PROPOSAL SKRIPSI
JUDUL
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI
MELALUI METODE THINK PAIR AND SHARE (TPS) SISWA KELAS 3 SDN O3 SURUHWADANG
BLITAR
Disusun oleh :
...................................
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan
merupakan suatu proses untuk memberikan pengaruh, bantuan, atau tuntunan yang
diberikan kepada setiap orang ketika sejak lahir pada umumnya. Dengan adanya
pendidikan manusia dibentuk menjadi sosok orang yang mempunyai suatu pandangan
hidup untuk mengembangkan karakter-karakter yang dimiliki oleh setiap manusia.
Sedangkan dalam melakukan aktifitas pendidikan diperlukan adanya tenaga
pendidik dan orang yang akan didik, sehingga dalam kegiatan tersebut dapat
mengarah kedalam tujuan dari pendidikan nasional. Dengan adanya dasar tujuan
pendidikan nasional maka akan terwujudlah suatu pendidikan yang optimal,
seperti halnya yang tertuang pada UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yaitu yang berbunyi sebagai berikut:
“Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis, serta dapat bertanggung jawab”.
Dalam
dasar tujuan nasional yang telah disuratkan dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun
2003 tersebut bagi setiap unit atau organisasi yang bergerak dalam bidang
pendidikan dalam melakukan kegiatannya yang mengacu pada tujuan pendidikan
nasional, maka pendidikan nasional ditentukan oleh pemerintah bersama dewan
perwakilan rakyat dengan memperhatikan masukan dari rakyat. Sedangkan untuk
lebih mudahnya dalam pencapaian tujuan dari setiap unit pendidikan dari tujuan
pendidikan nasional, maka terdapat pula tujuan institutional. Tujuan dari
institutional ini sesuai dengan jenjang dan tingkat pendidikannya, diantaranya
yaitu tujuan dari pendidikan Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD),
Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sampai dari
tujuan Pendidikan Perguran Tinggi. Semua tujuan akan dituangkan dalam kurikulum
masing-masing pendidikan yang bersangkutan.
Sesuai
dengan UU RI pasal 13 tujuan dari Pendidikan Sekolah Dasar adalah “Pendidikan Dasar diselenggarakan untuk
mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan
keterampilan dasar yang diperlukan untuk
hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi
persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah”.
Kegiatan
belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru tidaklah semudah yang dibayangkan,
asal mengajar tanpa melakukan perencanaan terlebih dahulu. Setiap kegiatan
belajar mengajar diperlukan beberapa penggunaan metode untuk memperlancar
proses pembelajaran, dan sekaligus sebagai alat bantu guru dalam menyampaikan
materi pembelajaran. Penggunaan metode yang tepat dapat memperlancar guru dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang dikehendaki, sehingga guru hendaknya selalu
menggunakan metode-metode yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Demikian
halnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.
Pada saat
ini mata pelajaran Bahasa Indonesia sering sekali diabaikan dan dianggap tidak
terlalu penting dibandingkan mata pelajaran yang lainnya, hal ini dibuktikan
dengan banyak sekali siswa yang tidak bisa berbahasa Indonesia dengan baik
(hasil observasi di SD 3 Suruhwadang). Padahal, mata pelajaran Bahasa Indonesia
sangatlah penting untuk diajarkan pada anak sejak awal.
Pada
pembelajaran Bahasa Indonesia ada empat aspek yang perlu dipelajari diantaranya
adalah membaca, berbicara, mendengarkan, dan menulis. Diantara aspek tesebut
yang paling sulit dilakukan pada siswa yaitu pada aspek menulis, karena banyak
kosa kata dan cara penulisan yang kurang dikuasai oleh siswa. Sedangkan ketika
pembelajaran banyak guru Sekolah Dasar mengalami kesulitan untuk membiasakan
anak belajar dalam menulis (hasil wawancara dengan guru di SD 03 Suruhwadang).
Penyebabnya adalah metode pengajaran yang terlalu kaku sehingga menimbulkan
kesan bahwa menulis itu sangat sulit, selain itu guru SD belum memahami
pentingnya keterampilan menulis (hasil analisis wawancara dengan guru SD 03). Belum
banyak dari mereka yang bisa memberikan materi pelajaran dengan cara yang tepat
dan menarik. Sehingga siswa merasa kesulitan dalam menulis suatu karagan (mengarang),
hal yang paling menonojol ketika dilakukan observasi mengenai hasil karangan
narasi siswa yaitu terlihat banyaknya kesalahan siswa dalam penulisan karangan
narasi tersebut. Adapun kesalahan-kesalahan yang telah dialami oleh siswa yaitu
1. Siswa tidak dapat menggunakan tanda baca dengan tepat baik itu penempatan
titik (.) ataupun tanda koma (,); 2. Siswa tidak bisa menggunakan kalimat secara
efektif; 3. Siswa tidak mampu menuangkan gagasan dalam karangan narasi. Terlihat
dari hasil KKM yang tidak dapat dicapai oleh para siswa mencapai 75% yaitu
antara 12-14 orang dari seluruh siswa kelas 3 SDN 03 Suruhwadang yang berjumlah
17 siswa yaitu yang terdiri dari 6 perempuan dan 11 laki-laki. Dengan rincian
siswa yang tidak dapat menggunakan tanda baca dengan tepat sebanyak 20% atau
sebanyak 3 siswa. Siswa yang tidak bisa menggunakan kalimat secara efektif
mencapai 30% atau 6 siswa dan siswa tidak mampu menuangkan gagasan sebanyak 25%
atau sebanyak 5 siswa.
Berdasarkan
kajian terhadap karangan narasi siswa kelas 3 SD 03 Suruhwadang diketahui: pada
umumnya anak kurang dapat mengelola gagasan secara runtut ataupun sistematis, serta
tidak dapat menggunakan kalimat secara efektif dan siswa tidak dapat
menggunakan tanda baca secara tepat. Sedangkan yang selama ini siswa jarang
menulis dengan kata-kata mereka sendiri, mereka hanya menyalin tulisan dari
buku tulis ataupun buku paket. Hal tersebut berakibat pada rendahnya penguasaan
kosakata untuk mengungkapkan gagasan pada saat mengarang. Selain itu sebagian
guru memandang bahwa keberhasilan siswa lebih banyak dilihat dari nilai yang
diraih dalam tes, ulangan umum, dan Ujian Akhir Nasional (UAN). Nilai-nilai
dari tes itulah yang dijadikan ukuran atau patokan suatu keberhasilan
pembelajaran.
Tidak
hanya sebatas itu saja didalam pembelajaran siswa hanya diberikan teori-teori
tentang menulis, cara menulis, ketentuan-ketentuan menulis sementara teori
tersebut jarang dipraktekkan. Pembelajaran yang konvensional ini tentu saja
jarang atau bahkan tidak menggunakan media, padahal pemanfaatan media memiliki
peran yang penting terhadap pencapaian kualitas pembelajaran. Keadaan seperti
itu telah terjadi di sekolah dasar secara umum. Adapun masalah yang timbul yang
telah dialami oleh siswa terletak pada aspek kelogisan, siswa mengalami
kesulitan dalam menyusun karangan yang logis.
Pada
aspek ejaan siswa juga mengalami kelemahan-kelemahan yang lainnya seperti
halnya kesalahan yang sering muncul adalah penggunaan huruf kapital yang tidak
sesuai dengan EYD. Pada aspek kohesi dan koherensi, siswa juga mengalami
kelemahan, serta kuarang tepatnya dalam menggabungkan kalimat merupakan tanda
dari kelemahan mereka. Rendahnya kemampuan menulis karangan narasi tersebut
merupakan masalah yang bisa diangkat untuk dapat mencari solusi yang tepat.
Karena, sesuai dengan tugas utama guru adalah bertanggung jawab membantu anak
didik dalam hal belajar. Dalam proses belajar mengajar, guru yang menyampaikan
pelajaran, memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam kelas, membuat
evaluasi belajar siswa, baik sebelum, sedang maupun sesudah pelajaran berlangsung
(Combs, 1984:11-13). Maka dari itu guru harus
cepat tanggap terhadap permasalahan yang sedang dihadapi oleh siswanya.
Sesuai
dengan kenyataan yang ada di sekolah SDN 03 Suruhwadang yang ada di Blitar yaitu, siswa kurang begitu bisa mengungkapkan
ide pikiran ketika diberi tugas untuk mengarang, dan sikap guru yang acuh tak acuh
membuat siswanya semakin mampu dalam mengarang sesuai kaidah yang benar yaitu
kalimat yang runtut dan ide pokok paragraf yang jelas.
Adanya
permasalahan tersebut, maka harus dilakukan perubahan untuk melakukan pemecahan masalah, dengan adanya
inovasi pembelajaran yang baru maka guru dapat menerapkan metode think pair and
share dengan perpaduan penggunaan media gambar berseri untuk memudahkan siswa
menuangkan ide pikirannya dalam menulis karangan. Media gambar berseri sebagai
salah satu alat media untuk pengajaran menulis karangan narasi yang dianggap
tepat dan mampu meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi. Selain itu,
biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh media ini tidak besar sehingga
gambar-gambar yang diberikan pada siswa dapat bervariasi. Dengan adanya variasi
gambar, siswa tidak akan jenuh dan tertarik untuk belajar. Pada umumnya siswa
kelas rendah sangat tertarik dengan penggunaan media gambar yang bervariasi,
dan dengan penggunaan gambar berseri siswa dapat belajar berpikir logis
mengenai hubungan sebab akibat, kaitan antara satu kegiatan dengan kegiatan
yang lain yang mengikutinya.
Guru yang
dapat menerapkan metode dan media yang tepat, tentunya akan mengantarkan siswa
kedalam kegiatan pembelajaran yang kondusif sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai secara lebih optimal. Pada akhirnya hasil belajar yang akan dicapai
dapat memuaskan dengan nilai yang baik serta prestasi yang tinggi.
Dengan
tercapainya tujuan dan kualitas pembelajaran, maka dikatakan bahwa guru telah
berhasil dalam mengajar. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar tentu diketahui
setelah diadakan evaluasi dengan berbagai faktor yang sesuai dengan rumusan
beberapa tujuan pembelajaran. Sejauh mana tingkat keberhasilan kegiatan belajar
mengajar, dapat dilihat dari daya serap dan prosentase keberhasilan anak didik
mencapai tujuan pembelajaran khusus pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Jika
hasil yang dicapai masih kurang dari tujuh puluh lima persen dari jumlah
keseluruhan siswa yang mengikuti proses pembelajaran, maka pembelajaran belum
dapat dikategorikan berhasil. Sehingga dalam proses selanjutnya harus dilakukan
peninjauan kembali.
Berdasarkan
uraian diatas, dilakukanlah penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi
Melalui Metode Think Pair and Share Pada Siswa Kelas 3 SDN 03 Suruhwadang
Blitar Tahun ajaran 2012/2013.
1.2
FOKUS MASALAH
Berdasarkan hasil observasi
dan wawancara yang telah dilakukan dengan guru kelas 3 yang ada di SDN 03
Suruhwadang telah terdapat permasalahan yang telah dihadapi, adapun masalah
tersebut yaitu:
1. Siswa tidak dapat menggunakan tanda baca dengan tepat
dalam karangan narasi.
2. Siswa tidak mampu mengarang secara efektif yaitu dengan
runtut dan jelas.
3. Siswa tidak dapat menuangkan gagasan dalam suatu
karangan.
Dengan adanya permasalahan
tersebut maka dari peneliti menawarkan solusi untuk meningkatkan keterampilan
siswa dalam mengarang khususnya karangan narasi. Adapun solusi dari
permasalahan tersebut yaitu:
1. Untuk mempermudah siswa dalam penggunaan tanda baca secara
tepat. Penelitu menerapkan metode TPS pada aspek Share. Dimana siswa dapat
saling koreksi atas karangan yang sudah dibuat dengan menggunakan alat pedoman
EYD, sehingga siswa dapat mengetahui tingkat kesalahannya.
2. Untuk mempermudah siswa dalam merangkai kalimat secara
efektif dengan susunan kalimat yang
runtut dan jelas, dapat menggunakan media gambar berseri.
3. Untuk mempermudah siswa menuangkan gagasan dalam
mengarang, dapat menggunakan metode
Think Pair and Share (TPS). Dalam metode tersebut siswa diajak untuk dapat saling
memberi masukan, sehingga dalam pemberian tugasnya, siswa dapat
berpasang-pasangan untuk saling bertukar pikiran.
1.3
RUMUSAN MASALAH
Merujuk pada uraian latar
belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahannya yaitu:
1. Bagaimana penggunaan metode Think Pair and Share
dengan media gambar berseri pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 3 SDN 03
Suruhwadang Blitar.
2. Apakah penggunaan metode Think Pair and Share (TPS)
dengan media gambar berseri dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan
narasi siswa kelas 3 SDN 03 Suruhwadang Blitar.
1.4
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk:
1. Menjelaskan penggunaan metode Think Pair and Share
dengan media gambar berseri pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas 3
SDN 03 Suruhwadang Blitar.
2. Membuktikan bahwa penggunaan metode Think Pair and
Share dengan media gambar berseri dapat meningkatkan keterampilan menulis
karangan narasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas 3 SDN 03
Suruhwadang Blitar.
1.5
MANFAAT PENELITIAN
1.
Manfaat Teoris
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan
pengembangan penggunaan metode Thik Pair and Share pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
2.
Manfaat Praktis
a. Bagi
Siswa
1.
Dengan penerapan
metode TPS (Think Pair and Share) dengan bantuan media gambar berseri dapat
meningkatkan keterampilan menulis karangan siswa SD akan lebih bermakna dan
lebih optimal.
2.
Dengan
diterapkankannya media gambar berseri pada pembelajaran menulis karangan, siswa
SD akan dilatih dan dibiasakan berpikir logis mengenai hubungan sebab-akibat.
3.
Siswa dapat
lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
b. Bagi
Guru
1.
Meningkatkan
kinerja guru karena dengan media gambar berseri dapat mengefektifkan waktu
pembelajaran.
2.
Media gambar
berseri sebagai sarana bagi guru untuk memotivasi siswa
untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran menulis.
untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran menulis.
3.
Menciptakan
pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan sehingga dapat menarik perhatian
siswa.
c. Bagi
Sekolah
1.
Menjadi refrensi
bagi sekolah yang sedang dilakukan penelitian.
2.
Sebagai motivasi
dalam perbaikan mutu yang ada disekolah yang bersangkutan.
1.6
BATASAN ISTILAH
1. Ketrampilan
Keterampilan
merupakan suatu kegiatan yang dapat menghasilkan sesuatu yang dapat berguna
bagi diri sendiri atau orang lain.
2. Menulis
Menulis
adalah Menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan
suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca
lambang (UMM PRESS).
3. Karangan
Karangan
adalah Hasil coretan atau tulisan yang menggambarkan suatu ide yang ditulis
secara runtut.
4. Narasi
Menurut
Sujanto, J. Ch (1988: 111) Narasi adalah jenis paparan yang biasa digunakan
oleh para penulis untuk menceritakan tentang rangkaian kejadian atau peristiwa
yang berkembang melalui waktu.
5. Menulis Karangan Narasi
Menulis
karangan narasi yaitu, menuliskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan
atau menceritakan suatu peristiwa yang berkembang melalui waktu
6. Mata pelajaran Bahasa Indonesia pada materi karangan
sederhana narasi dengan Stadar Kompetensi: mengungkapkan pikiran, perasaan, dan
informasi dalam karangan sederhana dan puisi, dan dengan Kompetensi Dasar:
menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan
kalimat yang tepat dengan memperhatikan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik.
.
7. Metode
Metode adalah
Suatu cara atau pola perbuatan yang operasional.
8. Metode TPS (Think Pair and Share)
Metode
TPS adalah Pembelajaran yang diarahkan secara berpasang-pasangan untuk saling
bertukar pikiran dan bekerjasama dalam menyelesaikan masalah yang diberikan
oleh guru.
9. Siswa
Siswa adalah
salah satu komponen yang ada di dalam sekolah, sesuai dengan yang tetera dalam
UU RI No. 39 Tahun 1999 tentang HAM, pasal 60 ayat 1 yaitu menyatakan “Setiap
anak berhak untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka
pengembangan pribadinya sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya”.
Dengan
demikian, anak wajib memperoleh pendidikan untuk mengembangkan kepribadian dan
perkembangannya, sesuai dengan karakter yang dimiliki anak.
10. Sekolah Dasar
Sesuai
dengan UU RI No. 2 Tahun 1989, Pasal 13 menyebutkan bahwa “Pendidikan Dasar
diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan
pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat
serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti
pendidikan menengah”.
Sekolah Dasar merupakan pendidikan yang
memberikan pengetahuan dan keterampilan, menumbuhkan sikap dasar yang
diperlakukan dalam masyarakat, serta mempersiapkan peserta didik untuk
mengikuti pendidikanmenengah. Pendidikan dasar pada prinsipnya merupakan
pendidikan yang memberikan bekal dasar bagi perkembangan kehidupan, baik untuk
pribadi maupun untuk masyarakat. Karena itu, setiap warga negara berhak
mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pendidikan dasar. (Fuad Ihsan, 2008:22)
Sedangkan
menurut Sikun Pribadi, (1981:75) Pendidikan Dasar adalah Pendidikan yang
berfungsi memberikan bekal dasar pembangunan kehidupan, baik untuk pribadi
maupun masyarakat. Selain dapat berfungsi untuk mempersiapkan pelajar mengikuti
pendidikan yang selanjutnya.
Dari berbagai pernyataan diatas dapat
disimpulkan bahwasannya Sekolah Dasar (SD) merupakan pendidikan pertama bagi
anak dalam mengembangkan kepribadiannya baik sikap, pengetahuan, dan
kemampuannya, untuk dapat hidup dalam masyarakat dan mempersiapkan dalam
memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan yang selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar