernyataan tersebut Sutomo (1993:68) mengemukakan bahwa pembelajaran
adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan,
sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah
laku tertentu. Sedangkan belajar adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan
tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik,
tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, berkembang daya pikir, sikap dan
lain sebagainya.
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses yang disengaja
yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan
kegiatanpada situasi tertentu.
2.2 Komponen
Proses Pembelajaran
1. Kurikulum
Dalam setiap proses pembelajaran seorang
guru harus berpatokan terhadap kurikulum yang sudah ditentukan dari pemerintah
daerah, sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan alur yang sesuai
yang ditetapkan. Pada kegiatan pelaksanaan penelian, kurikulum yang akan
diamati proses pembelajarannya yaitu Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas 3
semeseter 2 pada Standar Kompetensi: Mengungkapkan
pikiran, perasaan, dan informasi dalam karangan sederhana dan puisi, dengan
Kompetensi Dasar: Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri
menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan
ejaan, huruf kapital, dan tanda titik.
2. Tujuan Pembelajaran
Dick and Carey (1985:24) menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran
adalah untuk menentukan apa yang dapat dilakukan oleh anak didik setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran. Di dalam buku Akta Mengajar V (depdikbud,
1982:25) tujuan pembelajaran sangat penting dalam proses instruksional atau
dalam setiap kegiatan belajar mengajar, karena tujuan pembelajaran yang
dirumuskan secara spesifik dan jelas akan memberikan keuntungan kepada siswa,
guru, dan evaluator.
Rumusan tujuan umum pembelajaran menurut
Dick and Carey (1985) harus jelas dan dapat diukur, berbentuk tingkah laku.
Pandangan lain diberikan dari Uno Hamzah, 199326; Miarso, 1984)
mengemukakan rumusan pembelajaran yang baik adalah menggunakan istilah yang
operasional, berbentuk hasil belajar, berbentuk tingkah laku, dan jelas hanya
mengukur tingkah laku.
Dari beberapa pernyataan diatas dapat
disimpulkan bahwasannya tujuan pembelajaran adalah suatu harapan yang ingin
dicapai dari suatu pembelajaran yang dapat diukur tingkat perubahannya dari
suatu pembelajaran yang sudah dilaksanakan.
3. Siswa
Siswa merupakan
objek yang akan diamati pada penelitian ini, yaitu siswa kelas 3.
4. Guru
Guru merupakan
objek yang diteliti pada saat melakukan proses belajar mengajar.
5. Sarana dan prasarana
Sarana dan
prasarana merupakan salah satu alat penunjang dalam kegiatan pembelajaran,
sehingga pembelajaran yang mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang
memadai akan mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan kurikulum yang telah
ditetapkan.
2.3 Kajian
Metode Pembelajaran
1. Definisi
Metode Pengajaran
Metode pengajaran merupakan cara
yang digunakan dalam melaksanakan pengajaran, yang berlangsung dalam proses
belajar mengajar. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi
tahapan tertentu. Metode merupakan bagian dari sebuah strategi
pembelajaran.sedangakan strategi itu sendiri menurut beberapa ahli adalah
sebagai berikut:
Menurut Kozna(1989) secara umum
menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang
dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta
didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu. Sedangkan menurut
Gerlach dan Ely (1980) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan
cara-cara yang dipilih untuk menyampaikann metode pembelajaran dalam lingkungan
pembelajaran tertentu. Selanjutnya mereka menjabarkan bahwa strategi
pembelajaran yang dimaksud meliputi sifat lingkup dan urutan kegiatan
pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar peserta didik.
Dari beberapa pendapat diatas
dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan
dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi
pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami
materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dikuasai oleh siswa
ketika diakhir kegiatan belajar.
2. Faktor yang
Mempengaruhi Penggunaan Metode
Menurut Syaiful Bahri Djamarah & Winarno Surakhmad
(1991), mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan metode
pembelajaran. Faktor-faktor tersebut adalah:
a.
Tujuan dan
berbagai jenis dan fungsinya,
b.
Anak didik
dengan berbagai tingkat kematangannya,
c.
Situasi
berlainan,
d.
Kepribadian dan
kompetensi guru yang berbeda-beda.
2.4 Macam-macam
Metode Pembelajaran
1. Metode Langsung
2. Metode Tidak Langsung
2.5 Metode TPS
Dari berbagai metode yang ada,
metode TPS merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran.
1.
Pengertian Metode TPS (Think Pair
and Share)
Metode Pembelajaran TPS adalah
Pembelajaran yang diarahkan secara berpasang-pasangan untuk saling bertukar
pikiran dan bekerjasama dalam menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru.
2.
Kelebihan Metode TPS
a)
Dapat membangun
iteraksi antar siswa
b)
Dapat
mempermudahkan dalam memecahkan permasalahan karena dapat bertukar pendapat
dengan teman kelomopok atau pasangan.
c)
Menyenagkan bagi
siswa karena tidak memikirkan persoalan sendirian.
3.
Kelemahan Metode TPS
a)
Aktifitas tidak
akan berjalan dengan baik jika siswanya dalam berinteraksi kurang, karena siswa
lebih senang dengan model tugas individu.
b)
Kurang baik
terhadap siswa yang tidak mau berfikir, hanya pasrah dengan apa kata teman atau
pasangannya.
c)
Tidak ada hasil
individu, karena tugas kelompok.
4.
Peranan Siswa dalam Metode TPS
Peranan
siswa adalah Siswa melakukan aktifitas belajar dengan cara berpasang-pasangan
atau berkelompok. Dimana dalam tugas yang diberikan kepada siswa dikerjakan
secara berkelompok, agar siswa dapat saling bertukar pikiran dalam mengerjakan
tugas tersebut. Sehingga hasil yang diperoleh dapat maksimal.
5.
Peranan Guru dalam Metode TPS
Peranan
Guru dalam metode TPS adalah Guru dalam kegiatan pembelajaran ketika
berlangsung hanya sebagai fasilitator, dan mengarahkan siswa untuk dapat saling
bekerjasama dengan baik.
2.6 Materi
Pembelajaran
- Penggunaan Ejaan sesuai kaidah EYD
a.
Definisi Ejaan
Definisi ejaan dapat ditijau dari 2 segi,
yaitu segi khusus dan segi umum secara khusus, ejaan dapat diartikan sebagai
pelambangan bunyi-bunyi bahasa dengan huru, baik berupa huruf demi huruf maupun
huruf yang telah tersusun menjadi kata, kelompok kata, atau kalimat. Sedangkan
secara umum, ejaan dapat diartikan keseluruhan ketentuan yang mengatur
pelambangan bunyi bahasa, termasuk pemisahan dan penggabungannya,
b.
Fungsi Ejaan
- Pengembangan Paragraf
- Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat
keterampilan berbahasa. Menurut Henry Guntur Tarigan (Agus Suriamiharja, Akhlan
I-lusen, dan Nunuy Nurjanah, 1997), menulis adalah menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh
seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang. Sedangkan menurut Bobbi
Depoter dan Mike Hernacki (2003: 179) menuliskan bahwa menulis merupakan
aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan
belahan otak kiri (logika). Keduanya memiliki peran dalam keberhasilan menulis.
Meski begitu, peran otak kanan harus didahulukan karena pada otak kananlah
gagasan baru, gairah dan emosi muncul. Ketiga hal tersebut merupakan bahan
bakar dalam menulis. Bila kekurangan bahan bakar tersebut, seeorang akan
mengalami masa kemacetan, keadaan seperti ini menjadi hambatan dalam menulis.
Ada empat tahap yang dilalui dalam menulis (Romli,
2007), diataranya adalah sebagai berikut :
- Pramenulis (Prewriting) adalah proses berpikir untuk menentukan tujuan tulisan, menyesuaikan gaya bahasa dan bahasan dengan pembaca, memilih topik.
b. Penulisan awal (outlining) setelah topik dipilih,
saatnya membuat garis besar tulisan.
c. Perbaikan (rewriting/revising stage), yakni menulis
ulang atau
memperbaiki tulisan awal.
memperbaiki tulisan awal.
d. Koreksi naskah dan substansi (editing) tahap final
dalam penulisan.
Dari
pengertian tentang menulis diatas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis
adalah kernampuan seseorang dalam melukiskan lambang grafis yang dimengerti
oleh penulis bahasa itu sendiri maupun oran lain yang mempunyai kesamaan
pengertian terhadap simbol-simbol bahasa tersebut.
- Karangan
1) Definisi Karangan
Karangan merupakan hasil coretan atau
tulisan yang menggambarkan suatu ide yang ditulis secara runtut. Sedangkan
mengarang adalah usaha mengembangkan beberapa kalimat topik. Dengan
demikian,dalam karangan itu haerus mengembangkan beberapa paragraf demi
paragraf. Oleh karena itu, dalam mengarang harus hemat menempatkan kalimat
topik.
2) Bagian-bagian Karangan
Suatu karangan yang tersusun secara
sempurna dan baik, baik itu karangan yang panjang atau pendek selalu mengandung
tiga bagian utama. Diantaranya adalah bagian pendahuluan, bagian isi, bagian
penutup. Pada setiap bagian mempunyai fungsi yang berbeda. Adapun fungsi
masing-masing yaitu sebagai berikut:
a). Fungsi bagian pendahuluan:
1)
Menarik minat
baca
2)
Mengarahkan perhatian
pembaca
3)
Menjelaskan
secara singkat ide pokok atau tema karangan
4)
Menjelaskan
suatu hal yang akan diperbincangkan
b). Fungsi bagian isi
Sebagai jembatan yang
menghubungkan antara bagian pendahuluan dan penutup.
c). Fungsi bagian penutup
1)
Kesimpulan
2)
Penekanan
bagian-bagian tertentu
3)
Klimaks akhir
dari suatu ceriata yang ditulis.
5.
Paragraf
1)
Definisi
Paragraf
Definisi
paragraf menurut Barnett (1974, 61) yang dikutip dalam (Membina keterampilan
menulis paragraf dan pengembengannya) Drs Djargo Tarigan, sebagai berikut: “A
paragraph is a group of closely related sentences arranged in a way that
permits a central idea to be defined. Developed, and clarified.
Dari
definisi paragraf yang diungkapkan Barnett tersebut dapat disimpulkan bahwa
paragraf merupakan seperangkat kalimat yang berkaitan erat satu sama lainnya. Kalimat-kalimat
tersebut disusun menurut aturan tertentu sehingga makna yang dikandungnya dapat
dibatasi, dikembangkan dan diperjelas.
2)
Ciri-ciri
Paragraf
a)
Setiap paragraf
mengandung makna, pikitan, pesan, atau ide pokok
yang relevan dengan ide pokok keseluruhan karangan.
b)
Umumnya paragraf
dibangun oleh beberapa kalimat.
c) Paragraf merupakan satu kesatuan ekspresi.
d) Paragraf merupakan kesatuan yang koheren dan padat.
e) Kalimat-kalimat dalam paragraf tersusun dengan logis.
Berdasarkan
dari analisis diatas dapat ditarik kesimpulan, paragraf adalah seperangkat
kalimat tersusun logis dan sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi
pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam
keseluruhan karangan.
3)
Fungsi paragraf
Sesuatu yang
bersifat abstrak lebih sukar dipahami dibandingkan dengan sesuatu yang lebih
kecil dan konkrit. Pemahaman pada dasarnya memahami bagian-bagian kecil serta
hubungan antar bagian-bagian menjadi keseluruhan. Dalam karangan pun dapat
dikkategorikan sesuatu yang abstrak. Maka untuk memahaminya karangan perlu
dipecah-pecah menjadi bagian kecil yaitu dikenal dengan istilah paragraf. Dengan
demikian paragraf dapat berfungsi sebagai berikut:
1)
Penampung
fragmen pikiran atau ide pokok.
2)
Alat untuk
memudahkan pembaca memahami jalan pikiran pengarang.
3)
Alat bagi
pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis
4)
Pedoman bagi
pembaca mengikuti dan memahami alur pikiran pengarang
5)
Alat untuk
penyampai fragmen pikiran atau ide pokok pengarang kepada para pembaca.
6)
Sebagai penanda
bahwa pikiran baru dimulai.
7)
Dalam
keseluruhan karangan paragraf dapat berfungsi sebagai pengatur, transisi, dan
penutup. Tarigan (1987:11)
6.
Narasi
1) Definisi Narasi
Gorys Keraf (1989: 135-136) mengungkapkan bahwa narasi
adalah suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau
peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri
peristiwa itu. Sedangkan menurut Sujanto, J. Ch (1988: 111) narasi adalah jenis
paparan yang biasa digunakan oleh para penulis untuk menceritakan tentang
rangkaian kejadian atau peristiwa yang berkembang melalui waktu.
Karangan narasi
memiliki ciri-ciri tertentu diantaranya adalah
a.
Gerak atau
perubahan keadaan suatu waktu menjadi keadaan yang lain pada waktu berikutnya
melalui peristiwa-peristiwa yang berangkai.
b.
Memiliki suatu
karakteristik, yaitu hampir semua isi di dalamnya menceritakan manusia.
Dari
wacana yang diungkapkan oleh beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
Narasi adalah suatu bentuk wacana yang digunakan untuk mengungkapkan suatu
cerita atau peristiwa yang dapat dirasakan oleh pembaca.
2). Jenis-jenis
Narasi
Narasi terbagi
menjadi 2 jenis antara lain yaitu:
a) Narasi Ekspositoris
Wacana yang memberi informasi
pada pembaca agar pengetahuannya bertambah luas. Artinya, narasi model ini
berusaha menggugah pembaca agar mengetahui apa yang dikisahkan. Contoh narasi
ekspositoris ini antara lain: kisah perjalanan, otobiografi, kisah perampokan,
dan cerita pembunuhan. Narasi ekspositoris terbagi menjadi 2 diantanya adalah
narasi ekspositoris yang bersifat generalisasi dan khusus. Nurudin (2010:72)
b) Narasi Sugestif
Wacana yang berkaitan dengan
tindakan atau perbuatan yang dirangkaikan dalam suatu kejadian. Seluruh
rangkaian peristieanya berlangsung dalam suatu kesatuan waktu, tujuannya bukan
memperluas pengetahuan pembaca akan tetapi usaha memberi makna atas kejadian
yang disampaikan.
3). Keterampilan Menulis
Narasi
Dari berbagai penjelasan tentang keterampilan menulis
dan definisi narasi dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian keterampilan
menulis narasi yaitu, keterampilan seseorang dalam mengungkapkan gagasannya
dalam bentuk karangan yang menceritakan suatu kejadian dengan suatu urutan
waktu tertentu disusun secara logis dan sistematis, sehingga dapat dipahami
bagi yang membacanya.
2.7 Media Pengajaran
1. Pengertian
Media Pengajaran
Media
Pengajaran menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti, (2001:11). Seorang ahli
kornunikasi, Mc Luhan memberi batasan media yang sangat luas sehingga mencakup
semua alat komunikasi dari seseorang ke orang lain yang sedang tidak
berhadap-hadapan. Hal senada juga diungkapkan oleh Arif S. Sadiman (1993:1)
bahwa media adalah perantara atau pengantar pesan dari penyusun ke penerima
pesan. Dalam proses belajar mengajar, yang menerima pesan adalah siswa. Siswa
dirangsang untuk menerima pesan tersebut, bahkan adakalanya digunakan kombinasi
beberapa indera untuk menerima pesan yang lebih lengkap.
Media
pengajaran, menurut Arif S. Sadiman (1990:19) dimaknai sebagai seperangkat
lunak yang berisi pesan atau informasi ysng biasanya disajikan dengan
menggunakan peralatan yakni sebagai sarana untuk menyampaikan pesan. Sedangkan
menurut Atwi Suparman (1997) mendefinisikan media merupakan alat yang digunakan
untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan.
Dari
beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa media pengajaran adalah segala
sesuatu yang dapat menyalurkan maksud dan tujuan yang diberikan dari pemberi
pesan ke penerima pesan, pemberi pesan disini adalah seorang guru dan yang
menerima pesan yaitu siswa. Sedangkan pesan yang disalurkan merupakan materi
pembelajaran yang akan dipelajari sesuai dengan pokok bahasan pada suatu mata
pelajaran.
2. Prinsip- Prinsip
Pemilihan Media
Dalam
penggunaan media pengajaran, hendaknaya guru memeperhatikan sejumlah
prinsip-prinsip tertentu. Sehingga penggunaan media tersebut dapat mencapai
hasil yang baik. Nana Sudjana (1991) mengemukakan prinsip-prinsip pemilihan
media sebagai berikut:
a.
Menentukan jenis
media yang sesuai. Artinya, sebaiknya guru memilih terlebih dahulu media yang
sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran.
b.
Menerapkan atau
mempertimbangkan subyek yang tepat. Artinya, perlu diperhitungkan apakah
penggunaan media itu sesuai dengan tingkat kematangan atau kemampuan anak
didik.
c.
Menyajikan media
yang tepat. Artinya, teknik dan metode penggunaan media dalam pengajaran harus
disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode, waktu dan sarana.
d.
Menempatkan atau
memperlihatkan media pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat. Artinya, kapan
dan dalam situasi mana pada waktu mengajar media digunakan. Tentu tidak setiap saat
menggunakan media pengajaran, tanpa kepentingan yang jelas.
3. Kegunaan Media Pengajaran
Menurut Sadiman (2002:16), media
pembelajaran mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:
a. Memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata
tertulis atau lisan belaka).
b.
Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
c.
Dengan
menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap
pasif anak didik.
4. Macam-macam
Media Pengajaran
Media terbagi menjadi berbagi macam diantaranya adalah:
1)
Media Grafis
2)
Media Visual
3)
Media Asli
4)
Media Tiruan
5)
Media Audio
6)
Media Audio
Visual
7)
Dan masih banyak
media lainnya yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.
5. Gambar Berseri
1)
Definisi Gambar
Suatu media yang menggunakan media visual gambar yang menggambarkan suatu
keadaan, tempat ataupun suatu peristiwa.
2)
Gambar Berseri
Suatu media visual yang berbentuk gambar yang terpisah-pisah namun
menjelaskan suatu peristiwa atau keadaan yang runtut.
2.8 HIPOTESIS PENELITIAN
Penggunaan metode think pair and
share (TPS) dengan memanfaatkan media gambar berseri dapat meningkatkan
keterampilan menulis karangan narasi pada siswa kelas 3 di SDN 03 Suruhwadang,
Blitar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar