الم -١-
ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ -٢-
1. Alif Lam
Mim
2. Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa,
Kalau kita
meyakini Islam sebagai Agama yang benar di sisi Allah Pasti meyakini pula Wahyu
Allah yaitu Al-Qur’an dan meyakini pula Nabi pembawanya Nabi Muhammad SAW,
lantas bagi kita generasi muda penerus perjuangan Islam apa percaya saja sudah
cukup bagi kita ?
Nah kali ini
saya akan membahas masalah ini! Perlu diketahui bahwa Tidak diterima Amal saleh
tanpa iman, dan tidak pula dianggap iman tanpa amal saleh. Keduanya kata nabi
harus berjalan seiring. Iman ibarat akar pohon, dan amal saleh adalah buahnya.
Buah yang banyak serta manis adalah bukti dari kesuburan pohon, dan pohon yang
kuat menyebabkan terawat-nya buah yang baik. Oleh karena itu, keimanan dan
perbuatan sangat erat hubungannya. kata amal selalu di
sertai penyebutan-nya dengan keimanan
dalam sebagian besar ayat-ayat Al-Qur’an. Allah SWT berfirman
dalam surat Al-Baqoroh ayat 25 :
وَبَشِّرِ
الَّذِين آمَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن
تَحْتِهَا الأَنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُواْ مِنْهَا مِن ثَمَرَةٍ رِّزْقاً قَالُواْ
هَـذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِن قَبْلُ وَأُتُواْ بِهِ مُتَشَابِهاً وَلَهُمْ فِيهَا
أَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ -٢٥-
Dan
sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat
kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai. Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dari
surga, mereka berkata, “Inilah rezeki yang diberikan kepada kami dahulu.”
Mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa. Dan di sana mereka (memperoleh)
pasangan-pasangan yang suci. Mereka kekal di dalamnya.
Nabi juga
bersabda yang artinya : “Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan
tidak pula menerima amal perbuatan tanpa iman.” (HR. Ath-Thabrani).
Hadirin yang
berbahagia
Setelah
Beriman maka ber amal shalih harus berpedoman pada “Al-Qur’an” sebagai jalan hidup,
artinya Al-Qur’an sebagai landasan pertama setiap amal / langkah kita hidup di
dunia ini, mencakup segala hal : Pola berfikir, cara bersikap dan bertingkah
laku , amaliah ibadah baik yang fardhu maupun yang sunnah.
Mari sedikit
kita uraikan satu persatu,
Yang Pertama
: Pola berfikir yang sehat adalah pola berfikir yang sesuai dengan Al-Qur’an
dan tidak menyimpang dari Al-Qur’an, pola berfikir yang terbimbing oleh Allah
melalui guru yang saleh. Sebagai generasi terpilih Jauhkan diri kita berfikir bebas
yang mengarahkan diri kepada kesesatan, kemusyrikan dan penentangan terhadap
Al-Qur’an. Penyakit yang menggejala saat ini orang tidak pernah menyaring
apa-apa yang telah kita terima, lebih-lebih yang suka buka-buka internet dan
bertanya pada mbah google, banyak yang terjerumus pada kesesatan pemikiran,
yang banyak dialami oleh pemuda-pemuda yang notabene baru mendalami Islam.
Seharusnya
mereka mempunyai filter yang kuat dan harus pandai meneliti dan mengetahui
sumber situs yang sesuai dengan Al-Qur’an dan ahlus sunnah waljama’ah dan
menyaring situs-situs yang berdalih islam tetapi menghancurkan aqidah umat
islam. Lalu filternya apa ? ............... ya jelas dong filternya harus
diperoleh langsung dari guru, ngaji dulu pada guru, kiyai, ulama’ yang shalih
langsung dengan waktu yang cukup sehingga memperoleh bekal ilmu agama yang
menyeluruh, juga suka duduk di majelis ilmu, majelis dzikir maupun majelis
sholawat.
Yang Kedua :
Cara bersikap dan bertingkah laku yaitu kita sebagai generasi muda menggunakan
pedoman Al-Qur’an dalam bersikap dan bertingkah laku atau dengan kata lain kita
memelihara akhlak yang qur’ani. Nabi kita adalah cerminan ahlaq qur’ani,
kemuliaan akhlaknya adalah pancaran dari nilai-nilai Al-Qur’an yang Mulilia.
Kita dengan mengikuti Akhlak nabi berarti kita berakhlakkan Al-Qur’an. Kita
berbakti kepada orangtua, menyayangi keluarga, menghormati tetangga, mendo’akan
sesama muslim adalah akhlak yang diajarkan nabi.
Yang ketiga
: memelihara amaliah ibadah baik yang fardhu maupun yang sunnah, keduanya
senantiasa kita jaga secara istiqomah hingga akhir hayat, kita jalankan
secara istiqomah karena Istiqomah lebih baik dari pada seribu karomah “istiqomah
khoirum min alfi karomah” dan semua hanya mengharap ridho Allah SWT.
Kita
menjalankan yang wajib itu sudah pasti, betul tidak? ............... tapi
memelihara yang sunah ini kadang terlupakan, padahal yang sunnah-sunnah ini
sebagai penutup apabila ada kekurangan pada ibadah yang fardhu. Para kekasih
Allah selalu memelihara yang sunnah dan ia merasa kesunahan itu wajib baginya.
Apakah kita
sudah melaksanakan hal-hal seperti itu hadirin? Jawabnya ya ada pada diri
masing-masing dalam munajat dan tafakur kita nanti... bagi yang mau berfikir.
Hadirin yang
berbahagia
Menjadikan
Al-Qur’an menjadi jalan hidup juga berarti kita harus senantiasa
mempelajari-Nya tanpa bosan-bosan dan mengamalkannya, belajar mulai dari buaian
hingga liang lahat. Dan kita akan menjadi sebaik-baik manusia “khoirukum man
ta’allamal qur’an wa’allamahu” sabaik-baik kamu adalah orang yang belajar
al-qur’an dan mengajarkannya.
Di akhir
ceramah ini saya ingin menyimpulkan inti pembahasan ini agar mudah kita ingat.
Menjadikan Al-Qur’an sebagai jalan hidup adalah memelihara amal kebaikan yang
diajarkan oleh Rasulullah secara istiqomah karena Allah yang didahului dengan
keimanan, serta memelihara yang tiga : Menjaga pola berfikir sehat sesuai
al-qur’an dan sunnah dengan belajar Ilmu agama pada guru yang shalaih , berbudi
pekerti Al-Qur’an ( yakni akhlak rasul), dan menjaga keistiqomahan dalam
beribadah yang wajib maupun sunnah.
Saya akhiri
ceramah ini semoga dapat bermanfaat, kurang lebihnya mohon ma’af, billahitaufiq
walhidayah, Ihdinassirotol mustakim....
Wassalamu’alaikum
Wr.Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar