BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Menarik Minat dan
Perhatian Siswa
Kondisi belajar mengajar yang efekif adalah adanya minat
perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap
pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar, sebab
dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa
minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Misalnya, seorang anak menaruh
minat dalam bidang kesenian, maka ia
akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian.
Keterlibatan siswa dalam
belajar erat kaitannya dengan sifat-sifat siswa, baik yang bersifat kognitif
seperti kecerdasan dan bakat maupun yang bersifat afektif seperti motivasi, rasa
percaya diri, dan minatnya.
Mengingat pentingnya minat
dalam belajar, Ovide Declory (1871-1932) mendasarkan sistem pendidikan pada
pusat minat yang pada umumnya dimiliki oleh setiap orang yaitu minat terhadap
makanan, perlindungan terhadap pengaruh iklim (pakaian dan rumah),
mempertahankan diri terhadap macam-macam bahaya dan musuh, bekerja sama dalam
olah raga (dalam. Mursela dan Usman, M. Uzer, 2005:27).
Mursell dalam bukunya Succesfull
Teaching (dalam Uzer, M. Usman, 2005:29), meberikan suatu klasifikasi yang
berguna bagi guru dalam memberikan
pelajran kepada siswa. Ia mengemukakan 22 macam minat yang diantaranya ialah
bahwa anak memiliki minat terhadap belajar. Dengan demikian, pada hakekatnya
setiap anak berminat terhadap belajar, dan guru sendiri hendaknya berusaha membangkitkan
minat terhadap belajar.
B.
Membangkitkan motivasi
siswa
Motif adalah
daya dalam diri seseorang yang mendorongnya dalam melakukan sesuatu, atau
keadaan seseorang atau organisasi yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai
serangkaian tingkah laku atau perbuatan. Sedangkan motivasi adalah suatu proses
untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk
memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri
individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai
tujuan tertentu. (Uzer. M. Usman, 2005:28-29).
Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau melakukan
belajar. Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat pula timbul
akibat pengaruh dari luar. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1.
Motivasi intrinsik
Jenis motivasi ini timbul
sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari
orang lain, tetapi atas kemauan sendiri. Misalnya anak mau belajar karena ingin
memperoleh ilmu pengetahuan dan ingin menjadi orang yang berguna bagi nusa,
bangsa, dan negara. Oleh karena itu, ia rajin belajar, tanpa ada suruhan dari
orang lain.
2.
Motivasi ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu,
apakah karena adanya ajakan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan
kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya
seseorang mau belajar karena ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat
pertama dikelasnya.
Untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, guru hendaknya berusaha
dengan berbagai cara. Berikut ini adalah beberapa cara membangkitkan motivasi
ekstrinsik dalam menumbuhkan motivasi intrinsik.
-
Kompetisi (persaingan): Guru berusaha
menciptakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi
belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya
dan mengatasi prestasi orang lain.
-
Pace making (membuat tujuan
sementara atau dekat) : Pada awal kegiatan belajar mengajar guru, hendaknya
terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa mengenai indikator yang akan
dicapainya sehingga dengan demikian siswa berusaha untuk mencapai indikator
tersebut.
-
Tujuan yang jelas : Motif mendorong
individu untuk mencapai tujuan. Makin jelas tujuan, makin besar nilai tujuan
bagi individu yang bersangkutan dan makin besar pula motivasi dalam melakukan
suatu perbuatan.
-
Kesempurnaan untuk sukses : Kesuksesan
dapat menimbulkan rasa puas, kesenangan dan kepercayaan terhadap diri sendiri, sedangkan
kegagalan akan membawa efek sebaliknya. Dengan demikian, guru hendaknya banyak
memberikan kesempatan kepada anak untuk meraih sukses dengan usaha sendiri,
tentu saja dengan bimbingan guru.
-
Minat yang besar : Motif akan
timbul jika individu memiliki minat yang besar.
-
Mengadakan penilaian atau tes :
Pada umumnya semua siswa mau belajar dengan tujuan memperoleh nilai yang baik.
Hal ini terbukti dalam kenyataan bahwa banyak siswa yang tidak belajar bila
tidak ada ulangan. Akan tetapi, bila guru mengatakan bahwa lusa akan diadakan
ulangan lisan, barulah siswa giat belajar dengan menghafal agar ia mendapat
nilai yang baik, jadi angka atau nilai itu merupakan motivasi yang kuat bagi
siswa.
C.
Definisi pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara,
menjadikan orang atau mahluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang
disebabkan oleh pengalaman. (KBBI, 1996: 14).
Sependapat dengan pernyataan tersebut
Sutomo (1993: 68) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan
lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan, sehingga memungkinkan dia
belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula.
Sedangkan belajar adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku
yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi
perubahan dalam kebisaaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap
dan lain-lain. (Soetomo, 1993: 120).
Pasal 1 Undang-undang No.20 tahun 2003
tentang pendidikan nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
Jadi pembelajaran adalah proses yang
disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk
melakukan kegiatan pada situasi tertentu.
D.
Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu
pengajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja dalam kelompok-kelompok untuk
menetapkan tujuan bersama. (Felder, 1994: 2).
Wahyuni (2001: 8) menyebutkan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran dengan cara menempatkan
siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki kemampuan berbeda.
Sependapat dengan pernyataan tersebut
Setyaningsih (2001: 8) mengemukakan bahwa metode pembelajaran kooperatif
memusatkan aktifitas di kelas pada siswa dengan cara pengelompokan siswa untuk
bekerja sama dalam proses pembelajaran.
Dari tiga pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu metode pembelajaran
dengan cara mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk
bekerjasama dalam memecahkan masalah.
Kemampuan siswa dalam setiap kelompok adalah hiterogen.
Dalam pembelajaran kooperatif, siswa
tidak hanya sebagai objek belajar tetapi menjadi subjek belajar karena mereka
dapat berkreasi secaraa maksimal dalam proses pembelajaran. Hal ini terjadi
karena pembelajaran kooperatif merupakan metode alernatif dalam mendekati
permasalahan, mampu mengerjakan tugas besar, meningkatkan keterampilan
komunikasi dan sosial, serta perolehan kepercayaan diri.
Dalam pembelajaran ini siswa saling
mendorong untuk belajar, saling memperkuat upaya-upaya akademik dan menerapkan
norma yang menunjang pencapaian hasil belajar yang tinggi. (Nur, 1996: 4). Dalam pembelajaran kooperatif lebih
mengutamakan sikap sosial untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu dengan
kerjasama.
Pembelajaran kooperatif mempunyai unsur-unsur
yang perlu diperhatikan. Unsur-unsur tersebut sebagai berikut :
1.
Para siswa harus memiliki persepsi bahawa mereka “tenggelam atau
berenang bersama”.
2.
Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam
sekelompoknya, disamping tanggungjawab terhadap dirinya sendiri, dalam
mempelajari materi yang dihadapi.
3.
Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang sama.
4.
Para siswa harus membagi tugas dan berbagai tanggung jawab sama besarnya
diantara para anggota kelompok.
5.
Para siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
berpengaruh terhadap evaluasi seluuh anggota kelompok.
6.
Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan
bekerja sama selama belajar.
7.
Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secaraa individual materi yang ditangani
dalam kelompok kooperatif.
Johnson, Johnson, dan Smitt dalam Felder
(199: 2) menambahkan unsur-unsur alam
pembelajran kooperatif sebagai berikut :
- Ketergantungan Positif
Anggota kelompok harus saling tergantung untuk mencapai
tujuan. Jika ada anggota yang gagal mengerjakan tugasnya, maka setiap anggota
harus menerima konsekuensinya.
- Kemampuan Individual
Seluruh siswa dalam satu kelompok memiliki tanggungjawab
melakukan pekerjaannya dan menguasai seluruh bahan untuk dipelajari.
- Promosi tatap muka interaktif
Meskipun beberapa kelompok kerja dibagi-bagikan dan
dilakukan tiap-tiap individu, beberapa diantaranya harus dilakukan secaraa
interaktif, anggota kelompok saling memberikan timbal balik.
- Manfaat dari penggabungan keahlian yang tepat
Siswa didorong dan dibantu untuk mengembangkan dan
mempraktekkan pembangunan kepercayaan,
kepemimpinan, pembuatan keputusan, komunikasi dan koflik manajemen
keahlian.
- Kelompok Proses
Anggota kelompok mengatur kelompok , secaraa periodik
menilai apa yang mereka lakukan dengan baik sebagai sebuah kelompok dan
mengidenifikasi perubahan yang akan mereka lakukan agar fungsi mereka lebih
efektif di waktu selanjutnya.
Berdasarkan unsur-unsur dalam
pembelajaran kooperatif, Johnson, Johnson dalam Wahyuni (2001: 10) menyebutkan
peranan guru dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut :
1.
Menetukan objek pembelajaran.
2.
Membuat keputusan menempatkan
siswa dalam kelompok-kelompok belajar sebelum pembelajaran dimulai.
3.
Menerangkan tugas dan tujuan
akhir pada siswa.
4.
Menguasai kelompok belajar dan
menyediakan keperluan tugas.
5.
Mengevaluasi prestasi siswa dan
membantu siswa dengan cara mendiskusikan cara kerjasama.
E.
Keterampilan-keterampilan
kooperatif
Pembelajaran kooperatif akan terlaksana dengan baik jika siswa memiliki
keterampilan-keterampilan kooperatif. Keterampilan-keterampilan kooperatif yang
perlu dimiliki siswa seperti diungkapkan Nur (1996: 25) adalah keterampilan
kooperatif tingkat awal, tingkat menengah dan tingkat mahir.
1.
Keterampilan kooperatif tingkat awal
Keterampilan kooperatif tingkat awal
meliputi hal-hal sebagai berikut :
-
Menggunakan kesepakatan
Menggunakan kesepakatan artinya setiap
anggota kelompok memiliki kesamaan pendapat. Menggunakan kesepakatan bertujuan
untuk mengetahui siapa yang memiliki pendapat yang sama.
-
Menghargai kontribusi
Maksud dari menghargai kontribusi yaitu
memperhatikan atau mengenal apa yang dikatakan atau dikerjakan oleh anggota
kelompok yang dibuat lain. Tidak selalu harus menyetujui, dapat saja tidak
menyetujui yang berupa kritik, tetapi kritik yang diberikan harus terhadap ide
dan tidak terhadap pelaku.
-
Menggunakan suara pelan
Tujuan menggunakan suara dalam
kerja kelompok adalah agar anggota kelompok dapat mendengar percakapan dengan
jelas dan tidak frustasi oleh suara keras dalam ruangan.
-
Mengambil giliran dan berbagi
tugas
Setiap anggota kelompok harus bias
menggantikan seseorang yang mengemban tugas tertentu dan mengambil tanggung jawab
tertentu dalam kelompok.
-
Berada dalam kelompok
Untuk menciptakan pekerjaan kelompok
yang efisien setiap anggota kelompok harus tetap duduk atau berada dalam tempat
kerja kelompok.
-
Setiap anggota kelompok harus
meneruskan tugas yang menjadi tanggungjawabnya agar kegiatan selesai tepat
waktu.
-
Mendorong partisipasi
Anggota kelompok selalu mendorong
semua anggota kelompok untuk memberikan sumbangan terhadap penyelesaian tugas
kelompok, karena jika satu atau dua anggota kelompok tidak berpartisipasi atau
hanya memberikan sedikit sumbangan, maka hasil dari kelompok tersebut tidak
akan terselesaikan pada waktunya atau hasilnya kurang orisinil atau kerang
imajinatif.
-
Mengundang orang lain untuk
berbicara
Maksud dari mengundang orang lain untuk
berbicara yaitu meminta orang lain untuk berbicara agar hasil kelompok bisa
maksimal.
-
Menyelesaikan tugas tepat
waktunya
Tugas yang dikerjakan harus diselesaikan
sesuai dengan waktu yang direncanakan agar memperoleh nilai yang tinggi.
-
Menyebutkan nama dan memandang
bicara
Memanggil satu sama lain menggunakan nama dan
menggunakan kontak mata akan memberikan bahwa mereka telah memberikan
kontribusi penting kelompok.
-
Mengatasi gangguan
Mengatasi gangguan berarti menghindari
masalah yang diakibatkan karena tidak atau kurangnya perhatian terhadap tugas
yang diberikan. Gangguan dapat membuat suatu kelompok tidak dapat menyelesaikan
tugas belajar yang diberikan.
-
Menolong tanpa memberi jawaban
Agar siswa tidak merasa telah memahami
atau menemukan konsep dalam memberikan bantuan tidak dengan menunjukkan cara
pemecahannya.
-
Menghormati perbedaan individu
Bersikap menghormati perbedaan terhadap
budaya unik, pengalaman hidup serta suku bangsa / ras dari semua siswa dapat
menghindari permusuhan dalam kelompok. Ketegangan dapat dikurangi, rasa
memiliki dan persahabatan dapat dikembangkan serta masing-masing individu
anggota kelompok dapat meningkatkan rasa kebaikan, sensitivitas dan
toleransi.
2.
Keterampilan koooperatif
menengah
Keterampilan kooperatif tingkat
menengah meliputi :
-
Menunjukkan penghargaan dan
simpati
Menunjukkan rasa hormat, pengertian dan
rasa sensitivitas terhadap usulan-usulan yang berbeda dari usulan orang lain.
-
Menggunakan pesan “saya”
Dalam berbicara perlu menggunakan kata
“saya” agar orang lain tidak merasa terancam atau merasa bersalah, sehingga
permusuhan dapat dihindari.
-
Menggunakan ketidaksetujuan
dengan cara yang dapat diterima
Menyatakan pendapat yang berbeda atau
menjawab pertanyaan harus dengan cara yang sopan dan sikap yang baik, karena jika
mengkritik seseorang dan memadamkan ide seseorang dapat menimbulkan atmosfir
yang negatif dalam kelompok.
-
Mendengarkan dengan aktif
Mendengarkan dengan aktif maksudnya
menggunakan pesan fisik dan lisan dalam memperhatikan pembicara. Pembicara akan
mengetahui bahwa pendengar secaraa giat sedang menyerap informasi. Pengertian
terhadap konsep akan meningkat dan hasil kelompok akan menunjukkan tingkat
pemikiran dan komunikasi yang tinggi.
-
Bertanya
Bertanya artinya meminta atau menanyakan
suatu informasi atau penjelasan lebih jauh. Dengan bertanya dapat menjelaskan
konsep, seseorang yang sedang tidak aktif dapat didorong untuk ikut serta, dan
anggota kelompok yang malu dapat dimotivasi untuk ikut berperan serta.
-
Membuat ringkasan
Membuat ringkasan maksudnya mengulang
kembali informasi. Ini dapat digunakan untuk membantu mengatur apa yang sudah
dikerjakan dan apa yang perlu dikerjakan.
-
Menafsirkan
Menafsirkan artinya menyatakan kembali
informasi dengan kalimat yang berbeda. Informasi dapat dijelaskan dan hal-hal
yang penting dapat diberi penekanan.
-
Mengatur dan mengorganisir
Merencanakan dan menyusun pekerjaan
sehingga dapat diselesaikan secaraa efektif dan
efisien. Dengan mengatur dan mengorganisir tugas-tugas yang diberikan
akan dapat diselesaikan dengan efektif dan efisien.
-
Memeriksa ketepatan
Membandingkan jawaban dan memastikan bahwa
jawaban itu benar. Manfaatnya yaitu pekerjaan akan bebas dari kesalahan dan
kekurang tepatan. Pemahaman terhadap bidang studi juga akan berkembang.
-
Menerima tanggungjawab
Menerima tanggungjawab bersedia dan mampu
memikul tanggungjawab dari tugas-tugas
an kewajiban untuk diri sendiri dan kelompok, untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan.
-
Menggunakan kesabaran
Bersikap toleran pada teman, tetap pada
pekerjaan dan bukan kesulitan-kesulitan, serta tidak membuat keputusan yang tergesa-gesa.
-
Tetap tenang / mengurangi
ketegangan
Maksud dari tetap tenang/ mengurangi
ketegangan adalah menimbulkan atmosfir yang damai dalam kelompok. Suasana yang
hening dalam kelompok dapat menimbulkan tingkat pembelajaran yang lebih tinggi.
3.
Keterampilan koooperatif
tingkat mahir
Keterampilan tingkat mahir meliputi
hal-hal sebagai berikut :
-
Mengelaborasi
Mengelaborasi berarti memperluas konsep,
kesimpulan dan pendapat-pendapat yang berhubungan dengan topik tertentu.
Mengelaborasi dapat menghasilkan pemahaman yang lebih dalam dan prestasi yang
lebih tinggi.
-
Memeriksa secaraa cermat
Berbicara dengan pokok pembicaraan yang
lebih mendalam untuk mendapatkan jawaban yang benar. Memeriksa secaraa cermat
dapat menjamin bahwa jawabannya benar.
-
Menanyakan kebenaran
Menayakan kebenaran maksudnya membuktikan
bahawa jawaban yang dikemukakan adalah benar atau memberikan alasan untuk
jawaban tersebut. Menanyakan kebenaran akan membantu siswa untuk berfikir
tentang jawaban yang diberikan dan untuk lebih meyakinkan terhadap ketepatan
jawaban tersebut.
-
Menganjurkan suatu posisi
Menganjurkan suatu posisi maksudnya
menunjukkan posisi kelompok terhadap suatu masalah tertentu.
-
Menetapkan tujuan
Menetapkan tujuan maksudnya menetukan
prioritas-prioritas. Pekerjaan dapat diselesaikan lebih efisien jika tujuannya
jelas.
-
Berkompromi
Berkompromi adalah menentukan pokok
permasalahan dengan persetujuan bersama. Kompromi dapat membangun rasa hormat
kepada orang lain dan mengurangi konflik antar pribadi.
-
Menghadapi masalah khusus
Menghadapi masalah khusus maksudnya menunjukkan masalah dengan pemakai
pesan “saya”, tidak menuduh, tidak menggunakan sindiran, atau memanggil nama.
Hal tersebut menunjukkan bahwa hanya sikap yang dapat berubah bukan ciri atau
ketidak mampuan seseorang. Semuanya itu
bertujuan untuk memecahkan masalah dan bukan untuk memenangkan masalah. Dengan
hal ini konflik pribadi akan berkurang. Tingkat kebaikan, sensitivitas dan
toleran akan meningkat.
F.
Metode Pembelajaran
Kooperatif Model STAD
Langkah-langkah dalam pembelajarn kooperatif
mode STAD sebagai berikut :
1.
Kelompokkkan siswa dengan
masing-masing kelompok terdiri dari tiga sampai dengan lima orang. Angota-anggota kelompok dibuat
heterogen, meliputi karakteristik kecerdasan, kemampuan, motivasi belajar,
jenis kelamin, ataupun latar belakang etnis yang berbeda.
2.
Kegiatan pembelajaran dimulai
dengan presentasi guru dalam menjelaskan pelajaran berupa paparan masalah,
pemberian data, pemberian contoh. Tujuan presntasi adalah untuk mengenalkan
konsep dan mendorong rasa ingin tahu siswa.
3.
Pemahaman konsep dilakukan
dengan cara siswa diberi tugas-tugas kelompok Mereka boleh mengerjakan
tugas-tgas tersebut secaraa serentak atau saling bergantian menanyakan kepada
temannya yang lain atau mendiskusikan masalah dalam kelompok atau apa saja
untuk menguasai materi pelajaran tersebut. Para
siswa tidak hanya dituntut untuk mengisi lembar jawaban, tapi juga untuk
mempelajari konsepnya. Anggota kelompok diberitahu bahwa mereka dianggap belum
selesai mempelajari materi sampai semua anggota kelompok memahami materi
pelajaran tersebut.
4.
Siswa diberi tes atau kuis
individual dan teman sekelompoknya tidak boleh menolong satu sama lain. Tes
individual ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap
suatu konsep dengan cara siswa diberikan soal yang dapat diselesaikan
dengancara menerapkan konsep yang dimiliki sebelumnya.
5.
Hasil tes atau kuis selanjutnya
dibandingkan dengan rata-rata sebelumnya dan poin akan diberikan berdasarkan
tingkat keberhasilan siswa mencapai atau melebihi kinerja sebelumnya. Poin ini
selanjutnya dijumlahkan untuk membentuk skor kelompok.
6.
Setelah itu guru memberikan penghargan
kepada kelompok yang terbaik prestasinya atau yang telah memenuhi kriteria
tertentu. Penghargaan disini dapat berupa hadiah, sertifikat, dan lain-lain.
Gagasan utama dibalik model STAD adalah
untuk memotivasi para siswa untuk
mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan-keterampilan
yang disajikan oleh guru. Jika para siswa menginginkan agar kelompok mereka
memperoleh penghargaan, mereka harus membantu teman sekelompoknya mempelajari
materi yang diberikan. Mereka harus mendorong teman mereka untuk melakukan yang
terbaik dan menyatakan suatu norma bahwa belajar itu merupakan suatu yang
penting, berharga dan menyenangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar