BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Teknologi pakan
lengkap (complete feed) merupakan salah satu metode/ teknik pembuatan pakan
yang digunakan untuk meningkatkan pemanfaatan limbah pertanian dan limbah
agroindustri melalui proses pengolahan dengan perlakuan fisik dan perlakuan
suplementasi untuk produksi pakan ternak ruminansia. Proses pengolahannya
meliputi pemotongan untuk merubah ukuran partikel bahan, pengeringan,
penggilingan/ penghancuran, pencampuran antara bahan serat dan konsentrat yang
berupa padatan maupun cairan, serta pengemasan produk akhir.Pakan lengkap yang
dikembangkan pada dewasa ini (saat ini) diawali dari adanya masalah kelangkaan
pakan hijauan hal ini diakibatkan kemarau panjang pada tahun 1998. Untuk
mengatasi persoalan tersebut di atas dilakukan survey identifikasi mengenai
potensi sumber-sumber bahan baku alternatif pengganti hijauan. Dari kegiatan
survey dihasilkan kesimpulan bahwa limbah pertanian dan limbah agroindustri
dapat dijadikan alternatif pakan yang murah dan potensial.Kajian dilanjutkan
dengan melakukan serangkaian analisis tentang kandungan nilai nutrisi dari
masing-masing bahan baku di laboratorium makanan ternak, hasil analisis
menunjukan bahwa sebagian besar limbah pertanian layak digunakan sebagai bahan
baku pakan sehingga dapat dirumuskan formula pakan lengkap yang siap diuji coba
ke ternak ruminansia.Dari hasil uji coba yang pernah dilakukan oleh BPTP Jawa
Timur dan kalangan akademisi, diperoleh hasil yang memuaskan dalam peningkatkan
aspek produktivitas ternak, adopsi teknologi maupun dampak pengembangan di
masyarakat. Ternyata teknologi pakan lengkap ini memiliki nilai komersial yang
tinggi dan mendapat respon positif dari pihak swasta, sehingga banyak bentuk
pakan lengkap yang beredar di masyarakat.
|
Pada
industri ternak ruminansia [sapi,kambing dan domba] masalah yg sering dihadapi
para peternak adalah yg berkaitan dengan ketersediaan sumber hijauan1, khususnya selama
musim kemarau. Tidak jarang untuk mencukupi pakan hijauan para peternak harus
menjual ternak lainya untuk biaya membeli hijauan kondisi yang lain adalah
seringnya terjadi percekcokan /pertengkaran antara penduduk desa karena kambing
/ternak yang digembalakan merusak tanaman tetangganya. Pencurian rumput dan
daun-daun pohon selama musim kemarau sering terjadi di daerah sekitar areal
perkebunan atau kehutanan, sehingga kehadiran ternak
dirasakanmengganggukelestarianlingkungan.
Sementara itu potensi limbah pertanian dan limbah agroindustri untuk bahan baku pakan cukup melimpah dan belum dimanfaatkan secara optimal. Sebagian besar limbah-limbah tersebut digunakan sebagai bahan bakar, pupuk organik dan bahan baku industri dan sebagian besar masih terbuang atau dibakar karena menngganggulingkungan.
Pakan ternak merupakan salah satu faktor penting dalam usaha ternak banyak ditentukan oleh pakan yang diberikan. Kenyataan di lapangan menunjukan masih banyak peternak yang memberikan pakan tanpa memperhatikan persyaratan kualitas, kuantitas dan teknik pemberiannya. Akibatnya produktivitas ternak yang dipelihara tidak optimal, bahkan diantara peternak banyak yang mengalami kerugian akibat pemberian pakan yang kurang tepat. Kelemahan ini sudah lama disadari, namun sayangnya upaya swasembada sapronak utamanya pakan masih belum menggembirakan. Kuncinya terletak pada aspek bahan baku pakan sehingga pemecahannya antara lain melalui upaya swasembada bahan baku pakan dan upaya memperbaiki mutu pakan yang bersumber dari bahan lokal.
Sementara itu potensi limbah pertanian dan limbah agroindustri untuk bahan baku pakan cukup melimpah dan belum dimanfaatkan secara optimal. Sebagian besar limbah-limbah tersebut digunakan sebagai bahan bakar, pupuk organik dan bahan baku industri dan sebagian besar masih terbuang atau dibakar karena menngganggulingkungan.
Pakan ternak merupakan salah satu faktor penting dalam usaha ternak banyak ditentukan oleh pakan yang diberikan. Kenyataan di lapangan menunjukan masih banyak peternak yang memberikan pakan tanpa memperhatikan persyaratan kualitas, kuantitas dan teknik pemberiannya. Akibatnya produktivitas ternak yang dipelihara tidak optimal, bahkan diantara peternak banyak yang mengalami kerugian akibat pemberian pakan yang kurang tepat. Kelemahan ini sudah lama disadari, namun sayangnya upaya swasembada sapronak utamanya pakan masih belum menggembirakan. Kuncinya terletak pada aspek bahan baku pakan sehingga pemecahannya antara lain melalui upaya swasembada bahan baku pakan dan upaya memperbaiki mutu pakan yang bersumber dari bahan lokal.
Hasil-hasil penelitian
menunjukan bahwa sekitar 70% dari proktivitas ternak dipengaruhi oleh faktor
lingkungan, sedangkan faktor genetik hanya mempengaruhi sekitar 30% saja.
Diantara faktor lingkungan tersebut, aspek pakan mempunyai pemngaruh paling
besar yaitu sekitar 60%. Hal ini menunjukan bahwa walaupun potensi genetik ternak
itu tinggi, tetapi apabila pakan
|
kualitasnyar
endah, maka proktivitas yang optimal tidak akan tecapai.
Disamping
pengaruhnya yang besar terhadap produktivitas ternak, faktor pakan juga
merupakan juga merupakan biaya produksi yang terbesar dalam usaha peternakan.
Biaya pakan ini dapat mencapai 60-80%dari keseluruhan biaya
produksi. Dengan demikian, memproduksi pakan bukan hanya dituntut dalam
mencapai aspek kualitas saja, tetapi yang lebih penting adalah memproduksi
pakan yang ekonomis, murah,dan terjangkau oleh kemampuan peternak [Siregar,
1994]. Dengan pengembangan sub-sistem agribisnis hulu seperti industri
agroinput yang menghasilkan produk pakan ternak merupakan salah satu pendukung
dalam pengembangan agribisnis peternakan yang secara langsung akan membantu
memecahkan permasalahan para peternak dalam hal pengadaan input produksi.
Pemanfaatan
limbah agroindustri di waktu-waktu mendatang akan semakin beragam, tidak hanya
untuk digunakan langsung dan ekspor tetapi juga sebagai bahan baku industri pengolahan
serta industri pakan ternak. Diversifikasi pemanfaatan produk samping
(by-puduct) yang sering dianggap sebagai limbah (waste product) dari kegiatan
agroindustri dan biomas yang berasal dari limbah pertanian menjadi pakan ternak
akan mendorong perkembangan usaha agribisnis ternak ruminansia secara
integrative dalam suatu system produksi terpadu dengan pola pertanian melalui
daur ulang biomas yang ramah lingkungan atau dikenal dengan konsep “zero waste
production system”. Salah satu alternatif teknologi yang berorientasi pada
konsep “zero waste” adalah pembuatan pakan lengkap (complete feed) dengan
memanfaatkan limbah pertanian dan limbah agroindustri sebagai bahan bakunya2.
1. Pucuk tebu, Ampas
tebu, Daun tebu
|
Akan tetapi dengan tindakan pengolahan kimiawi, hayati dan
fisik, secara signifikan mampu meningkatkan daya cerna, kandungan gizi dan
konsumsi pakan ternak untuk hewan
ternak kambing (Dwiyanto,etal,2001).
Pucuk tebu digunakan sebagai hijauan makanan ternak pengganti rumput gajah tanpa ada pengaruh negative pada ternak ruminansia. Ampas tebu (bagasse) merupakan hasil limbah kasar setelah tebu digiling yang mengandung serat kasar yang tinggi yang terdiri dari selulosa, pentosan dan lignin. Mengingat tingginya serat kasar, ampas tebu hanya bisa digunakan untuk ternak ruminansia sebanyak 25%.
Pucuk tebu digunakan sebagai hijauan makanan ternak pengganti rumput gajah tanpa ada pengaruh negative pada ternak ruminansia. Ampas tebu (bagasse) merupakan hasil limbah kasar setelah tebu digiling yang mengandung serat kasar yang tinggi yang terdiri dari selulosa, pentosan dan lignin. Mengingat tingginya serat kasar, ampas tebu hanya bisa digunakan untuk ternak ruminansia sebanyak 25%.
Tetes bisa diberikan pada ternak secara langsung setelah
melalui proses pengolahan menjadi protein sel tunggal dan asam amino.
Keuntungan tetes untuk pakan ternak adalah kadar karbohidratnya tinggi (48-60%
sebagai gula), kadar mineral dan rasanya disukai ternak. Tetes juga mengandung
vitamin B kompleks dan unsur mikro yang dibutuhkan ternak seperti cobalt,
boron, iodium, tembaga, mangan dan seng. Kelemahannya kadar kaliumnya yang
tinggi dapat menyebabkan diare jika dikonsumsi terlalu banyak. Tetes dapat
digunakan dalam ransum unggas sebesar 5-6% serta babi dan ruminansia sebesar
15%.
2. Onggok
|
- protein kasar : 2,89% – serat kasar : 14,73%
- abu : 1,21% – beta-N : 80,80%
- lemak kasar : 0,38% – air : 20,31%
Di ngawi harga per kg onggok kering asahan adalah Rp. 500/Kg,untuk onggok kering super harganya Rp. 950/kg. Untuk onggok basah asahan harganya sekitar Rp.12.000/karung dan untuk onggok basah super
|
Permasalan utama yang ada pada onggok adalah karena onggok memiliki kandungan protein yang rendah sekitar < 15 % dan memiliki kandungan serat kasar yang tinggi. Salah solusi untuk meningkatkan kualitas dari onggok tersebut. Fermentasi dilakukan secara semi padat dengan menggunakan Aspergillus niger secara inokulum dan campuran urea dan ammonium sulfat sebagai sumber nitrogen anorganik.
3.
Tumbuhan jagung
|
4. Jerami kedele
Kedelai merupakan salah satu tanaman sumber utama protein nabati dan
minyak nabati yang paling baik serta sebagai sumber lemak, vitamin, mineral dan
serat. Kandungan protein berkisar 30-40%, karbohidrat 34,8%, lemak 18,1% dan
masih mengandung zat gizi yang lain sehingga mempunyai potensi yang cukup baik
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi ternak, khususnya kebutuhan protein.
Selain itu kedelai merupakan sumber protein nabati yang efisien, dalam arti
bahwa untuk memperoleh jumlah protein yang cukup diperlukan kedelai dalam
jumlah yang kecil. Teknologi pengolahan pakan merupakan dasar teknologi untuk
mengolah limbah pertanian, perkebunan maupun agroindustri dalam pemanfaatannya
sebagai pakan. Pengolahan pakan disini bertujuan untuk meningkatkan kualitas,
utamanya efektifitas cerna, utamanya untuk ternak ruminansia serta peningkatan
kandungan protein bahan. Beberapa alternatif pengolahan dapat dilakukan secara
fisik (pencacahan, penggilingan dan atau pemanasan), kimia (larutan basa dan
atau asam kuat), biologis (mikroorganisme atau enzim) maupun gabungannya. Dengan
jumlah kandungan nutrisi yang dimiliki oleh kedelai cukup baik, terutama bagi
ternak dan adanya teknologi pengolahan untuk mengolah limbah yang
dihasilkan dari kedelai tersebut yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak
maka pemanfaatan limbah kedelai untuk dijadikan bungkil menjadi alternatif yang
baik dengan mengingat kandungan nutrisi yang dimilikinya. Faktor lain seperti
memiliki kandungan phosfor lebih rendah dibandingkan dengan bungkil biji kapas
yaitu rata-rata 0,63%, seperti biji kedelai tidak kaya riboflavin tetapi
kandungannya lebih tinggi dibandingkan dengan jagung dan butiran lainnya,
kandungan niacin tidak tinggi, kandungan thiamin bungkil kedelai sama dengan
butiran lainnya dapat menjadi alas an untuk proses pembuatan bungkil kedelai
sebagai pakan ternak.
5.
Jerami kacang tanah
Kesadaran masyarakat dalam memenuhi kebutuhan gizi, khususnya kebutuhan
protein hewani semakin meningkat. Protein hewani diperoleh dari bahan-bahan
makanan hasil usaha peternakan seperti daging, susu dan telur. Daging merupakan
salah satu bahan pangan sumber protein hewani dengan kandungan asam-asam amino
esensial yang lengkap. Ternak kelinci merupakan salah satu komoditas peternakan
yang dapat menghasilkan daging yang memiliki kualitas lebih baik daripada
daging sapi, domba maupun kambing. Struktur serat daging kelinci lebih halus
dengan warna dan bentuk daging menyerupai daging ayam dengan kadar protein
kasar sebesar 20,8 persen (Sarwono, 2003). Pada peternakan kelinci yang
intensif, pakan yang diberikan sekitar 60-80 % hijauan dan sisanya konsentrat
(Sarwono, 2003). Pakan hijauan yang bisa digunakan adalah jerami kacang tanah,
daun pisang, rumput lapang, daun kangkung, daun lamtoro, daun turi dan
sebagainya. Jerami kacang tanah merupakan salahsatu pakan hijauan yang sering
digunakan sebagai pakan kelinci, mengandung nutrien yang dapat digunakan oleh
ternak yang mempunyai kualitas baik dan cukup disukai kelinci. Penggunaan
jerami kacang tanah sebagai pakan kelinci memiliki kendala diantaranya adalah
ketersediannya tidak kontinyu (tidak terjamin sepanjang tahun) karena
keberadaannya hanya banyak pada saat musim panen kacang tanah saja, dan
harganya mahal. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan mencari
pakan alternatif yang lebih murah serta mudah didapat akan tetapi masih mengandung
nutrien yang dapat dimanfaatkan oleh kelinci. Salahsatu alternatif pengganti
jerami kacang tanah yaitu daun pisang. Daun pisang adalah salah satu limbah
pertanian jumlahnya melimpah, relatif tersedia sepanjang tahun dan mempunyai
kandungan nutrien yang dapat dimanfaatkan oleh kelinci. Nutrien daun pisang
diantaranya adalah energi (TDN) 73,5 %, protein kasar 16,6 %, serat kasar 23,0
% dan energi (kal) 2240 kkal/ kg (Siregar, 2003). Untuk meningkatkan nilai
manfaat daun pisang dan menghindari daun pisang mengalami pembusukan/
pengeringan dapat dilakukan dengan meningkatkan daya simpan dan atau kandungan
nilai gizinya, dengan teknologi pengawetan, yakni dibuat silase. Kelebihan
proses pembuatan silase yaitu dapat dilakukan kapan saja (tidak bergantung
musim/sinar matahari). Bahan pakan yang mengalami proses ensilase akan mampu
bertahan (awet) lebih lama hingga berbulan-bulan. Daun pisang yang dibuat
silase akan memiliki masa simpan yang lebih lama. Kualitas silase daun pisang
sebagai pakan kelinci dapat diketahui dari kandungan nutrien dan nilai
cernanya. Pengukuran kecernaan pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk
menentukan jumlah zat makanan yang diserap dalam tractus gastrointestinalis
(Anggorodi, 1990). Kecernaan dapat dinyatakan dalam bahan kering, bahan
organik, protein dan kecernaan energi (Williamson dan Payne, 1993). Berdasarkan
hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh
substitusi jerami kacang tanah dengan silase daun pisang terhadap kecernaan
bahan kering dan bahan organik ransum pada kelinci New Zealand White jantan.
- Janggel jagung
Didaerah bahan ini adalah sampah yang biasanya dibuang dan dibakar,
biasa di sebut limbah pertanian, namun dibalik itu menpunyai potensi bagus
untuk diolah menjadi pakan ayam kampung kita, namun tentu saja dengan diolah
terlebih dahulu sebelum di gunakan sebagai campuran pakan jadi (siap saji).
Cara pengolahan tidak jauh berbeda dengan cara pengolahan lain dan bisa
juga di tambahkan bahan lain, proses pengolahan ini yaitu dengan di fermentasi,
proses ini selain meningkatkan kandungan namun juga lebih memudahkan dalam
tercenanya jenis pakan ini oleh ayam kampung kita, adapun caranya sebagai
berikut :
1.
Janggel jagung
2.
Em4 peternakan
3.
Ragi tape/tempe (bisa juga ragi
fermentasi jerami) / Trichoderma
4.
Molase/tetes tebu
5.
Cairan Rumen sapi
6.
Plastik lebar
Cara I :
Janggel jagung hasil ikutan dari tanaman jagung yang telah diambil
bijinya dan merupakan limbah padat disebut janggel jagung. Janggel jagung
dicacah dengan menggunakan chooper.Cairan rumen. Ternak Kambing yang baru dipotong
dipisahkan bagian perutnya, kemudian bagian perut kambing dibelah menggunakan
pisau. Isi yang ada dalam perut kambing dikeluarkan khususnya pada bagian rumen. Isi rumen tersebut diperas
menggunakan kain kasa untuk diambil cairan rumennya dan disimpan didalam
termos. Cairan rumen siap digunakan untuk biodekomposer pada janggel jagung
fermentasi. Pengenceran cairan rumen untuk 1 kilo janggel jagung yaitu 300 ml
cairan rumen dicampur dengan air sebanyak 500 ml.EM-4. Untuk mengembangkan
EM-4, 1 liter EM-4 diencerkan dengan 25 liter air, ditambah dengan gula
sebanyak 150 gram dan urea sebanyak 10 gram didiamkan selama 1-2 hari. Dengan
dosis penggunaan 5 ml per kilo janggel jagung.Trichoderma. Pengenceran
trichoderma untuk 1 kilo janggel jagung adalah 4 gram trichoderma dicairkan
pada 500 ml air.Dedak padi. Setiap perlakuan fermentasi diberikan dedak
sebanyak 5% dari berat bahan pakan.Molases. Setiap perlakuan fermentasi
diberikan molases sebanyak 3% dari berat bahan pakan.
Proses Fermentasi
Fermentasi dilakukan dalam kantong plastik. Langkah-langkah proses
fermentasi yaitu mencacah janggel jagung menggunakan chooper hingga
kecil-kecil, kemudian janggel jagung ditimbang sebanyak 1 kilo per unit
percobaan. Perlakuan pertama janggel jagung tanpa fermentasi (kontrol),
perlakuan kedua menggunakan cairan rumen yang sudah diencerkan sebanyak 800
ml/kg ditambah dedak padi 5% dari berat pakan dan molases sebanyak 3% dari
berat bahan pakan, perlakuan ketiga menggunakan EM-4 yang sudah diencerkan
sebanyak 5 ml/kg ditambah dedak padi 5% dari berat pakan dan molases
sebanyak 3% dari berat bahan pakan, dan perlakuan keempat menggunakan
trichoderma sebanyak 500ml/kg ditambah dedak padi 5% dari berat pakan dan
molases sebanyak 3% dari berat bahan pakan.Cairan rumen, EM-4 dan Trichoderma
disiramkan pada janggel jagung hingga merata kemudian ditambahkan dedak padi
sebanyak 5% dan molases 3% pada masing-masing fermentasi dan diaduk
hingga rata. Setelah masing-masing tercampur, kemudian dimasukkan pada kantong
plastik. Fermentasi berlangsung selama 3 minggu.
Kandungan Gizi Janggel Jagung
Hasil analisis kandungan janggel jagung
·
Kadar air
: 59,21 %
·
Bahan Kering : 40,79 %
·
Protein kasar : 3,25 %
·
Lemak kasar
: 0,33 %
·
Serat kasar
: 29,89 %
·
Abu :
1,49 %
·
BETN :
65,04 %
·
TDN :
46,68 %
Hasil Janggel Jagung Fermentasi
·
Kadar air
: 45,75 %
·
Bahan Kering : 54,25 %
·
Protein kasar : 3,99 %
·
Lemak kasar
: 0,52 %
·
Serat kasar :
31,15 %
·
Abu :
2,04 %
·
BETN :
62,30 %
·
TDN :
48,63 %
Hasil pengkajian diatas dilaporkan oleh AMALI et al., (2003)
Cara II
Cara ini adalah sebagai penyempurnaan atas cara pertama yang
membutuhkan waktu relatif lama, namun demikian tentu mempunyai tambahan
peralatan dan tidak murah harganya
1.
Janggel jagung
2.
Hammer mill (bisa diganti parut
kelapa duduk dengan mesin)
3.
Dandang (pengukus)
4.
Ragi tape/tempe (bisa juga ragi
fermentasi jerami)
5.
Em4 peternakan
6.
Molase/tetes tebu
7.
Plastik lebar
Cara dan takaran sama hanya saja di sini bahan jangel yang sudah lembut
(bentuk seperti dedak/polard) dikukus dalam air panas yang sudah mendidih
selama kurang lebih 45 menit sd 1 jam, lama waktu pengukusan dikarenakan bila
menggunakan hammer mill gabus tengah janggel ikut serta jadi butuh waktu lebih
banyak supaya lebih lunak,
Setelah bahan dikukus lalu dinginkan campur dengan molases em4 ragi
tape (ragi fermentasi jerami) diamkam 3-4 hari dalam tempat tertutup (diungkep
seperti pembuatan tempe) dalam plastik, tanda tanda jadi warna kecoklatan
baunya asam (khas tape) lunak.
8. Dedak padi
Dedak merupakan hasil ikutan padi, jumlahnya sekitar 10% dari jumlah
padi yang di giling menjadi beras. Bahan ini biasa digunakan sebagai sumber energi
bagi pakan layer, yang mana penggunaanya rata-rata mencapai 10-20% di usis
produksi. Menurut NRC 1994, energi yang terkandung dalam dedak padi bisa
mencapai 2980 kcal/kg. Namun nilai ini bukan harga mati, karena jumlah energi
yang bisa dihasilkan dari nutrient yang ada pada dedak tergantung dari jumlah
serat kasar, dan kualitas lemak yang ada didalamnya. Semakin tinggi serat kasar
maka semakin rendah pula jumlah energinya. Indikator tingginya serat kasar bisa
di lihat dari jumlah hull/sekam nya dengan cara menaganalisa dengan phloroglucinol
. Bau dari dedak padi juga harus fresh, karena jika baunya sudah tengik berarti
telah terjadi reaksi kimia pada lemak yang ada didalam
dedak tersebut. Artinya jumlah energi dari lemaksnya juga semakin sedikit. Pada
musim penghujan perlu diwaspadai juga dedak padi dengan kadar air tinggi,
biasanya dedak semacam ini cepat rusak (menggumpal) dan akan memicu terjadinya
oksidasi pada lemaknya.
9.
Bungkil Kacang tanah
Bungkil kacang tanah merupakan limbah dari pengolahan minyak kacang
tanah. Bungkil kacang tanah disukai ternak dan merupakan supplemen protein
tumbuhan yang berkualitas baik. Tapi bungkil ini mempunyai anti
nutrisi yang dapat mengakibatkan kelenjar thyroid membesar dan juga
mempunyai sifat pencahar, tapi pengaruhnya lebih randah dibandingkan
dengan kacang tanah.Secara kualitatif kualitas bungkil kacang tanah dapat diuji
dengan uji bulk density ataupun uji apung. Bulk density bungkil kacang
tanah adalah 465.6 g/l. Selain itu juga uji organoleptik seperti tekstur,
rasa, warna dan bau dapat dipakai untuk mengetahui kualitas bungkil kacang
tanah yang baik. Uji sekam dengan flouroglucinol dapat juga dilakukan.
Kualitas bungkil kacang tanah secara kuantitatif dapat dilakukan
dilaboratorium dengan menggunakan metode proksimat.Bungkil kacang tanah
mengandung protein sekitar 46.62% dan serat kasar 5.5%. Bila serat kasar
lebih tinggi maka telah terjadi pemalsuan sekam dan karena itu produk
tersebut tidak dapat disebut bungkil kacang tanah tetapi bungkil
kacang tanah dan sekam.Bungkil kacang tanah mempunyai protein tercerna (DP) 42.4% dan TDN 84.5%. Nilai ini lebih tinggi dari bungkil kedele. Bungkil kacang tanah dan sekam mengandung protein kasar (PK) 41%, protein tercerna 36.6% dan total nutrien tercerna (TDN) 73.3% lebih tinggi dari PK, DP dan TDN bungkil biji kapas.Penggunaan pada unggas dibatasi 8% dan bersifat pencahar
kacang tanah dan sekam.Bungkil kacang tanah mempunyai protein tercerna (DP) 42.4% dan TDN 84.5%. Nilai ini lebih tinggi dari bungkil kedele. Bungkil kacang tanah dan sekam mengandung protein kasar (PK) 41%, protein tercerna 36.6% dan total nutrien tercerna (TDN) 73.3% lebih tinggi dari PK, DP dan TDN bungkil biji kapas.Penggunaan pada unggas dibatasi 8% dan bersifat pencahar
- Kulit kacang tanah
Dalam kulit kacang dan biji durian ternyata mengandung
antioksidan. Kandungan ini ditemukan dalam penelitian yang dilakukan mahasiswa
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandala
Surabaya (UKWMS), Tonny Mulyadi ST, dan mahasiswi Fakultas Teknik UKWMS,
Elisabeth Suryatanijaya.
Tonny menemukan kulit kacang tanah mengandung antioksidan setelah diesktraksi. Sementara Elisabeth menemukan kandungan antioksidan dalam biji durian setelah difermentasi.
"Kacang tanah selama ini dimakan buahnya, sedangkan kulitnya dibuang, padahal manfaatnya bisa untuk stabilisasi bagi minyak kacang tanah, karena kandungan antioksidan," kata Tonny dalam konperensi pers yang dipimpin Rektor UKWMS Drs Kuncoro Foe G.Dip.Sc PhD bersama 15 wisudawan terbaik dan lima wisudawan paling aktif di kampus setempat, kemarin.Menurut dia, minyak kacang tanah itu memiliki asam lemak tak jenuh yang tidak tinggi dan hal itu bermanfaat bagi kesehatan dibandingkan dengan minyak dari kelapa sawit atau hewan yang memiliki asam tak jenuh yang tinggi. Namun minyak dari kacang tanah itu mudah berbau tengik karena lebih mudah beraksi dengan oksigen atau udara.
"Karena itu saya meneliti kulit kacang tanah yang ternyata mengandung antioksidan. Akhirnya, saya melakukan ekstraksi dengan mengeringkan pada terik matahari, lalu memasukkan ke oven microwave dengan diberi ethanol atau alkohol hingga kadar airnya tinggal 5-10 persen," katanya.
Setelah ditumbuk menjadi bubuk, lalu ditaburkan pada minyak kacang tanah. "Hasil penelitian saya, taburan bubuk kulit kacang tanah itu mampu menghambat potensi tengik dari minyak kacang tanah sampai 40 persen. Jadi, bubuk kulit kacang itu mampu menjadi stabilisator alami bagi minyak kacang tanah," katanya.
Sementara itu, Elisabet meneliti fermentasi biji durian. "Biji durian itu difermentasi dulu selama 14 hari hingga menjadi angkak yang berbentuk bulir dengan warna kemerahan, lalu dilarutkan dengan ethanol dan air hingga menjadi bubuk," katanya.
Menurut dia, bubuk dari biji durian itu mengandung antioksidan yang baik untuk kesehatan. "Saya sudah menelitinya dan kandungan antioksidan itu memang ada, karena itu saya berencana mengembangkan menjadi bubuk minuman seperti halnya teh celup, tapi hal itu perlu diteliti lebih lajut," katanya.
Tonny menemukan kulit kacang tanah mengandung antioksidan setelah diesktraksi. Sementara Elisabeth menemukan kandungan antioksidan dalam biji durian setelah difermentasi.
"Kacang tanah selama ini dimakan buahnya, sedangkan kulitnya dibuang, padahal manfaatnya bisa untuk stabilisasi bagi minyak kacang tanah, karena kandungan antioksidan," kata Tonny dalam konperensi pers yang dipimpin Rektor UKWMS Drs Kuncoro Foe G.Dip.Sc PhD bersama 15 wisudawan terbaik dan lima wisudawan paling aktif di kampus setempat, kemarin.Menurut dia, minyak kacang tanah itu memiliki asam lemak tak jenuh yang tidak tinggi dan hal itu bermanfaat bagi kesehatan dibandingkan dengan minyak dari kelapa sawit atau hewan yang memiliki asam tak jenuh yang tinggi. Namun minyak dari kacang tanah itu mudah berbau tengik karena lebih mudah beraksi dengan oksigen atau udara.
"Karena itu saya meneliti kulit kacang tanah yang ternyata mengandung antioksidan. Akhirnya, saya melakukan ekstraksi dengan mengeringkan pada terik matahari, lalu memasukkan ke oven microwave dengan diberi ethanol atau alkohol hingga kadar airnya tinggal 5-10 persen," katanya.
Setelah ditumbuk menjadi bubuk, lalu ditaburkan pada minyak kacang tanah. "Hasil penelitian saya, taburan bubuk kulit kacang tanah itu mampu menghambat potensi tengik dari minyak kacang tanah sampai 40 persen. Jadi, bubuk kulit kacang itu mampu menjadi stabilisator alami bagi minyak kacang tanah," katanya.
Sementara itu, Elisabet meneliti fermentasi biji durian. "Biji durian itu difermentasi dulu selama 14 hari hingga menjadi angkak yang berbentuk bulir dengan warna kemerahan, lalu dilarutkan dengan ethanol dan air hingga menjadi bubuk," katanya.
Menurut dia, bubuk dari biji durian itu mengandung antioksidan yang baik untuk kesehatan. "Saya sudah menelitinya dan kandungan antioksidan itu memang ada, karena itu saya berencana mengembangkan menjadi bubuk minuman seperti halnya teh celup, tapi hal itu perlu diteliti lebih lajut," katanya.
11.
Klobot
jagung
Kelobot, atau secara agak kurang tepat disebut kulit jagung, adalah lembaran
modifikasi daun yang membungkus tongkol jagung. Kelobot merupakan braktea yang melingkupi tongkol. Kata ini
diserap dari bahasa Jawa, klobot.Daun merupakan salah satu organ
tumbuhan yang tumbuh dari ranting,
umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai
penangkap energi dari cahaya matahari untuk fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting
bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan
energinya sendiri melalui konversi energi cahaya matahari menjadi energi kimia.
Daun sempurna tersusun dari tiga bagian: pelepah, tangkai
(petiolus), dan helai
(lamina) daun. Pelepah daun mendudukkan daun pada batang. Tangkai daun
menghubungkan pelepah atau batang dengan helai daun. Helai daun merupakan
bagian terpenting dari kebanyakan daun karena di sinilah fungsi utama daun
sebagai organ fotosintetik paling dominan bekerja.Bentuk helai daun sangat
beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua
dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar
daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang.
Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang.Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri
(misalnya pada kaktus), dan berakibat daun kehilangan fungsinya
sebagai organ fotosintetik. Daun
tumbuhan sukulen
atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi menjadi organ
penyimpan air Daun segar (kiri) dan tua. Daun tua telah
kehilangan klorofil sebagai bagian dari penuaan.Warna hijau
pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun.
Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan dalam
menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis.
Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten (berwarna jingga), xantofil
(berwarna kuning), dan antosianin (berwarna
merah, biru, atau ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil
sehingga warnanya berubah menjadi kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas
pada daun yang gugur).
Bungkil Sawit
Kulit kopi
Bungkil kopra
Bungkil kacang tanah
Kulit polong kedele
Ampas kecap
Kulit kc tanah
Empok jagung
Dari aspek kualitas, jenis limbah pertanian
yang potensial adalah jerami tanaman serelia, sedangkan dari aspek produksinya
adalah jerami padi, pucuk tebu dan daun tebu. Namun kualitas jerami padi dan
jerami tebu tergolong rendah hal ini disebabkan antara lain kandungan lignin
dan selulosenya yang tinggi.
Pakan lengkap dibuat dari bahan-bahan limbah pertanian sebagai sumber seratnya seperti daun tebu, kulit kacang tanah, jerami kedele, tongkol jagung, pucuk tebu dan lain-lain. Ditambah limbah agroindustri sebagai sumber energi yaitu polard (limbah gandum), dedak padi, tetes/molasses, onggok (limbah tapioca) dan lain-lain. Bahan-bahan sumber protein seperti bungkil kopra, bungkil sawit, bungkil minyak biji kapuk/randu dan urea. Dilengkapi dengan bahan sumber mineral seperti garam dapur, zeolit, tepung tulang dan lain-lain.
Pakan lengkap dibuat dari bahan-bahan limbah pertanian sebagai sumber seratnya seperti daun tebu, kulit kacang tanah, jerami kedele, tongkol jagung, pucuk tebu dan lain-lain. Ditambah limbah agroindustri sebagai sumber energi yaitu polard (limbah gandum), dedak padi, tetes/molasses, onggok (limbah tapioca) dan lain-lain. Bahan-bahan sumber protein seperti bungkil kopra, bungkil sawit, bungkil minyak biji kapuk/randu dan urea. Dilengkapi dengan bahan sumber mineral seperti garam dapur, zeolit, tepung tulang dan lain-lain.
Dalam menyusun formula pakan lengkap harus
diperhitungkan nutrisi dari masing-masing bahan baku, serta kebutuhan nutrisi
ternak. Komposisi nutrisi disesuaikan dengan kebuttuhan zat nutrisi ternak
masing-masing misalnya komposisi nutrisi untuk ternak penggemukan akan berbeda
dengan komposisi ternak pembibitan atau pembesaran.
Sebagai acuan dalam membuat/memformulasikan
pakan lengkap untuk ternak ruminansia dapat dilihat komposisi pakan lengkap
untuk pembibitan dan penggemukan yang dicantumkan pada table di atas.
Faktor yang perlu diperhatikan dalam memformulasikan pakan lengkap yang dibuat dari limbah pertanian dan limbah agroindustri adalah imbangan antara kandungan serat kasar dan energi. Kontrol kualitas pakan yang paling terpercaya adalah uji biologis langsung ke ternaknya, namun untuk cepatnya dapat ditempuh dengan uji fisik dan kimiawi di laboratorium makanan ternak secara analisisi proksimat.
Faktor yang perlu diperhatikan dalam memformulasikan pakan lengkap yang dibuat dari limbah pertanian dan limbah agroindustri adalah imbangan antara kandungan serat kasar dan energi. Kontrol kualitas pakan yang paling terpercaya adalah uji biologis langsung ke ternaknya, namun untuk cepatnya dapat ditempuh dengan uji fisik dan kimiawi di laboratorium makanan ternak secara analisisi proksimat.
PROSESING
Teknologi pengolah limbah pertanian dan limbah agroindustri menjadi pakan lengkap merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan nilai kedua limbah tersebut dengan metode prosesing yang terdiri dari :
Teknologi pengolah limbah pertanian dan limbah agroindustri menjadi pakan lengkap merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan nilai kedua limbah tersebut dengan metode prosesing yang terdiri dari :
- Perlakuan pencacahan (chopping) untuk merubah ukuran partikel dan melunakan tekstur bahan agar konsumsi ternak lebih efisien.
- Perlakuan pengeringan (dryng) dengan panas sinar matahari atau dengan alat pengeringan untuk menurunkan kadar air bahan.
- Proses pencampuran (mixing) dengan menggunakan alat pencampuran (mixer horizontal) dan perlakuan penggilingan dengan alat giling yang disebut “Hammer Mill” dan terakhir proses pengemasan.
CARA PEMBUATAN
- Bahan-bahan sumber serat dipotong-potong dengan alat pemotong (chopper) berukuran kecil (0,2 – 0,4 cm), kemudian dikeringkan dengan menggunakan pemanasan (dryer) sampai dengan kadar air 10 – 12 %
- Bahan-bahan sumber serat dan sumber energi serta protein dicampur dalam alat pecampuran/mixer horizontal bersama dengan larutan tetes/molasses sampai merata.
- Seluruh bahan-bahan campuran tersebut selanjutnya digiling dengan menggunakan hammer mill dan ditambahkan dengan urea, garam dapur dan tepung tulang sampai ukuran partikelnya kecil dan tercampur secara merata. Apabila telah tercampur maka bahan-bahan tersebut dikemas ke dalam karung yang sudah disiapkan dengan ukuran berat sesuai dengan yang diinginkan.
Pembuatan pakan lengkap perlu dilakukan oleh
suatu lembaga atau wadah kelompoktani yang selanjutnya mendistribusikan ke
anggotanya.
Keunggulan pakan lengkap buatan kelompoktani diantaranya :
• Harganya lebih murah dengan kuallitas standar karena menggunakan bahan baku lokal.
• Mudah dalam distribusi karena jarak antara tempat prosesing dengan lokasi peternak lebih dekat.
• Memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan pakan komersial buatan pabrik skala industri besar, karena lebih efisien dalam biaya produksi dan biaya transportasi.
• Merupakan embrio usaha di bidang agroinput di pedesaandenganb skala komersial yang asetnya dimiliki oleh masyarakat untuk pengembangan dan pemberdayaan usaha kecil dan menengah (UKM).
Keunggulan pakan lengkap buatan kelompoktani diantaranya :
• Harganya lebih murah dengan kuallitas standar karena menggunakan bahan baku lokal.
• Mudah dalam distribusi karena jarak antara tempat prosesing dengan lokasi peternak lebih dekat.
• Memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan pakan komersial buatan pabrik skala industri besar, karena lebih efisien dalam biaya produksi dan biaya transportasi.
• Merupakan embrio usaha di bidang agroinput di pedesaandenganb skala komersial yang asetnya dimiliki oleh masyarakat untuk pengembangan dan pemberdayaan usaha kecil dan menengah (UKM).
1. Optimasi pemanfaatan
limbah pertanian dan limbah agroindustri untuk produksi pakan lengkap (complete
feed) memerlukan dukungan informasi tentang potensi bahan baku lokal di tiap-tiap
wilayah sehingga dapat diformulasikan komposisi pakan lengkap yang spesifik
lokasi.
2. Pengembangan pakan lengkap perlu diprioritaskan di daerah-daerah sentra produksi ternak potong dan pembibitan, khususnya pada agroekosistem lahan kering.
3. Untuk mewujudkan usaha pembuatan pakan lengkap perlu diupayakan pengadaan alat dan mesin penngolahan limbah diantaranya mesin pemotong (chopper), alat pencampur (mixer) dan alat penghancur (hammer mill) sesuai dan tepat guna, murah serta terjangkau oleh kemampuan kelompoktani di pedesaan
2. Pengembangan pakan lengkap perlu diprioritaskan di daerah-daerah sentra produksi ternak potong dan pembibitan, khususnya pada agroekosistem lahan kering.
3. Untuk mewujudkan usaha pembuatan pakan lengkap perlu diupayakan pengadaan alat dan mesin penngolahan limbah diantaranya mesin pemotong (chopper), alat pencampur (mixer) dan alat penghancur (hammer mill) sesuai dan tepat guna, murah serta terjangkau oleh kemampuan kelompoktani di pedesaan
Pakan yang baik untuk sapi adalah yang dapat
memenuhi kebutuhan protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Protein
berfungsi untuk mengganti sel-sel yang telah rusak, membentuk sel-sel tubuh
baru dan sumber energi. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi dan
pembentukan lemak tubuh. Lemak berfungsi untuk pembawa vitamin A,D,E,K dan juga
sebagai sumber energi. Pada sapi yang digemukkan secara setengah intensif (
kereman ) dan full intensif ( dry lot fattening ) lapisan lemak dapat
menyelimuti serabut otot sehingga tekstur daging otot menjadi lembut ( kualitas
terbaik ).Mineral diperlukan untuk pembentukan jaringan tulang dan urat serta
mempermudah proses pencernaan dan penyerapan zat-zat makanan.. Vitamin berfungsi
untuk mempertahankan kekuatan tubuh dan kondisi kesehatan.
Dalam hal
ketersediaan pakan di pedesaan, jerami adalah sumber pakan yang paling banyak
di jumpai, sehingga fokus kita adalah pada jerami tersebut. Akan tetapi jerami
adalah sumber pakan yang berkualitas rendah, ini dapat dilihat kandungan yang
terdapat didalamnya yaitu protein 4,5 – 5,5 % – lemak 1,4 – 1,7% – serat kasar
31,5 – 46,5 % – Daya cerna 30 % ( seandainya makan 10 kg jerami maka yang
diserap hanya 3 kg lainnya menjadi kotoran ), bandingkan dengan rumput gajah
dimana protein 8,4 –11,4 % – lemak 1,7 – 1,9 % – serat kasar 29,5 – 33 % – daya
cerna 52 %, dari perbandingan tersebut terlihat bahwa jerami terlalu kasar dan
sangat sulit dicerna disamping kandungan protein dan lemak yang sedikit. Untuk
meningkatkan mutu dari jerami maka diperlukan perlakuan khusus, berikut
beberapa cara untuk meningkatkan mutu jerami :
1. Jerami padi dicampur
dengan urea + starbio Jerami yang akan dicampur harus ditimbang terlebih
dulu.Jerami bisa dalam keadaan kering ataupun basah ( segar ). Untuk jerami
kering, urea yang digunakan harus dilarutkan kedalam air terlebih dulu, setiap
100 kg jerami kering dibutuhkan 100 liter air sebagai pelarut urea.Sedang untuk
jerami segar, urea tak perlu dilarutkan kedalam air.Bila jerami segar yang
dipilih maka setiap 100 kg jerami di butuhkan 10 kg urea + 10 kg starbio untuk
ditaburkan diatasnya( dengan kata lain 1 kg jerami dengan 1 ons urea + 1 ons
starbio ).Cara mencampurnya yaitu jerami di buat berlapis-lapis, setiap lapisan
tebalnya 10 cm, setelah lapisan pertama ditebarkan lalu di tumpuki lapisan
kedua begitu seterusnya, kemudian tutup tumpukan tersebut dengan plastik agar
terjadi fermentasi, hindarkan dari terik sinar matahari dan hujan. Tunggu 21
hari untuk diberikan hewan ternak. Pencampuran ini dimaksudkan untuk
menghancurkan ikatan silika dan lignin pada selulosa jerami, sehingga mudah
dicerna dan kaya akan nitrogen, tingkat daya cerna jerami dapat meningkat dari
30 % menjadi 52 %.
2. Jerami Padi kering
dengan tetes. Jerami padi olahan ini dibuat dengan cara difermentasikan
selama 24 jam, yaitu jerami dipotong-potong, kemudian dicampur air dan tetes
dengan perbandingan 2 : 1. Untuk setiap 10 kg jerami kering dibutuhkan tetes
1,5 kg dan air 3 kg ( 3 liter ), ditambah super phospat 25 gram ( 1
sendok makan ) dan amonium sulfat 25 gram juga, tunggu 24 jam baru
diberikan pada sapi.
3. Jerami padi kering dengan larutan NaOH
Olahan jerami
padi kering dilakukan dengan cara jerami dicuci dengan NaOH. Jerami padi
sebanyak 1 kg disiram secara merata dengan larutan NaOH 30 gram + air 1 liter,
kemudian selelah disiram tunggu minimal 6 jam agar silika hancur. Menurut
Ditjen peternakan bahwa seekor sapi bisa diberikan jerami olahan ini sebanyak 5
kg + hijauan segar 5 kg + 5 gr mineral campuran yang bisa dibeli di toko dan
garam dapur dua sendok makan.
Setelah
mengetahui tata cara peningkatan mutu jerami yang membuat kita tidak perlu
mengarit kesana kemari , sekarang kita membahas pakan tambahan yang berfungsi
sebagai pemercepat pertambahan bobot sapi. Pakan tambahan ini adalah syarat
mutlak dalam penggemukan sapi secara intensif. Berikut beberapa sumber pakan
tambahan yang dapat di jumpai di kebanyakan daerah, serta kandungan yang
terdapat di dalamnya.
Tabel 1
Nama
Pakan
|
Protein
%
( dalam
100 kg )
|
Lemak
%
(
dalam 100 kg )
|
TDN *
(
dalam 100 kg )
|
Bahan
Kering
|
Dedak Halus
|
14 %
|
3,32
%
|
87,6
%
|
86 %
|
Dedak kasar
|
9,9 %
|
2,10
%
|
56,3
%
|
84 %
|
Tepung Jagung
|
9,38
%
|
5,6 %
|
81,84
%
|
84,98
%
|
Gamblong
|
2,83
%
|
0,676
%
|
77,25
%
|
35 %
|
Ampas tahu
|
25,4
%
|
5,4 %
|
76,6
%
|
10,8
%
|
Kacang Kedele
|
48 %
|
3, 65
%
|
84,3%
|
87 %
|
Tepung Ikan
|
54,3
%
|
2,86
%
|
68,8
%
|
89 %
|
* TDN singkatan dari
Total Digestible Nutrient, adalah jumlah persentase zat-zat makanan yang dapat
dicerna.Perhitungannya berdasarkan penjumlahan persentase dapat dicerna dari
protein, serat kasar, BETN ( bahan
ekstrak tiada nitrogen
), serta ekstrak eter dengan konstanta 2,5.
Untuk lebih
lengkapnya lihat Lampiran – Halaman paling belakang
Perlu di ketahui bahwa sapi mempunyai
kemampuan mengkonsumsi pakan berdasarkan bobot, semakin berat bobot maka
semakin banyak kemampuan makannya, berikut perkiraan kemampuan sapi dalam
mengkonsumsi pakan :
Tabel 2
Bobot
( kg
)
|
Kemampuan
Mengonsumsi Pakan
( %
dari bobot badan )
|
100 –
150
|
3,5
|
150 –
200
|
4
|
200 –
250
|
3,5
|
250 –
300
|
3
|
300 –
350
|
2,8
|
350 –
400
|
2,6
|
400 –
450
|
2,4
|
450 –
500
|
2
|
Perkiraan diatas
berdasarkan pakan dengan kandungan kering. Contoh perhitungan bila kita
mempunyai sapi bakalan yang siap digemukkan berbobot 400 kg maka konsumsi bahan
keringnya adalah 400 x 2,4 % = 9,6 kg, dari kebutuhan ini kita bagi menjadi dua
bagian yaitu 40 % pakan tambahan dan 60 % jerami atau rumput
gajah, perbandingan ini sangat pas untuk penggemukan secara intensif. Jadi
untuk jerami di butuhkan 60 % x 9,6 = 5, 76 kg sisanya yaitu 3,84 kg berupa
pakan tambahan seperti dedak, tepung jagung, gamblong atau yang lain tergantung
yang mana yang mudah didapatkan didaerah masing-masing. Berikut 2 jenis makanan
pokok ( makanan kasar ) yang merupakan sumber serat kasar bagi sapi yang
umumnya di jumpai di daerah.
Tabel 3
Nama Pakan
|
Protein
|
Lemak
|
TDN
|
Bahan
Kering
|
Jerami
|
4,5 %
|
1,4 %
|
30 %
|
86 %
|
Rumput Gajah
|
8,7 %
|
2,01
%
|
49,2
%
|
23,8
%
|
Jadi sekarang
bisa kita hitung angka riil yang dibutuhkah sapi yang berbobot 400 kg tersebut
di atas. Sudah didapat dari perhitungan bahwa jerami kering yang dibutuhkan
adalah 5,76 kg berarti kalo kita mengambil jerami pada umumnya dengan bahan
kering 86 % perhitungannya riil sebagai berikut :
5,76 kg x 100 /
86 = 6,7 kg dan bila pakan tambahan yang di berikan hanya dedak kasar maka
didapat 3,84 x 100 / 84 = 4, 57 kg. Jadi jelas sekarang untuk sapi bobot 400 kg
di butuhkan jerami sawah atau hasil olahan seberat 6,7 kg timbangan dan dedak
4,6 kg timbangan ( pembulatan ).
Penyusunan Pakan Tambahan Yang Lengkap
Pakan tambahan seyogyanya tidak dedak saja, melainkan kombinasi dari
berbagai jenis, untuk itu sebelumnya kita ketahui terlebih dulu kebutuhan zat
gizi yang diperlukan untuk penggemukan.Berikut tabel kebutuhan nutrisi sapi
jantan dalam berbagai kelompok umur :
Tabel 4
Berat sapi
( KG )
|
% SERAT KASAR
|
% PROTEIN
|
% TDN
|
200
|
15
|
13
|
86
|
250
|
20
|
11,4
|
80
|
300
|
23
|
10,4
|
80
|
350
|
25
|
10
|
80
|
400
|
25
|
9,5
|
77
|
450
|
35
|
9
|
75
|
600
|
28
|
8
|
70
|
800
|
20
|
7
|
60
|
* berdasarkan berat kering.
Sekarang kita
coba menyusun ransum makanan sapi dengan maksimal pertambahan berat badan yaitu
1 kg keatas berdasarkan tabel 1 – 4. Kita susun ransum sapi dengan bobot 400
kg. Telah disinggung pada halaman sebelumnya bahwa untuk penggemukan secara
intensif komposisi hijauan ( makanan kasar / serat kasar ) dengan konsentrat
sebagai pakan tambahan dengan perbandingan 60 % : 40 %. Sedang sumber makanan yang tersedia adalah sebagai berikut :
- Jerami (sebagai
pengganti hijauan sumber serat kasar krn mudah didapat dan murah)
Peternakan merupakan sub sektor pertanian yang memiliki
peluang besar untuk dikembangkan sebagai sub pertanian di masa depan. Kebutuhan
masyarakat akan produk-produk peternakan akan semakin meningkat setiap tahunnya
karena peternakan merupakan salah satu penyedia protein, energi, vitamin, dan
mineral yang sangat dibutuhkan seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan
kebutuhan gizi guna meningkatkan kualitas hidup.
Konsumsi masyarakat terhadap daging terus mengalami peningkatan dan
kebutuhan ini dipenuhi selain dari produksi dalam negeri juga dari impor.
Konsumsi daging di Ngawi terus meningkat pada lima tahun belakangan ini mulai
dari tahun 2009 – 2014, berturut-turut sebesar 6.43, 6.6, 6.85, 7.05, 7.08
(kg/kapita/tahun). Salah satu jenis ternak sebagai produsen daging guna
memenuhi protein hewani adalah kambing, oleh karena itu masyarakat banyak
mengusahakan usaha ternak kambing. Usaha ternak kambing selain dikelola secara
komersil untuk menghasilkan pendapatan bagi para peternak, usaha ini juga
sering diusahakan sebagai usaha sampingan yang digunakan sebagai tabungan
keluarga. Kec pitu merupakan salah satu daerah yang banyak mengusahakan ternak
kambing. Salah satu kelurahan yang banyak memelihara kambing di kecamatan ini adalah
Kelurahan Dumplengan. Di kelurahan ini, pemeliharaan kambing umumnya dilakukan
secara modern, dengan pengelolaannya menggunakan pakan ternak yang di
fermentasi. Dengan metode modern ini maka peternak dapat meningkatkan jumlah produksi guna
memenuhi kebutuhan kambing hidup.dengan menggunakan pakan yang di fermentasi
ini mak peternak dapat menghemat waktunya untuk mencari pakan ternak, sebelum
pakan ternak dulu di fermentasi peternak memerlukan waktu yang lama untuk
mencari pakan ternak sehingga peternak tidak dapat bekerja secara maksimal dan
tidak berani untuk memelihara ternak dengan skala besar karena untuk memberikan
pakan ternak butuh waktu lebih dari 5 jam sehingga peternak hanya mampu
mengelola kambing dengan skala kecil sehingga hasil yang di dapat kuranglah
maksimal. Setelah peternak menggunakan pakan yang di fermentasi maka limbah
yang dikira tidak manfaat sekarang di manfaatkan untuk pakan ternak contoh:
jerami padi,debog pisang, kulit kacang tanah, dll setelah tau bahwa bahan yang
dulu dianggap limbah dapat diolah menjadi pakan ternak sekarang peternak tidak
repot - repot untuk mencari bahan pakanan ternak. Sehingga waktu yang digunakan
sekarang relatif sedikit yaitu 30 menit sudah bisa untuk memelihara kambing
dengan skala yang besar
|
|
|
Dalam kajian hukum muamallah, “masalah akad (‘aqd) atau
perjanjian menempati posisi sentral, karena ia merupakan cara paling penting
yang digunakan untuk memperoleh suatu maksud, terutama yang berkenaan dengan
harta atau manfaat sesuatu secara sah”4. Didalam akad atau
perjanjian terdapat pernyataan atas suatu keinginan positif dari salah satu
pihak yang terlibat dan diterima oleh pihak lainnya, yang menimbulkan akibat
hukum pada obyek perjanjian. Kesepakatan atau akad adalah salah satu bentuk
perbuatan hukum atau disebut dengan tasharruf. Definisi tasharruf adalah
“segala sesuatu (perbuatan) yang bersumber dari kehendak seseorang dan syara’
menetapkan atasnya sejumlah akibat hukum (hak dan kewajiban)”5.
|
Dalam menjalin beberapa ketentuan transaksi antara BMT dan
nasabah, sistem mudharabah telah mengatur beberapa hal yang berkaitan dengan
mekanisme kesepakatan (akad) pembiayaan mudharabah dan mekanisme pelaksanaan
bagi hasil. Aturan mengenai hal itu tentu saja secara teoritis berkiblat pada
perspektif literatur fiqh klasik muamallah tentang mudharabah yang kemudian
direaktualisasikan oleh para praktisi dan akademisi perbankan syariah
kontemporer. Karena dalam masyarakat banyak muncul asumsi bahwa BMT dan lembaga
keuangan syariah lainnya sama saja dengan lembaga keuangan konvensional
lainnya, maka penelitian ini dibuat guna mencari solusi alternatif bagi
permasalahan tersebut, serta untuk mengetahui apakah para nasabah memahami
konsep pembiayaan mudharabah baik dari segi pemahaman arti akad maupun sistem
nisbah bagi hasilnya, sekaligus dalam rangka membangun sistem transaksi ekonomi
yang Islami (berkeadilan) dalam sebuah lembaga keuangan.
|
1.2 Perumusan Masalah
1. Apakah ada modal bagi hasil
terhadap minat masyarakat dalam memilih simpanan pada BMT Ikatan Persaudaraan
Migran Hongkong (IPMH) Halaqoh Kecamatan
Paron ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tentang modal
bagi hasil terhadap minat masyarakat dalam memilih simpanan pada BMT Ikatan
Persaudaraan Migran Hongkong (IPMH) Halaqoh Kecamatan
Paron.
2. Untuk melengkapi tugas dan
memenuhi syarat-syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas
Ekonomi Universitas Soerjo Ngawi.
1.4 Manfaat
1. Bagi BMT Ikatan Persaudaraan Migran
Hongkong (IPMH) Halaqoh Kecamatan Paron.
|
b. Sebagai bahan masukan untuk evaluasi terhadap
simpanan dan modal bagi hasil yang diberikan oleh BMT Ikatan Persaudaraan
Migran Hongkong (IPMH) Halaqoh Kecamatan Paron kepada nasabahnya.
2. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengaplikasikan
dan membagikan ilmu pengetahuan yang telah diperolehnya di kampus untuk dapat
diterapkan dalam masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar