Senin, 14 Maret 2016

Proposal Skripsi BAB II PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI ..........


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1  Definisi Pembelajaran
       Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. (KBBI, 1999:14).
       Sependapat dengan pernyataan tersebut Sutomo (1993:68) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan, sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu. Sedangkan belajar adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, berkembang daya pikir, sikap dan lain sebagainya.
       Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatanpada situasi tertentu.

2.2  Komponen Proses Pembelajaran
1.    Kurikulum
     Dalam setiap proses pembelajaran seorang guru harus berpatokan terhadap kurikulum yang sudah ditentukan dari pemerintah daerah, sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan alur yang sesuai yang ditetapkan. Pada kegiatan pelaksanaan penelian, kurikulum yang akan diamati proses pembelajarannya yaitu Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas 3 semeseter 2 pada Standar Kompetensi: Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam karangan sederhana dan puisi, dengan Kompetensi Dasar: Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik.
2.    Tujuan Pembelajaran
     Dick and Carey (1985:24) menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran adalah untuk menentukan apa yang dapat dilakukan oleh anak didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Di dalam buku Akta Mengajar V (depdikbud, 1982:25) tujuan pembelajaran sangat penting dalam proses instruksional atau dalam setiap kegiatan belajar mengajar, karena tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara spesifik dan jelas akan memberikan keuntungan kepada siswa, guru, dan evaluator.
     Rumusan tujuan umum pembelajaran menurut Dick and Carey (1985) harus jelas dan dapat diukur, berbentuk tingkah laku. Pandangan lain diberikan dari Uno Hamzah, 199326; Miarso, 1984) mengemukakan rumusan pembelajaran yang baik adalah menggunakan istilah yang operasional, berbentuk hasil belajar, berbentuk tingkah laku, dan jelas hanya mengukur tingkah laku.
     Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwasannya tujuan pembelajaran adalah suatu harapan yang ingin dicapai dari suatu pembelajaran yang dapat diukur tingkat perubahannya dari suatu pembelajaran yang sudah dilaksanakan.

3.    Siswa
Siswa merupakan objek yang akan diamati pada penelitian ini, yaitu siswa kelas 3.

4.    Guru
Guru merupakan objek yang diteliti pada saat melakukan proses belajar mengajar.

5.    Sarana dan prasarana
     Sarana dan prasarana merupakan salah satu alat penunjang dalam kegiatan pembelajaran, sehingga pembelajaran yang mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang memadai akan mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan.

2.3  Kajian Metode Pembelajaran
1.    Definisi Metode Pengajaran
     Metode pengajaran merupakan cara yang digunakan dalam melaksanakan pengajaran, yang berlangsung dalam proses belajar mengajar. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan tertentu. Metode merupakan bagian dari sebuah strategi pembelajaran.sedangakan strategi itu sendiri menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
     Menurut Kozna(1989) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu. Sedangkan menurut Gerlach dan Ely (1980) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikann metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Selanjutnya mereka menjabarkan bahwa strategi pembelajaran yang dimaksud meliputi sifat lingkup dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar peserta didik.
     Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dikuasai oleh siswa ketika diakhir kegiatan belajar.

2.    Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Metode
     Menurut Syaiful Bahri Djamarah & Winarno Surakhmad (1991), mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan metode pembelajaran. Faktor-faktor tersebut adalah:
a.    Tujuan dan berbagai jenis dan fungsinya,
b.    Anak didik dengan berbagai tingkat kematangannya,
c.    Situasi berlainan,
d.   Kepribadian dan kompetensi guru yang berbeda-beda.

2.4  Macam-macam Metode Pembelajaran
1.      Metode Langsung
2.      Metode Tidak Langsung

2.5  Metode TPS
       Dari berbagai metode yang ada, metode TPS merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
1.      Pengertian Metode TPS (Think Pair and Share)
       Metode Pembelajaran TPS adalah Pembelajaran yang diarahkan secara berpasang-pasangan untuk saling bertukar pikiran dan bekerjasama dalam menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru.

2.      Kelebihan Metode TPS
a)    Dapat membangun iteraksi antar siswa
b)   Dapat mempermudahkan dalam memecahkan permasalahan karena dapat bertukar pendapat dengan teman kelomopok atau pasangan.
c)    Menyenagkan bagi siswa karena tidak memikirkan persoalan sendirian.

3.      Kelemahan Metode TPS
a)    Aktifitas tidak akan berjalan dengan baik jika siswanya dalam berinteraksi kurang, karena siswa lebih senang dengan model tugas individu.
b)   Kurang baik terhadap siswa yang tidak mau berfikir, hanya pasrah dengan apa kata teman atau pasangannya.
c)    Tidak ada hasil individu, karena tugas kelompok.


4.      Peranan Siswa dalam Metode TPS
       Peranan siswa adalah Siswa melakukan aktifitas belajar dengan cara berpasang-pasangan atau berkelompok. Dimana dalam tugas yang diberikan kepada siswa dikerjakan secara berkelompok, agar siswa dapat saling bertukar pikiran dalam mengerjakan tugas tersebut. Sehingga hasil yang diperoleh dapat maksimal.

5.      Peranan Guru dalam Metode TPS
       Peranan Guru dalam metode TPS adalah Guru dalam kegiatan pembelajaran ketika berlangsung hanya sebagai fasilitator, dan mengarahkan siswa untuk dapat saling bekerjasama dengan baik.

2.6  Materi Pembelajaran
  1. Penggunaan Ejaan sesuai kaidah EYD
a.    Definisi Ejaan
Definisi ejaan dapat ditijau dari 2 segi, yaitu segi khusus dan segi umum secara khusus, ejaan dapat diartikan sebagai pelambangan bunyi-bunyi bahasa dengan huru, baik berupa huruf demi huruf maupun huruf yang telah tersusun menjadi kata, kelompok kata, atau kalimat. Sedangkan secara umum, ejaan dapat diartikan keseluruhan ketentuan yang mengatur pelambangan bunyi bahasa, termasuk pemisahan dan penggabungannya,
b.   Fungsi Ejaan
  1. Pengembangan Paragraf
  2. Keterampilan Menulis
       Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Menurut Henry Guntur Tarigan (Agus Suriamiharja, Akhlan I-lusen, dan Nunuy Nurjanah, 1997), menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang. Sedangkan menurut Bobbi Depoter dan Mike Hernacki (2003: 179) menuliskan bahwa menulis merupakan aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan belahan otak kiri (logika). Keduanya memiliki peran dalam keberhasilan menulis. Meski begitu, peran otak kanan harus didahulukan karena pada otak kananlah gagasan baru, gairah dan emosi muncul. Ketiga hal tersebut merupakan bahan bakar dalam menulis. Bila kekurangan bahan bakar tersebut, seeorang akan mengalami masa kemacetan, keadaan seperti ini menjadi hambatan dalam menulis.
       Ada empat tahap yang dilalui dalam menulis (Romli, 2007), diataranya adalah sebagai berikut :
  1. Pramenulis (Prewriting) adalah proses berpikir untuk menentukan tujuan tulisan, menyesuaikan gaya bahasa dan bahasan dengan pembaca, memilih topik.
b.      Penulisan awal (outlining) setelah topik dipilih, saatnya membuat garis besar tulisan.
c.       Perbaikan (rewriting/revising stage), yakni menulis ulang atau
memperbaiki tulisan awal.
d.      Koreksi naskah dan substansi (editing) tahap final dalam penulisan.

       Dari pengertian tentang menulis diatas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis adalah kernampuan seseorang dalam melukiskan lambang grafis yang dimengerti oleh penulis bahasa itu sendiri maupun oran lain yang mempunyai kesamaan pengertian terhadap simbol-simbol bahasa tersebut.

  1. Karangan
1)   Definisi Karangan
        Karangan merupakan hasil coretan atau tulisan yang menggambarkan suatu ide yang ditulis secara runtut. Sedangkan mengarang adalah usaha mengembangkan beberapa kalimat topik. Dengan demikian,dalam karangan itu haerus mengembangkan beberapa paragraf demi paragraf. Oleh karena itu, dalam mengarang harus hemat menempatkan kalimat topik.

2)   Bagian-bagian Karangan
        Suatu karangan yang tersusun secara sempurna dan baik, baik itu karangan yang panjang atau pendek selalu mengandung tiga bagian utama. Diantaranya adalah bagian pendahuluan, bagian isi, bagian penutup. Pada setiap bagian mempunyai fungsi yang berbeda. Adapun fungsi masing-masing yaitu sebagai berikut:
a). Fungsi bagian pendahuluan:
1)   Menarik minat baca
2)   Mengarahkan perhatian pembaca
3)   Menjelaskan secara singkat ide pokok atau tema karangan
4)   Menjelaskan suatu hal yang akan diperbincangkan

b). Fungsi bagian isi
       Sebagai jembatan yang menghubungkan antara bagian pendahuluan dan penutup.
c). Fungsi bagian penutup
1)   Kesimpulan
2)   Penekanan bagian-bagian tertentu
3)   Klimaks akhir dari suatu ceriata yang ditulis.

5.      Paragraf
1)   Definisi Paragraf
     Definisi paragraf menurut Barnett (1974, 61) yang dikutip dalam (Membina keterampilan menulis paragraf dan pengembengannya) Drs Djargo Tarigan, sebagai berikut: “A paragraph is a group of closely related sentences arranged in a way that permits a central idea to be defined. Developed, and clarified.
     Dari definisi paragraf yang diungkapkan Barnett tersebut dapat disimpulkan bahwa paragraf merupakan seperangkat kalimat yang berkaitan erat satu sama lainnya. Kalimat-kalimat tersebut disusun menurut aturan tertentu sehingga makna yang dikandungnya dapat dibatasi, dikembangkan dan diperjelas.

2)   Ciri-ciri Paragraf
a)    Setiap paragraf mengandung makna, pikitan, pesan, atau ide pokok
yang relevan dengan ide pokok keseluruhan karangan.
b)   Umumnya paragraf dibangun oleh beberapa kalimat.
c)    Paragraf merupakan satu kesatuan ekspresi.
d)   Paragraf merupakan kesatuan yang koheren dan padat.
e)    Kalimat-kalimat dalam paragraf tersusun dengan logis.

        Berdasarkan dari analisis diatas dapat ditarik kesimpulan, paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis dan sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan.

3)   Fungsi paragraf
     Sesuatu yang bersifat abstrak lebih sukar dipahami dibandingkan dengan sesuatu yang lebih kecil dan konkrit. Pemahaman pada dasarnya memahami bagian-bagian kecil serta hubungan antar bagian-bagian menjadi keseluruhan. Dalam karangan pun dapat dikkategorikan sesuatu yang abstrak. Maka untuk memahaminya karangan perlu dipecah-pecah menjadi bagian kecil yaitu dikenal dengan istilah paragraf. Dengan demikian paragraf dapat berfungsi sebagai berikut:
1)   Penampung fragmen pikiran atau ide pokok.
2)   Alat untuk memudahkan pembaca memahami jalan pikiran pengarang.
3)   Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis
4)   Pedoman bagi pembaca mengikuti dan memahami alur pikiran pengarang
5)   Alat untuk penyampai fragmen pikiran atau ide pokok pengarang kepada para pembaca.
6)   Sebagai penanda bahwa pikiran baru dimulai.
7)   Dalam keseluruhan karangan paragraf dapat berfungsi sebagai pengatur, transisi, dan penutup. Tarigan (1987:11)




6.      Narasi
1)   Definisi Narasi
       Gorys Keraf (1989: 135-136) mengungkapkan bahwa narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Sedangkan menurut Sujanto, J. Ch (1988: 111) narasi adalah jenis paparan yang biasa digunakan oleh para penulis untuk menceritakan tentang rangkaian kejadian atau peristiwa yang berkembang melalui waktu.
Karangan narasi memiliki ciri-ciri tertentu diantaranya adalah
a.         Gerak atau perubahan keadaan suatu waktu menjadi keadaan yang lain pada waktu berikutnya melalui peristiwa-peristiwa yang berangkai.
b.         Memiliki suatu karakteristik, yaitu hampir semua isi di dalamnya menceritakan manusia.
       Dari wacana yang diungkapkan oleh beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Narasi adalah suatu bentuk wacana yang digunakan untuk mengungkapkan suatu cerita atau peristiwa yang dapat dirasakan oleh pembaca.

2). Jenis-jenis Narasi
Narasi terbagi menjadi 2 jenis antara lain yaitu:
a)    Narasi Ekspositoris
        Wacana yang memberi informasi pada pembaca agar pengetahuannya bertambah luas. Artinya, narasi model ini berusaha menggugah pembaca agar mengetahui apa yang dikisahkan. Contoh narasi ekspositoris ini antara lain: kisah perjalanan, otobiografi, kisah perampokan, dan cerita pembunuhan. Narasi ekspositoris terbagi menjadi 2 diantanya adalah narasi ekspositoris yang bersifat generalisasi dan khusus. Nurudin (2010:72)


b)   Narasi Sugestif
        Wacana yang berkaitan dengan tindakan atau perbuatan yang dirangkaikan dalam suatu kejadian. Seluruh rangkaian peristieanya berlangsung dalam suatu kesatuan waktu, tujuannya bukan memperluas pengetahuan pembaca akan tetapi usaha memberi makna atas kejadian yang disampaikan.

3). Keterampilan Menulis Narasi
       Dari berbagai penjelasan tentang keterampilan menulis dan definisi narasi dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian keterampilan menulis narasi yaitu, keterampilan seseorang dalam mengungkapkan gagasannya dalam bentuk karangan yang menceritakan suatu kejadian dengan suatu urutan waktu tertentu disusun secara logis dan sistematis, sehingga dapat dipahami bagi yang membacanya.

2.7 Media Pengajaran
1.    Pengertian Media Pengajaran
        Media Pengajaran menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti, (2001:11). Seorang ahli kornunikasi, Mc Luhan memberi batasan media yang sangat luas sehingga mencakup semua alat komunikasi dari seseorang ke orang lain yang sedang tidak berhadap-hadapan. Hal senada juga diungkapkan oleh Arif S. Sadiman (1993:1) bahwa media adalah perantara atau pengantar pesan dari penyusun ke penerima pesan. Dalam proses belajar mengajar, yang menerima pesan adalah siswa. Siswa dirangsang untuk menerima pesan tersebut, bahkan adakalanya digunakan kombinasi beberapa indera untuk menerima pesan yang lebih lengkap.
        Media pengajaran, menurut Arif S. Sadiman (1990:19) dimaknai sebagai seperangkat lunak yang berisi pesan atau informasi ysng biasanya disajikan dengan menggunakan peralatan yakni sebagai sarana untuk menyampaikan pesan. Sedangkan menurut Atwi Suparman (1997) mendefinisikan media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan.
       Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa media pengajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan maksud dan tujuan yang diberikan dari pemberi pesan ke penerima pesan, pemberi pesan disini adalah seorang guru dan yang menerima pesan yaitu siswa. Sedangkan pesan yang disalurkan merupakan materi pembelajaran yang akan dipelajari sesuai dengan pokok bahasan pada suatu mata pelajaran.

2.    Prinsip- Prinsip Pemilihan Media
       Dalam penggunaan media pengajaran, hendaknaya guru memeperhatikan sejumlah prinsip-prinsip tertentu. Sehingga penggunaan media tersebut dapat mencapai hasil yang baik. Nana Sudjana (1991) mengemukakan prinsip-prinsip pemilihan media sebagai berikut:
a.       Menentukan jenis media yang sesuai. Artinya, sebaiknya guru memilih terlebih dahulu media yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran.
b.      Menerapkan atau mempertimbangkan subyek yang tepat. Artinya, perlu diperhitungkan apakah penggunaan media itu sesuai dengan tingkat kematangan atau kemampuan anak didik.
c.       Menyajikan media yang tepat. Artinya, teknik dan metode penggunaan media dalam pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode, waktu dan sarana.
d.      Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat. Artinya, kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengajar media digunakan. Tentu tidak setiap saat menggunakan media pengajaran, tanpa kepentingan yang jelas.

3.    Kegunaan  Media Pengajaran
                   Menurut Sadiman (2002:16), media pembelajaran mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:
a.    Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
b.    Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
c.    Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik.

4.    Macam-macam Media Pengajaran
Media terbagi menjadi berbagi macam diantaranya adalah:
1)      Media Grafis
2)      Media Visual
3)      Media Asli
4)      Media Tiruan
5)      Media Audio
6)      Media Audio Visual
7)      Dan masih banyak media lainnya yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.

5.      Gambar Berseri
1)      Definisi Gambar
        Suatu media yang menggunakan media visual gambar yang menggambarkan suatu keadaan, tempat ataupun suatu peristiwa.
2)      Gambar Berseri
        Suatu media visual yang berbentuk gambar yang terpisah-pisah namun menjelaskan suatu peristiwa atau keadaan yang runtut.
2.8 HIPOTESIS PENELITIAN
     Penggunaan metode think pair and share (TPS) dengan memanfaatkan media gambar berseri dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi pada siswa kelas 3 di SDN 03 Suruhwadang, Blitar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar