BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action
research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah
pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif,
sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan
bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Menurut Sukidin dkk. (2002:54) ada 4 macam bentuk penelitian tindakan yaitu: (1)
penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan kolaboratif,
(3) penelitian tindakan simultan terintegratif, dan (4) penelitian tindakan sosial
eksperimental.
Keempat bentuk penelitian tindakan di atas, ada
persamaan dan perbedaannya. Menurtut Oja dan SMA l yang sebagaimana dikutip
oleh Kasbolah, (2000) (dalam Sukidin, dkk. 2002 : 55), ciri-ciri dari setiap
penelitian tergantung pada : (1) tujuan utamanya atau pada tekanannya, (2)
tingkat kolaborasi antara pelaku peneliti dan peneliti dari luar, (3) proses
yang digunakan dalam melakukan penelitian, dan (4) hubungan antar proyek dengan
sekolah.
Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai
peneliti, dimana guru sangat berperan sekali dalm proses penelitian tindakan
kelas. Dalam bentuk ini, tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah untuk
meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini guru
terlibat langsung secara penuh dalam
proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam
penelitian ini perananya tidak dominan dan sangat kecil.
Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang
berkesinambungan. Kemmis dan Tagart (1988 :14) menyatakan bahwa model
penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada
suatu siklus meliputi perencanaan atau
pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan
jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.
A. Tempat, Waktu dan Subjek
Penelitian
- Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang
digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan.
Penelitian ini bertempat di SMP Negeri 19 Makassar, kelas VII C tahun pelajaran
2008/2009.
- Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu
berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober semester ganjil tahun ajaran
2008/2009.
- Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas VII C SMP Negeri 19
Makassar Tahun Pelajaran 2008/2009 pada Kompetensi Dasar : Menunjukan sikap positif terhadap norma-norma
yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
B. Rancangan Penelitian
Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal
yang terjadi di masyarakat atau sekelompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat
dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan (Arikunto, Suharsimi 2002: 82). Ciri atau karakteristik utama dalam
penelitian tindakan adalah adanya
partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan anggota kelompok sasaran.
Penelitian tindakan adalah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan
tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang dicoba sambil
jalan dalam mendeteksi memecahkan
masalah. Dalam prosesnya pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan teersebut
dapat mendukung satu sama lain.
Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa prinsip
sebagai berikut :
- Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benar-benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan.
- Kegiatan penelitian, baik intervensi maupun pengamatan yang dilakukn tidak boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama.
- Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien
- Metodologi yang harus jelas, rinci dan terbuka, setiap langkah dari tindakan dirumuskan dengan tegas, sehingga orang yang berminat terhadap penelitian tersebut dapat mengecek setiap hipotesis dan pembuktiannya.
- Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang berkelanjutan (on-going), mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti tetapi menjadi tantangan setiap waktu. (Arikunto, Suharsimi, 2002: 82-83).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, Suharsimi,
2002: 83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang
berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection
(refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah
direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I
dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus
spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar
berikut :
Gambar 3.1. Alur PTK
Penjelasan alur diatas adalah :
- Rancangan/ rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran.
- Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model STAD.
- Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
- Rancangan/ rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Observasi dibagi dalam 3 putaran, yaitu
putaran 1,2 dan 3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur
kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan
tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan
untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.
C. Alat Pengumpul Data
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang
fungsinya adalah: (1) Untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai
bahan pelajaran yang telah diberikan dalam waktu tertentu; (2) Untuk menentukan
apakah suatu tujuan telah tercapai; dan (3) Untuk memperoleh suatu nilai
(Arikunto, Suharismi, 2002: 19). Sedangkan tujuan dari tes adalah untuk mengetahui
ketuntasan belajar siswa secaraa individual maupun secaraa klasikal. Disamping
itu untuk mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa sehingga
dapat dilihat dimana kelemahannya, khususnya pada bagian mana TPK yang belum
tercapai. Untuk memperkuat data yang dikumpulkan, maka juga digunakan metode
observasi (pengamatan) yang dilakukan oleh teman sejawat untuk mengetahui dan
merekam aktifitas guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.
D. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui kefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran
perlu diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis dekriptif kualitatif, yaitu suatu
metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan
data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang
dicapai siswa, juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan
pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk menganalisi tingkat keberhasilan atau presentase keberhasilan
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis paa setiap akhir putaran.
Analisi ini dihitung dengan menggunakan statistik
sederhana yaitu :
- Untuk menilai ulangan atau tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai
yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di
kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan
:
X =
Dengan : X =
Nilai rata-rata
∑ X =
Jumlah semua nilai siswa
∑
N = Jumlah siswa
- Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori
ketuntasan belajar yaitu secaraa perorangan dan secaraa klasikal. Berdasarkan
petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang
siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan
kelas disebut tuntas belajar baik dikelas tersebut terdapat 85% yang telah
mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung
presentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut :
P = x 100%
- Untuk lembar observasi
a.
Lembar observasi pengelola
metode pembelajarn koooperatif model STAD.
Untuk menghitung lembar observasi
pengelolaan metode pembelajaran kooperatif model STAD digunakan rumus sebagai
berikut :
X =
Dimana P1 = Pengamat 1 dan P2 = Pengamat 2
b.
Lembar observasi aktifitas guru
dan siswa
Untuk menghitung lembar observasi
aktifitas guru dan siswa digunakan rumus sebagai berikut :
% = x 100 % dengan
X = =
Dimana : % = Presentase pengamatan
X = Rata-rata
∑ x = Jumlah rata-rata
P1 = Pengamat 1
P2 = Pengamat 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar