PROPOSAL SKRIPSI
PENGARUH
MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI
UPT DINAS PENDIDIKAN KEC GERIH KABUPATEN NGAWI
OLEH
:
KHUSNUL
KHOTIMAH
NPM
: 094046
FAKULTAS
EKONOMI MENEJEMEN
UNIVERSITAS
SOERJO NGAWI
2013
PROPOSAL SKRIPSI
PENGARUH
MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI ............
A. LATAR
BELAKANG
Memotivasi
merupakan salah satu faktor kunci untuk bekerja dan mencapai kinerja yang
tinggi.Motivasi sebagai upaya yang dapat memberikan dorongan kepada seseorang
untuk mengambil suatu tindakan yang di kehendaki.
B. PERUMUSAN
MASALAH
1. Apakah
motivasi kerja pegawai secara parsial berpengaruh terhadap kinerja di UPT Dinas
Pendidikan Kec Gerih Kabupaten Ngawi?
2. Apakah
motivasi kerja pegawai berpengaruh
paling dominan terhadap kinerja di UPT Dinas Pendidikan Kec Gerih Kabupaten
Ngawi?
C. TUJUAN
PENELITIAN
1. Untuk
menjelaskan secara simultan pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai di
UPT dinas pendidikan kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi.
2. Untuk
mengetahui Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai secara simultan terhadap kinerja pegawai
pegawai di UPT dinas pendidikan kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi.
D. MANFAAT
PENELITIAN
Adapun
manfaat yang penulis harapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi
kantor UPT dinas Pendidikan
a. Hasil
penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan motivasi kerja
sehingga dapat mendorong motivasi karyawan dalam bekerja untuk mendapatkan
hasil kinerja yang lebih baik lagi.
b. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan untuk pengembangan dan
pembinaan sumber daya manusia.
2. Bagi
penulis
Penelitian
bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan di
lapangan.
E. LANDASAN
TEORI
E.1 Pengertian
Menurut Drs,
Moekijat kata motivasi berasal dari kata dasar motive yang berarti dorongan sebab atau alasan seseorang melakukan
sesuatu. Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau
menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan/ kegiatan yang langsung secara
sadar.[1]
Menurut
Manullang , motivasi (motivation)
berarti pemberian motif, penimbulan motive, atau hal yang menimbulkan dorongan
atau keadaan yang menimbulkan dorongan. Motivasi dapat pula diartikan faktor
yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu.[2]
Kinerja pegawai merupakan gambaran hasil kerja yang dilakukan
pegawai terkait dengan tugas apa yang di embannya dan merupakan
tanggungjawabnya.Dalam hal ini tugas rutin pegawai adalah mengadakan
perencanaan, pengelolaan, dan pengadministrasian atas tugas-tugas serta
melaksanakan tanggungjawabnya.
F. HIPOTESIS
Hipotesis menurut Djoko Purwito
adalah “jawaban sementara yang perlu dibuktikan kebenarannya”.[3] Berdasarkan masalah di atas, maka dapat di
kemukakan hipotesisi sebagai berikut :
1. Di
duga bahwa variabel motivasi kerja yang terdiri dari
2. Di
duga variabel motivasi kerja berpengaruh pada kinerja pegawai dinas pendidikan
kecamatan gerih kabupaten ngawi.
G. METODOLOGI
PENELITIAN
a. Lokasi
Penelitian
UPT
Dinas Pendidikan kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi Jl. Raya Ngawi Kendal.
b. Identifikasi
dan Pengukuran Variabel
Djoko Purwito mendefinisikan “
Variabel sebagai konsep yang memiliki variasi nilai”.[4]
1. Variabel
Independen adalah “ suatu bentuk variabel yang mempengaruhi munculnya gejala
lain”.[5]
Variabel
independen dalam penelitian ini yaitu Kinerja Pegawai (X) yang diartikan
sebagai perbandingan antara motivasi kerja dan kinerja pegawai.
2. Variabel
Dependen adalah “jenis variabel yang munculnya di pengaruhi oleh variabel
lain”.[6]
Variabel
dependen dalam penelitian ini yaitu Motivasi Kerja (Y) yang diartikan sebagai
perbandingan antara layanan yang diharapkan dengan kinerja.
c. Populasi
dan Pengambilan Sampel
1. Populasi
Menurut
Djoko Poerwito “Populasi adalah keseluruhan elemen dari subyek penelitian, atau
merupakan himpunan semua hal yang ingin di ketahui”.[7]
Populasi
dalam penelitian ini adalah semua pegawai UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Gerih
Kabupaten Ngawi
2. Sampel
Menurut Djoko Purwito “ sampel adalah
sekelompok tertentu yang diambil untuk mewakili seluruh populasi, sehingga
kelompok tersebut dapat menunjukan representasi dari karakteristik populasi”.[8]
Adapun dalam penelitian ini penulis
menggunakan sampel stratifikasi ( stratified rendom sampling), yaitu “ metode
penarikan sampel dengan berdasarkan pada strata populasi”.[9]
Dalam penelitian ini hanya sebagian
populasi yang diambil untuk di jadikan sampel. Untuk jumlah sampel yang di
perlukan rumus slovin sebagai berikut :
N
N =
N.d2 + 1
Dimana
:
n : Ukuran Sampel
N : Ukuran Poulasi
d : Presisi/Prosentasi
d. Sumber
Data
Untuk memperoleh sumber data
yang akurat dan valit dari suatu penelitian, maka diperlukan pula data yang
dapat di percaya kebenaranya. Sumber data dalam penelitian ini meliputi :
1. Data
Primer
Menurut Djoko Purwito “ data
primer adalah sumber pertama atau sumber yang asli dan di kumpulkan secara
khusus untuk menjawab pertanyaan peneliti”[10]
Dalam penelitian ini data primer
di peroleh dari kuisioner responden tentang beberapa variabel yang di teliti.
2. Data
Skunder
Menurut Djoko Purwito “ data skunder
adalah sumber data kedua dan seterusnya yang juga di pakai dalam sebuah
penelitian untuk mendukung sumber data primer dalam upaya mengungkapkan
permasalahan penelitian”.[11]
Dalam Penelitian ini data
sekunder adalah dokumen mengenai gambaran umum perusahaan yang meliputi sejarah
singkat Kantor UPT Dinas pendidikan Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi, visi misi
kantor UPT Dinas Pendidikan Kec Gerih, struktur Organisasi dan sebagainya.
e. Teknik
pengumpulan Data
Teknik
atau pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi :
1. Metode
kuisioner
Metode kuisioner atau angket menurut
Djoko Purwito adalah “ suatu usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan
sejumlah pertanyaan-pertanyaan tertulis yang di jawab oleh responden”.[12]
Jawaban terhadap pertanyaan tentang
tingkat harapan dan persepsi menggunakan skala likert dengan nilai-nilai
sebagai beikut
a. Jawaban
sangat setuju diberi bobot 5
b. Jawaban
setuju diberi bobot 4
c. Jawaban
netral di beri bobot 3
d. Jawaban
tidak setuju di beri bobot 2
e. Jawaban
sangat tidak setuju di beri bobot 1
Sedangkan jawaban pertanyaan
tentang tingkat tingkat kepuasan menggunakan skala likert yeng terdiri dari 5
jawaban dengan bobot masing-masing sebagai berikut:
a. Jawaban
sangat puas diberi bobot 5
b. Jawaban
puas diberi bobot 4
c. Jawaban
netral diberi bobot 3
d. Jawaban
tidak puas di beri bobot 2
e. Jawaban
sangat tidak puas diberi bobot 1
2. Metode
Dokumenter
Metode dokumenter menurut Djoko Purwito
adalah “cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa
arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil/hukum dan
lain-lain yang berhubungan dengan masalah penyelidikan”.[13]
f. Teknik
analisis Data
1. Analisis
Regresi Berganda
Digunakan untuk menguji
apakah secara bersama-sama variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen. Persamaan yang di gunakan adalah :
Y=a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +
b4X4 +b5X5 + e
Dimana:
Y = Motivasi
A = Bilangan konstanta
X1 = Reliabilitas
X2 =Daya tanggap
X3 = jaminan
X4 = Empati
X5 = Bukti Fisik
E = Standar error
2. Uji
F ( F test )
Digunakan
untuk menguji masing-masing variabel independent dengan variabel dependen.
Perhitungan
:
R² (N-K-1)
F=
K
( 1-R² )
Dimana
;
R = Koefisiensi korelasi berganda
k =
Banyaknya variabel Bebas
n =
ukuran sampel
3. Uji
t ( t test)
Digunakan
untuk menguji masing-masing variabel independent dengan variabel dependen.
Perhitungan
:
r
n - 2
t=
Dimana
;
r
= Koefisiensi regresi
n
= jumlah responden
DAFTAR
BACAAN
Malayu S.P Hasibuan,
Organisasi dan Motivasi, PT
Bumi Aksara, Jakarta, 2010.
Hamzah B Uno, Teori Motivasi Dan Pengukuranya,
edisi revisi, PT Bumi Aksara, Jakarta.
Daryanto, Motivasi Menuju Sukses, edisi 1, Satu
Nusa, Bandung, 2010
Djoko Poerwito, Metodologi : Pendekatan Praktis untuk
Bidang Ilmu Ekonomi dan sosial, LPM Universitas Soerjo Ngawi, Ngawi, 2011
[1]
Moekijat, Organisasi dan Motivasi, jilid 1, PT Bumi aksara, Jakarta, 2010, hal
. 93
[2]
Manulang, Pendorong Motivasi, Alfabeta, Bandung,hal.146
[3] Djoko
Poerwito, Metodologi Pendidikan: Pendekatan Praktis untuk Bidang Ilmu Ekonomi
dan Ilmu Sosial, LPM Universitas Soerjo Ngawi, Ngawi, 2011, Hal.33
[4] Ibid,
Hal.19
[5] Ibid,
Hal.28
[6] Ibid,
Hal.29
[7] Ibid,
Hal 43
[8] Ibid,
Hal 46
[9] Ibid Hal
47
[10] Ibid.
Hal 53
[11] Ibid.
[12] Ibid.
Hal 60
[13] Ibid,
hal. 65
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap organisasi yang berorientasi pada pelayanan
masyarakat (public service) tentunya
selalu menginginkan peningkatan kinerja dari waktu ke waktu. Peningkatan kinerja tidak hanya tergantung
pada peralatan yang serba modern, tetapi juga tergantung pada pegawai.
Perlakuan terhadap pegawai berbeda dengan perlakuan terhadap faktor produksi
yang lain, karena pegawai memiliki karakteristik yang berbeda dengan faktor
produksi yang lain karena mereka memiliki sifat-sifat seperti emosi,
intelektualitas dan religiusitas. Di sinilah tantangan bagi organisasi untuk
mengatur berbagai macam kekhususan yang dimiliki pegawai
Sebagai suatu organisasi,
Dinas Daerah harus memperhatikan pegawai agar bertanggung jawab, bersemangat,
disiplin, terampil dan kreatif sesuai dengan apa yang diharapkan untuk mampu
sejalan dengan perkembangan teknologi dan tuntutan kegiatan organisasi yang
efektif dan efisien.
Kebijaksanaan organisasi
terhadap pegawai diharapkan bersifat menyeluruh bagi organisasi dan bersifat
jangka panjang, yang merupakan sub sistem dalam kerangka manajemen perusahaan.
Maka pembinaan pegawai harus diarahkan untuk menjadi pemikir, penentu dan
pelaksana bagi jalannya program organisasi secara berkesinambungan dengan
efektif dan efisien, sebab keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan
organisasi juga ditentukan oleh bagaimana cara pengelolaan sumber daya manusia
yang ada.
Pada dasarnya pegawai sebagai
sumber daya manusia mempunyai dua dimensi yang harus dikembangkan untuk membentuk
tenaga kerja yang produktif. Pertama, sebagai sumber daya perlu dikembangkan
dan dikelola secara maksimal. Kedua, sebagai manusia perlu dilindungi dan
dimotivasi agar merasa aman dan bergairah dalam bekerja . Untuk itu diperlukan
pimpinan yang dapat mengendalikan organisasi tersebut agar dapat mengelola
sumber daya manusia dengan sebaik-baiknya. Pimpinan yang baik, tahu bahwa
manusia adalah harta perusahaan yang besar dan dengan berbagai kekuatan dan
tanggung jawab yang ada padanya menggerakkan sistem manajemen lebih produktif,
fleksibel dan lancar sehingga dapat memotivasi sumber daya manusia agar dapat
memberikan kontribusi dengan jalan menunjukkan kinerja yang baik, disamping
mengembangkan dan meningkatkan kualitas para pegawai.[1]
Pembinaan dan pengembangan
harus secara sadar dilandasi bahwa keberhasilan pegawai dalam menjalankan
tugasnya ditentukan oleh peranan pimpinan dalam menjalankan proses manajemen,
karena keberhasilan suatu organisasi merupakan tanggung jawab pimpinan.
Sebagaimana diketahui bahwa setiap pegawai dalam melaksanakan tugas pokoknya di
samping berusaha mencapai tujuan organisasi juga berusaha mencapai tujuan
pribadinya. Dengan demikian para Pegawai juga harus bertanggung jawab terhadap
keberhasilan pelaksanaan tugas pokoknya.
Memperhatikan misi organisasi,
pegawai dalam menjalankan tugasnya dapat dipengaruhi banyak faktor antara lain
faktor kemampuan dirinya, adanya pembinaan dari pimpinan, kondisi lingkungan
kerja, kesempatan dan fasilitas yang tersedia. Faktor-faktor tersebut dapat
memotivasi pegawai untuk melaksanakan kerja dengan baik sehingga dapat tercapai
kinerja yang baik pula.[2]
Seseorang agar mencapai kinerja yang tinggi
tergantung pada kerja sama, kepribadian, kepemimpinan, keselamatan, pengetahuan
pekerjaan kehadiran, kesetiaan, ketangguhan dan inisiatif. Kepemimpinan adalah
merupakan pemimpin yang mampu mengakomodir potensi bawahannya akan lebih
kondusif dalam pelaksanaan pencapaian tujuan organisasi.
Kinerja pegawai itu dipengaruhi oleh kemampuan,
motivasi dan kesempatan, baik kemampuan atas dasar kecerdasan atau ketrampilan,
namun tidak membahas faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja.
Motivasi merupakan kepatuhan
seorang pegawai atas daya dorongan/ rangsangan untuk melakukan suatu tindakan
dalam usaha pencapaian tujuan organisasi dengan berhasil guna dan berdaya guna.
Sehingga untuk memberikan dorongan/rangsangan kepada pegawai, dilakukan melalui
kedisiplinan kerja yang dimanifestasikan sebagai ketaatan dan kepatuhan
disiplin kerja, penerapan sanksi, ketegasan dan keteladanan pimpinan serta
hubungan kemanusian yang harmonis, selanjutnya kebutuhan akan lingkungan kerja
yang dimanifestasikan sebagai ruang gerak, suhu, penataan lingkungan dan
kreatifitas dan berinovasi serta kebutuhan akan penghargaan diri yang menjadi keinginan
yang cepat atas prestasi kerja, penghargaan dan pengakuan nyata dari prestasi
seseorang.
Motivasi adalah sesuatu yang dapat
menumbuhkan semangat dalam mencapai tujuan. Membangun Motivasi dalam diri yaitu
dengan menciptakan sensasi, mengembangkan tujuan, hampiri bayangan ketakutan,
mulailah dengan rasa senang dan berlatih dengan keras.[3]
Pendidikan tidak hanya
ditujukan kepada tuntunan bahwa pegawai harus bekerja dengan tingkat
profesional tinggi, tapi faktor yang jauh lebih penting adalah memberikan
motivasi dan kesempatan kepada pegawai untuk berprestasi, memberikan kebebasan
kepada pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan bidang tugasnya dan
menciptakan lingkungan kerja yang produktif agar pegawai mampu mengoptimalkan
potensi yang dimilikinya.
Ketergantungan terhadap
lingkungan kerja fisik dan non fisik sangatlah menentukan dalam pencapaian
kinerja pegawai yang optimal, seperti hubungan antar pegawai, hubungan pimpinan
dengan bawahan dan struktur tugas akan mempengaruhi kinerja pegawai. Oleh
karena itu dorongan pimpinan untuk memberikan motivasi dan penciptaan
lingkungan kerja yang konduktif harus diberikan kepada semua pegawai agar
tercapai kinerja yang optimal. Demikian juga pegawai pada UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi sebagai instansi yang mempunyai tugas dibidang
manajemen Pendidikan , memandang penting peran pegawai sebagai penggerak
organisasi sehingga kinerjanya perlu diberdayakan.
Bertitik tolak dari latar
belakang tersebut penulis tertarik menganalisis permasalahannya dan mengambil
judul Skripsi ini ”Pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi”.
B. Perumusan dan Pembatasan
Masalah
1.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut : ”Apakah Motivasi Kerja
berpengaruh terhadap kinerja pegawai di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Gerih
?”
2. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak terlalu
luas dan jelas ruang lingkupnya, maka dikemukakan pembatasan masalah penelitian
sebagai berikut :
a.
Secara
teoritis banyak faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya kinerja pegawai. Namun pada analisis ini peneliti memfokuskan pada motivasi kerja dan kinerja kinerja karyawan.
b.
Penelitian ini dilakukan di UPT
Dinas Pendidikan Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi
C. Tujuan Penelitian
Mengingat permasalahan penelitian di atas maka tujuan
dari penelitian ini adalah :
a.
Untuk mengetahui pengaruh
motivasi kerja secara terhadap kinerja pegawai di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi .
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari
penelitian dapat dilihat dari dua sudut pandang sebagai berikut :
a. Dilihat dari sudut pandang kegunaan teoritis
Hasil penelitian
ini diharapkan memberikan masukan yang berarti bagi penulis, berkaitan dengan
teori yang telah diperoleh selama kuliah dan penerapannya di lapangan.
Selanjutnya diharapkan dapat memberikan input bagi ilmu pengetahuan atau teori
yang berkaitan dengan sumber daya manusia terutama yang berkaitan dengan
motivasi, dan kinerja pegawai. Lebih jauh penelitian ini diharapkan dapat
berguna sebagai bahan untuk membentuk konsep baru tentang manajemen sumber daya
manusia berdasarkan fakta khususnya berkaitan dengan kinerja pegawai serta
pengembangan hipotesis yang akan dijabarkan kemudian.
b.
Dilihat dari sudut pandang kegunaan
praktis
1) Bagi
Peneliti
Diharapkan dengan penelitian ini dapat
menambah wawasan serta pengetahuan khususnya tentang kinerja pegawai dengan
berbagai aspek, dan selanjutnya dapat turut serta mengembangkan kualitas sumber
daya manusia.
2) Bagi
Akademik
Diharapkan dengan penelitian ini dapat
menambah khasanah pustaka khususnya Jurusan Ekonomi menejemen Universitas Soerjo Ngawi, dan
diharapkan dapat digunakan sebagai referensi pada penelitian yang akan
dilakukan dimasa yang akan datang.
3) Bagi
UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Gerih
Kabupaten Ngawi
Diharapkan dengan penelitian ini dapat
berguna bagi UPT Dinas Pendidikan Kecamatan
Gerih Kabupaten Ngawi, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam penyusunan
pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan kinerja pegawai atau
kualitas sumber daya manusia dengan melihat dari factor motivasi dan kinerja.
E. Landasan
Teori
1. Motivasi Kerja
a.
Pengertian
Motivasi berasal
dari kata latin “MOVERE” yang berarti “DORONGAN atau PENGGERAK”. Motvasi ini
hanya di berikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau karyawan.
Motivasi adalah
Pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar
mereka mau bekerja sama, bekerja afektif dan terintegrasi dengan segala daya
upayanya untuk mencapai kepuasan.[4]
Dari
pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja merupakan
perilaku yang sulit dukur secara langsung sehingga perlu didekati dengan
faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Kebutuhan-kebutuhan individu akan
menentukan tujuan-tujuannya dalam kerja. Motivasi kerja menjadi penting karena
dapat menentukan keberhasilan kerja seseorang. Motivasi kerja bukan sekedar
pendorong untuk mencapai tujuan saja tetapi mendorong peningkatan kualitas
dalam mencapai proses pencapaiannya.
Aspek Motivasi yaitu aspek Aktif dan aspek Pasif :
1. Aspek aktif / Dinamis Yaitu motivasi tampak
sebagai suatu usaha positif dalam menggerakan dan mengarahkan sumber daya
manusia agar secara produktif berhasil mencapai tujuan yang di inginkan.
2. Aspek pasif/statis yaitu motivasi akan tampak
sebagai kebutuhan dan juga sekaligus sebagai perangsang untuk dapat mengarahkan
dan menggerakan potensi sumber daya manusia itu ke arah tujuan yang di inginkan.
Tujuan pemberian Motivasi
1. Mendorong gairah dan semangat kerja Pegawai
2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja Pegawai
3. Meningkatka produktivitas kerja pegawai
4. Mempertahankan loyalitas dan kesetabilan pegawai
5. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan absensi
pegawai
6. Mengefektifkan pengadaan pegawai
7. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
8. Meningkatkan kreatifitas dan partisipasi pegawai
9. Meningkatkan kesejahteraan pegawai
10. Mempertinggi rasa tanggungjawab pegawai terhadap
tugas-tugasnya
11. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan
bahan baku kantor.
b.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
Untuk lebih mendorong seseorang atau
pegawai lebih giat dalam melakukan tindakan dan menjalankan tugas, maka perlu
diperhatikan beberapa faktor yang menyebabkan pengaruh di dalam motivasi.
Motivasi seorang pegawai untuk bekerja biasanya merupakan hal yang rumit,
karena motivasi itu melibatkan beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara
lain :
1)
Faktor-faktor Individual
Yang tergolong dalam faktor-faktor yang sifatnya
individual adalah kebutuhan-kebutuhan (needs),
tujuan-tujuan (goals), sikap (attitude) dan kemampuan-kemampuan (abilities).
2)
Faktor-faktor organisasional
Yang tergolong dalam faktor-faktor yang berasal dari
organisasi meliputi pembayaran atau gaji (pay),
keamanan pekerjaan (job security),
sesama pekerja (co-workers),
pengawasan (supervisor), pujian (praise) dan pekerjaan itu sendiri (job itself) (Gomes, 1996:181).
Menurut Siagian (1999:81),
faktor-faktor yang berpengaruh dalam motivasi adalah :
1) Iklim kerja yang memungkinkan
berkembangnya daya kreativitas setiap orang dalam organisasi.
2) Suasana kerja yang menyenangkan atau
merangsang timbulnya perasaan seperti sepenanggungan, seperasaan.
3) Suasana lingkungan organisasi intern di
mana jiwa anggota suatu keluarga besar diusahakan selalu berkembang.
4) Kondisi kerja yang secara fisik
menyenangkan, dalam arti tempat kerja yang tidak menyesakkan nafas, ventilasi
yang cukup, tata ruang yang rapi dan bersih.
5) Terciptanya iklim kerja saling
percaya mempercayai, bukan curiga mencurigai.
6) Adanya kesempatan mengembangkan karier
secara sistematis dan terencana.
7)
Mengikutsertakan dalam
keputusan.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas diketahui bahwa
motivasi tidak hanya berwujud kebutuhan ekonomi saja (seperti uang), akan tetapi
bisa berwujud penghargaan dari lingkungan, prestise maupun status sosial.
Semuanya merupakan bentuk penghargaan sosial yang imateriil sifatnya.
Menurut Herzberg (dalam Winardi,1996:333) bahwa ada dua
macam pengaruh yang dapat mempengaruhi kepuasan bekerja, yaitu :
Faktor pemeliharaan (maintenance factor)
Faktor motivasional (motivational factor).
Faktor pemeliharaan hanya baik untuk mencegah timbulnya
ketidakpuasan. Menawarkan lebih banyak faktor pemeliharaan merupakan cara yang
paling tidak efisien untuk mendorong timbulnya motivasi. Jika orang-orang
diharapkan dapat dimotivasi ke arah prestasi yang tinggi dan bukan sekedar
mencapai standar minimun dalam upaya pencapaian sasaran-sasaran kerjanya,
kebutuhan akan prestasi, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan dan perkembangan
(yang semuanya ini bervariasi untuk setiap orang dan tergantung kepada
nilai-nilai, watak, umur, keadaan dan sebagainya) perlu diperhatikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
kerja akan menentukan besar kecilnya motivasi kerja. Faktor-faktor ini lebih
banyak merupakan kebutuhan akan kondisi dan perlakuan sebagai manusia yang
lebih utuh sehingga perlakuan, penghargaan dan cara menjadi penting.
Kondisi-kondisi yang diharapkan tersedia semakin besar, maka akan meningkatkan
motivasi kerja, tetapi kalau yang sebaliknya maka akan dapat menurunkan
motivasi mereka dalam jangka panjang.
c.
Tujuan Motivasi Kerja
Tujuan dari perusahaan memotivasi para Pegawai atau pegawai adalah untuk mendorong atau
memacu mereka agar bekerja lebih giat dan produktif, sehingga tujuan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan dapat tercapai., menurut Drs.H. Malayu S.P. Hasibuan (2010:97) tujuan dari pemberian motivasi kerja
adalah :
Tujuan pemberian Motivasi
1. Mendorong gairah dan semangat kerja Pegawai
2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja Pegawai
3. Meningkatka produktivitas kerja pegawai
4. Mempertahankan loyalitas dan kesetabilan pegawai
5. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan absensi
pegawai
6. Mengefektifkan pengadaan pegawai
7. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
8. Meningkatkan kreatifitas dan partisipasi pegawai
9. Meningkatkan kesejahteraan pegawai
10. Mempertinggi rasa tanggungjawab pegawai terhadap
tugas-tugasnya
11. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan
bahan baku kantor.
Agar tujuan di atas dapat
tercapai, maka perusahaan perlu memberikan pelayanan terhadap
kebutuhan-kebutuhan tenaga kerja secara tepat. Pemenuhan terhadap kebutuhan ini
akan mengakibatkan kekuatan emosional yang penting sebagai pendorong dalam
bekerja.
2. Lingkungan Kerja
a. Pengertian Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja
merupakan keadaan sekitar tempat kerja baik secara fisik maupun non fisik yang
dapat memberikan kesan menyenangkan, mengamankan, menentramkan dan kesan krasan
/ betah bekerja dan lain sebagainya (Supardi, 1999 : 37). Sebagian besar
lingkungan kerja berpengaruh terhadap individu maupun organisasi secara
keseluruhan. Faktor-faktor yang terkait dengan lingkungan yang berupa kekuatan
di luar individu terkait erat dengan atmosfer kerja memainkan suatu peran yang penting dalam
model keputusan perilaku.
Nitisemito
(1996:109), lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para
pekerja dan dapat mempengaruhi dirinya dalam melaksanakan tugas-tugas yang
diembannya, misalnya kebersihan, hubungan antara Pegawai dan pimpinan, tingkat kebisingan dan
sebagainya.
Menurut Dale
(1998:3), lingkungan kerja yang menyenangkan mungkin menjadi pendorong bagi Pegawai
untuk menghasilkan kinerja puncak.
Pendapat lain mengatakan bahwa lingkungan kerja adalah merupakan aspek dari
kerja, yang terdiri dari kondisi-kondisi material dan psikologis yang ada dalam
organisasi dimana Pegawai tersebut
bekerja.
Kondisi material
antara lain adalah menyangkut ventilasi udara, kelembaban, udara, cahaya /
penerangan. Sedangkan kondisi psikologis antara lain adalah hubungan antar Pegawai
dan rasa aman. Kondisi yang sehat dan
aman merupakan dambaan setiap orang dalam bekerja, ini akan membawa suasana
yang sangat menyenangkan dan akan menghasilkan hasil kerja yang baik,
lebih-lebih bila ditunjang ditunjang dengan kondisi kantor yang baik, peralatan
kantor yang memadai. Ini semua akan menjadikan nilai tersendiri untuk
mendapatkan kinerja yang baik.
b.
Faktor-Faktor Lingkungan Kerja
Dari beberapa
pengertian tentang lingkungan kerja diatas, maka faktor-faktor yang mempengaruhi
lingkungan kerja antara lain:
1) Kreativitas
dan inovasi
Kreativitas adalah
pernyataan pengetahuan dari berbagai bidang pengalaman yang berlainan untuk
menghasilkan ide-ide yang baru dan lebih baik (West, 2000:14). Sedangkan inovasi dinyatakan sebagai
penerjemah ide dalam bentuk sebuah produk baru, servis baru atau metode
produksi baru. Kreativitas membelah batasan dan asumsi, dan membuat koneksi
pada hal-hal lama yang tidak berhubungan menjadi sesuatu yang baru. Inovasi
mengambil ide itu dan menjadikan produk atau servis baru yang nyata.
Perhatian perlu
diberikan terutama pada praktik-praktik manajemen yang mempengaruhi kreativitas
(Subagyo, 1997:35). Praktik-praktik manajemen tersebut ada 6 (enam) yaitu :
tantangan, kebebasan, sumber daya, kekhasan kelompok kerja, penyeliaan, dukungan
perusahaan.
2) Hubungan
kerja antara Pegawai dan pimpinan.
Hubungan ini
memang sangat diperlukan terutama dalam membangun kerja tim yang produktif.
Dimana hubungan kerja sama yang baik pada akhirnya dapat menurunkan tingkat
kelelahan seseorang dalam melaksanakan pekerjaaanya.
3) Ruang
Gerak
Ruang gerak yang
terlalu sempit akan menyebabkan Pegawai tidak dapat bekerja dengan baik, tetapi ruang
gerak yang terlalu luas akan mengakibatkan pemborosan bagi organisasi. Tempat
kerja yang nyaman dan menarik juga dapat menciptakan ketenangan dalam bekerja.
Untuk memberikan ruang gerak yang aman dan nyaman bagi Pegawai maka hanis diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a) Hal mengenai jarak terpendek
b) Hal mengenai rangkaian kerja
c) Hal mengenai penggunaan segenap
ruang
d) Hal mengenai perubahan susunan
tempat kerja
4) Suhu
Udara
Sirkulasi udara
yang cukup, terutama dalam ruangan kerja sangat diperlukan apalagi bila dalam
ruangan tersebut penuh Pegawai , karena udara yang cukup dapat menyebabkan
kesegaran fisik dan kenyamanan. Oleh karena itu diperlukan ventilasi, AC, kipas
angin, penghijauan dan sebagainya.
5) Program
Keamanan Kerja
Program keamanan
kerja akan dapat menciptakan ketenangan dalam bekerja. Program ini dapat
tercapai dengan penyediaan sarana dan prasarana baik langsung maupun tidak
langsung berhubungan dengan pekerjaan yang dilakukan Pegawai . Secara langsung
dapat berupa adanya penerangan yang baik, sehingga akan meningkatkan
produktivitas kerja, meninggikan gairah kerja, mengurangi kerusakan
barang-barang yang dikendalikan oleh Pegawai. Secara tidak langsung dapat
berupa tempat parkir dan alat dan alat pemadam kebakaran.
4. Kinerja
Kinerja
secara umum dipahami sebagai suatu catatan keluaran hasil pada fungsi jabatan
atau seluruh aktivitas kerjanya dalam periode waktu tertentu. Secara singkat
kinerja disebutkan sebagai suatu kesuksesan di dalam melaksanakan suatu
pekerjaan (As'ad, 1998:47). Kinerja sendiri dalam pekerjaan yang sesungguhnya,
tergantung pada kombinasi antara kemampuan usahanya dan kesempatan. Kinerja
dapat diukur melalui keluaran. Dikemukakan pula bahwa kinerja yang bersangkutan
dengan peran yang disyaratkan dalam organisasi dan dilain pihak ada kinerja
yang diluar peran tersebut yang bersifat spontan.
a.
Pengertian Kinerja
Menurut
Mangkunegara (2002:67), yang dimaksud kinerja (prestasi kerja) adalah hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation).
Menurut Simamora
(1996:50), kinerja adalah tingkat hasil kerja Pegawai dalam pencapaian persyaratan pekerjaan yang
diberikan. Dengan kata lain kinerja adalah hasil kerja Pegawai baik dari segi kualitas maupun kuantitas
berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan. Deskripsi dari kinerja
menyangkut 3 komponen penting yaitu tujuan, ukuran dan penilaian. Penentuan
tujuan dari setiap unit organisasi merupakan strategi untuk meningkatkan
kinerja. Tujuan ini akan memberikan arah dan mempengaruhi bagaimana seharusnya
perilaku kerja yang diharapkan organisasi terhadap setiap personel. Walaupun
demikian, penentuan tujuan saja tidaklah cukup, sebab itu dibutuhkan ukuran
apakah seorang personel teiah mencapai kinerja yang diharapkan, untuk itu
kuantitatif dan kualitatif standar kinerja untuk setiap tugas dan jabatan personal
memegang peranan penting.
Aspek ketiga dari
definisi kinerja adalah penilaian, penilaian kinerja reguler yang dikaitkan
dengan proses pencapaian tujuan kinerja setiap personel. Tindakan ini akan
membuat personel untuk senantiasa berorientasi terhadap tujuan dan berperilaku
kerja sesuai dan searah dengan tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian
bahwa kinerja dengan deskripsi tujuan, ukuran operasional dan penilaian reguler
mempunyai peran penting dalam merawat dan meningkatkan motivasi personel.
Menurut Gibson
(1996:10), kinerja (perfomance)
dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu :
1) Faktor individual, yang terdiri
dari : kemampuan dan keahlian, latar belakang, demografi.
2) Faktor psikologis, yang terdiri
dari : persepsi, attitude, personality,
pembelajaran, motivasi.
3) Faktor organisasi, yang terdiri
dari : sumberdaya, kepemimpinan, penghargaan, struktur dan job design.
b.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Penilaian kinerja (perfomance appraisal) memainkan peranan
yang sangal penting dalam peningkatan motivasi ditempat kerja. Pegawai menginginkan dan memerlukan balikan berkenaan
dengan prestasi mereka dan penilaian menyediakan kesempatan untuk memberikan
balikan kepada mereka. Jika kinerja tidak sesuai dengan standar, maka penilaian
memberikan kesempatan untuk meninjau kemajuan Pegawai dan untuk menyusun rencana peningkatan kinerja
(Dessler, 1998: 536).
Penilaian kinerja
merupakan upaya membandingkan prestasi aktual Pegawai dengan prestasi kerja dengan yang diharapkan
darinya (Dessler, 1998:87). Menurut Gibson et
al (1996:13), motivasi dan kemampuan berinteraksi menentukan kinerja. Dalam
penilaian kinerja pegawai tidak hanya menilai hasil fisik, tetapi pelaksanaan
pekerjaan secara keseluruhan yang menyangkut berbagai bidang seperti kemampuan
kerja, kerajinan, disiplin, hubungan kerja atau hal-hal khusus sesuai dengan
bidang dan level pekerjaan yang dijabatnya (Soeprihanto, 1996:22).
Menurut Dessler
(1998:514), ada 5 (lima) faktor dalam penilaian kinerja yang populer yaitu :
1)
Kualitas pekerjaan, meliputi : akurasi,
ketelitian, ketrampitan dan penerimaan keluaran.
2)
Kuantitas pekerjaan. meliputi: volume
keluaran dan kontribusi.
3)
Supervisi yang diperlukan, meliputi :
membutuhkan saran, arahan atau perbaikan.
4)
Kehadiran, meliputi: regutaritas, dapat
dipercaya/diandalkan dan ketepatan waktu,
5)
Konservasi meliputi: pencegahan
pemborosan, kerusakan, pemeliharaan peralatan.
Menurut As'ad
(1998:56), bahwa perbedaan perfomance kerja
antara orang yang satu dengan yang lainnya dalam situasi kerja adalah karena
perbedaan karakteristik dari individu. Disamping itu, orang yang sama dapat
menghasilkan perfomance kerja yang
berbeda dalam situasi yang berbeda pula. Kesemuanya ini menerangkan bahwa perfomance kerja dipengaruhi oleh dua
hal yaitu faktor-faktor individu dan faktor-faktor situasi.
Selanjutnya berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1979, tentang
pelaksanaan pekerjaan pegawai negeri sipil, yang merupakan hasil penilaian
pelaksanaan pekerjaan Pegawai Negeri Sipil, dituangkan dalam Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP3). Dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
unsur-unsnr yang dinilai adalah: kesetiaan, prestasi kerja, tanggungjawab,
ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan kepemimpinan.
c.
Penilaian kinerja
Menurut Suprihanto
(1996:727), penilaian kinerja adalah menilai bagaimana seseorang telah bekerja
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan, Penilaian prestasi kerja
adalah proses mengevaluasi atau menilai prestasi kerja Pegawai diwaktu yang lalu atau untuk memprediksi
prestasi kerja diwaktu yang akan datang dalam suatu organisasi.
Kinerja Pegawai pada dasarnya adalah hasil kerja Pegawai selama periode tertentu. Pemikiran tersebut
dibandingkan dengan target/ sasaran yang telah disepakati bersama. Tentunya
dalam penilaian tetap mempertimbangkan berbagai keadaan dan perkembangan yang
mempengaruhi kinerja tersebut (Soeprihanto 1996:726).
Menurut As'ad
(1998:62), untuk mengukur job perfomance
maka masalah yang paling pokok adalah menetapkan kriterianya. Jika kriteria
telah ditetapkan, langkah berikutnya mengumpulkan informasi yang berhubungan
dengan hal tersebut dari seseorang selama periode tertentu. Dengan
membandingkan hasil ini terhadap standart yang dibuat untuk periode waktu yang
bersangkutan, akan didapat level of
perfomance seseorang. Lebih lanjut oleh As'ad (1998:63) menyatakan bahwa
usaha untuk menentukan ukuran tentang sukses dalam suatu pekerjaan amatlah
sulit, karena sering sekali pekerjaan itu begitu komplek sehingga sulit ada
ukuran output yang pasti.
Hal seperti ini
terutama terdapat pada jabatan-jabatan yang bersifat administratif. Selanjutnya
seperti yang dikatakan Maier (dalam As'ad, 1998:64), bahwa yang umum dianggap
sebagai kriteria antara lain ialah : kuantitas, kualitas waktu yang dipakai,
jabatan yang dipegang, absensi dan keselamatan daiam menjalankan tugas
pekerjaan.
Menurut Simamora
(1997:415), faktor kritis yang berkaitan dengan keberhasilan jangka panjang
organisasi adalah kemampuan untuk mengukur seberapa baik Pegawai berkarya dan menggunakan informasi tersebut
guna memastikan bahwa pelaksanaan memenuhi standar dan meningkat sepanjang
waktu. Penilaian kinerja adalah alat yang berfaedah tidak hanya mengevaluasi
kerja Pegawai , tetapi juga untuk mengembangkan dan memotivasi kalangan Pegawai
. Dalam penilaian kinerja kontribusi Pegawai kepada organisasi selama periode waktu
tertentu, umpan balik kinerja agar memungkinkan Pegawai mengetahui sebesar baik mereka bekerjajika
dibandingkan dengan standar organisasi.
Menurut Maier
dalam As'ad (1998:63), untuk memudahkan penilaian perfomance kerja, membagi
pekerjaan menjadi 2 (dua) jenis yaitu :
1) Pekerjaan produksi, secara
kuantitatif orang bisa membuat suatu standar yang obyektif.
2) Pekerjaan non produktif;
penentuan sukses tidaknya seseorang di dalam tugas didapat melalui human judgements atau pertimbangan,
d. Metode Penilaian Kinerja
Salah satu
metode penilaian prestasi kerja yaitu wawancara evaluasi. Wawancara evaluasi
adalah peninjauan prestasi kembali kerja Pegawai dengan memberikan umpan balik tentang prestasi
kerja di masa lalu dan potensi mereka. Handoko (1996:1296), menyebutkan bahwa
penilaian kinerja terdiri dari 3 (tiga) kriteria :
1)
Penilaian berdasarkan hasil yaitu
penilaian yang didasarkan adanya target-target dan ukurannya spesifik serta
dapat diukur.
2)
Penilaian berdasarkan perilaku yaitu
penilaian perilaku-perilaku yang berkaitan dengan pekerjaan.
3)
Penilaian berdasarkan judgment yaitu penilaian yang
berdasarkan kualitas pekerjaan, kuantitas pekerjaan, koordinasi, pengetahuan
pekerjaan dan ketrampilan, kreativitas, semangat kerja, kepribadian, keramahan,
integritas pribadi serta kesadaran dan dapat dipercaya dalam menyelesaikan
tugas.
F. Perumusan Hipotisis
Hipotesis
adalah perumusan jawaban sementara terhadap suatu soal yang dimaksud sebagai
tuntunan sementara dalam penyelesaian untuk mencari jawaban yang sebenarnya
untuk mengarahkan penelitian dan pembahasan pokok masalah yang telah
dikemukakan maka hipotesis yang diambil adalah :
1. Kepemimpinan, motivasi kinerja
secara parsial berpengaruh terhadap kinerja pegawai UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi .
2. Kepemimpinan, motivasi kinerja
secara simultan berpengaruh terhadap kinerja pegawai UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi .
G. Definisi Oprasional
Kepemimpinan mempunyai pengaruh
yang sangat besar dalam meningkatkan kinerja pegawai, sebab pemimpin merupakan
panutan dan sorotan dari bawahannya. Dengan demikian, bila dalam suatu
organisasi ingin memiliki kinerja yang tinggi maka diperlukan kepemimpinan yang
mampu menggerakkan para bawahan sehingga merasa terpacu untuk tidak kalah
dengan pimpinannya.
Adanya motivasi dapat mendorong seorang pegawai bekerja
dengan tekun sebab motivasi merupakan pendorong agar seseorang melakukan suatu
kegiatan untuk mencapai tujuannya.
Lingkungan kerja yang baik yaitu lingkungan kerja yang
harmonis antara pimpinan dengan para bawahan, antar bawahan serta terdapat
interaksi aktif dalam mendukung penyelesaian kerja dan adanya iklim kerja yang
kondusif. Organisasi yang
tidak tersusun dengan baik banyak menimbulkan suasana kerja yang tidak baik
pula. Suasana kurang baik ditimbulkan oleh pembagian kerja yang tidak jelas,
saluran dan tanggung jawab yang simpang siur dan sebagainya, sehingga akan
mempengaruhi kinerja pegawai.
Penilaian kinerja (performance appraisal) pegawai
merupakan bagian sangat penting dalam peningkatan motivasi di dalam suatu
pekerjaan. Kinerja pegawai dapat dilihat dari tingkat kuantitatif dan
kualitatif hasil kerja sesuai dengan standar, maka penilaian memberikan
kesepatan, mengevaluasi pegawai untuk menyusun peningkatan kinerja. Oleh sebab
itu pihak dinas bukan saja mengharap pegawai mampu, cakap dan trampil, tetapi
yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil
kerja yang maksimal. Kemampuan dan kecakapan pegawai tidak ada artinya bagi
dinas jika mereka tidak mau bekerja giat. Secara geometrik kerangka pemikiran
di atas dapat penulis gambarkan dengan model grafis, sebagai berikut:
|
||||
|
|
|||
Gambar 1 : Kerangka Pemikiran
Keterangan :
1. Variabel terikat (dependent
variable) yaitu variable yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya
variable bebas. Variabel
terikat dalam hal ini adalah kinerja yang dalam penelitian ini dinotasikan
dengan huruf Y
2. Variabel bebas (independent variable) yaitu variable yang mempengaruhi atau menjadi
sebab timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah :
Kepemimpinan (X1), Motivasi (X2) kinerja (X3).
3. Garis dengan tanda panah menunjukkan
adanya pengaruh kepemimpinan, motivasi, dan kepuasan terhadap kinerja
I. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
Metode yang dipakai dalam
penelitian ini adalah metode
Penelitian kuantitatif,penelitian ilmiah yang sistematis terhadap
bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif
adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori
dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini
memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi
matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.
Penelitian kuantitatif banyak
dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial, dari fisika dan
biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini juga digunakan sebagai
cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian
kuantitatif sering dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya
dengan penelitian kualitatif.
b. Lokasi Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan di UPT Dinas pendidikan Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi.UPT Dinas
Pendidikan Kecamatan Gerih merupakan salah satu dari beberapa pelaksana teknis
kegiatan-kegiatan pendidikan di kecamatan dalam wilayah kabupaten ngawi. UPT
Dinas Pendidikan Kecamatan Gerih berada di bawah Dinas Pendidikan Kabupaten
Ngawi.
BAB II
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
A.
Kondisi Geografi Daerah Penelitian
Gerih adalah sebuah
kecamatan di Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.Merupakan
kecamatan baru pecahan dari Kecamatan Geneng,berbatasan langsung dengan
Kabupaten Magetan di sebelah selatan.
Kecamatan Gerih terdiri
dari beberapa kelurahan berikut ini daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan
Gerih di Kota/Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur (Jatim) :
- Kelurahan/Desa Gerih
(Kodepos : 63271)
- Kelurahan/Desa Guyung
(Kodepos : 63271)
- Kelurahan/Desa Keras
Kulon (Kodepos : 63271)
- Kelurahan/Desa
Randusongo (Kodepos : 63271)
- Kelurahan/Desa
Widodaren (Kodepos : 63271)
Kota terdekat: blimbing, Kota Madiun,
Koordinat: 7°32'19"S 111°23'4"E
B.
Kondisi Demografis Daerah Penelitian
Kondisi Sosial Daerah
Penelitian Kondisi demografi merupakan gambaran penduduk yang melibatkan variabel
demografi seperti jumlah, komposisi, persebaran, kelahiran, kematian,dan
migrasi. Variabel-variabel tersebut dapat memberikan gambaran keadaan penduduk
termasuk keadaan sosial - ekonominya.karena dalam penelitian ini menfokuskan
dalam bidang pendidikan maka peneliti mengambil sampel demografi Komposisi
Penduduk Berdasarkan Pendidikan saja.
1.
Komposisi Penduduk Berdasarkan
Pendidikan
Menurut
Undang-undang Nomor 20 th 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat,
bangsa dan negara. Untuk mengetahui komposisi penduduk Wilayah
Kecamatan Gerih berdasarkan tingkat
pendidikan dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini
Tabel 4.5
Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No
|
pendidikan
|
Laki-Laki
|
Perempuan
|
Jumplah
|
1
|
Tidak/belum punya ijazah
|
17.554
|
18.014
|
35.568
|
2
|
SD / MI
|
64.916
|
69.816
|
134.732
|
3
|
SLTP
|
52.681
|
51.336
|
104.017
|
4
|
SLTA
|
71.302
|
61.045
|
132.347
|
5
|
PT
|
20.421
|
18.354
|
38.775
|
|
JUMPLAH
|
226.874
|
218.565
|
445.439
|
Sumber : UPT Dinas Pendidikan
Kecamatan Gerih Dalam Angka 2013
Berdasarkan tabel
tersebut dapat diketahui tingkat pendidikan di Wilayah Kecamatan Gerih paling
tinggi adalah SD/MI/sederajat. Tingkat pendidikan di Wilayah Kecamatan
Gerih berimbang hanya pada tingkatan SD/MI/sederajat,
SMP/MTs/sederajat dan SMA/MA/sederajat, sedangkan untuk tingkatan Tidak/belum
tamat SD dan Perguruan Tinggi masih sangat kurang.
C.
Manajemen Lembaga UPT Dinas
Pendidikan Kecamatan Gerih Kab Ngawi
1.
Tugas Pokok,Visi Dan Misi UPT Dinas Pendidikan
Kec Gerih Kab Ngawi
UPT
Dinas Pendidikan Kecamatan Gerih merupakan salah satu dari beberapa pelaksana
teknis kegiatan-kegiatan pendidikan di kecamatan dalam wilayah kabupaten ngawi.
UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Gerih berada di bawah Dinas Pendidikan Kabupaten
Ngawi.Adapun Tugas Pokok UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Gerih Adalah
Melaksanakan sebagai kegiatanteknis oprasional dan/atau kegiatan teknis di
bidan pendidikan pada tingkat kecamatan.
Guna
memperlancar pelaksanaan tugas pokok tersebut, maka UPT Dinas Pendidikan
Kecamatan Gerih Menetapkan visi dan misi organisasi sebagai berikut:
a.
Visi :
Dengan pelayanan profesional dan partisipatif dengan dilandasi iman dan taqwa di UPTD Pendidikan Kecamatan Gerih berkualitas dan terunggul di Kabupaten
Dengan pelayanan profesional dan partisipatif dengan dilandasi iman dan taqwa di UPTD Pendidikan Kecamatan Gerih berkualitas dan terunggul di Kabupaten
b.
Misi :
- Menciptakan lingkungan yang sehat serta situasi yang aman, nyaman dan kondisif
- Meningkatkan pelayanan yang partisipatif, baik dilingkunagan kantor maupun sekolah
- Mewujudkan pelayanan dan disiplin kerja sesuai yangdiharapkan
- Mewujudkan kinerja profesional yang inovatif dalam melaksanakan tugas
- Mewujudkan kinerja profesional yang berprestasi, berkualitas, bertaqwa serta kepribadian yang tangguh
2.
Susunan Organisasi
Susunan Organisasi UPT Dinas Pendidikan
Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi Terdiri dari :
1. Kepala UPT
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
3. Pengawas TK/SD/SDLB
4. Penilik PLS
Uraian Tugas dari
masing-masing pejabat pada UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi
Adalah sebagai berikut :
- Memimpin pelaksanaan tugas di UPTD ;
- menyusun program, melaksanakan sebagian tugas Dinas sesuai kewenangan dan melaksanakan pembinaan, pengawasan, monitoring, evaluasi pelaksanaan pendidikan yang meliputi kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan dan pengurusan pendidikan Pra Sekolah (TK), SD, SDLB, Kesenian, Kesiswaan, Perpustakaan serta layanan teknis administrasi pendidikan, kesiswaan, keuangan, penggajian guru, subsidi/bantuan, data statistik dan pelaporan penyelenggaraan pendidikan di kecamatan;
- menyusun rencana kegiatan operasional UPTD berdasarkan program kerja Dinas serta hasil evaluasi kegiatan tahun lalu sebagai acuan pelaksanaan kegiatan;
- melaksanakan sebagian tugas Dinas sesuai kewenangan;
- melaksanakan pembinaan, pengawasan, monitoring, evaluasi pelaksanaan pendidikan yang meliputi kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan dan pengurusan Pendidikan Pra Sekolah (TK), SD, SDLB, kesenian, kesiswaan dan perpustakaan;
- melaksanakan pelayanan teknis administrasi pendidikan, kesiswaan, keuangan, penggajian guru, subsidi/bantuan, data statistik dan pelaporan penyelenggaraan pendidikan di kecamatan;
- menyusun rencana pembinaan, pengawasan dan evaluasi pendidikan;
- mnyusun rencana kebutuhan anggaran, perlengkapan administrasi, sarana prasarana kantor dan sekolah;
- menyusun rencana kebutuhan pegawai, guru dan penempatannya;
- melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian evaluasi pendidikan pra sekolah, SD dan SDLB;
- melaksanakan pengelolaan administrasi tata usaha, urusan umum rumah tangga, perlengkapan, keuangan, kepegawaian dan pendataan di wilayah kerjanya;
- mengusulkan, memutasikan pegawai dan guru di wilayah kerjanya;
- mengusulkan subsidi pendidikan pra sekolah, SD dan SDLB, perpustakaan dan pendidikan luar sekolah;
- mengusulkan dan mengawasi pembangunan sarana dan prasarana di wilayah kerjanya;
- melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian, penilaian personal kepala sekolah, guru, penjaga dan pembinaan kesiswaan di TK, SD dan SDLB;
- melaksanakan perintah atasan mendistribusikan tugas kepada staf dengan memberikan pembinaan, pengawasan, bimbingan dan petunjuk pelaksanaan tugas;
- menyusun rencana dan melaksanakan kerja sama dengan badan atau lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan;
- melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pra sekolah, SD, SDLB dan perpustakaan;
- melaksanakan koordinasi dengan unit kerja atau instansi terkait untuk keberhasilan pelaksanaan tugas bidang pendidikan;
- memberikan penilaian kepada staf dengan DP3 untuk mengetahui prestasi kerja dan dedikasinya dalam pelaksanaan tugas;
- melaporkan hasil pengawasan evaluasi yang menjadi tanggung jawabnya kepada atasan sebagai bahan pertanggungjawaban serta mengukur tingkat keberhasilan kinerja aparatur UPTD ; dan
- melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
Uraian Tugas Jabatan
Kepala Sub Bagian Tata Usaha pada UPTD Pendidikan Kecamatan sebagaimana
dimaksud ayat (1), terdiri dari :
- memimpin pelaksanaan tugas di Sub Bagian Tata Usaha UPTD ;
- menyusun program, melaksanakan kegiatan administrasi umum, tata usaha, kepegawaian/ketenagaan meliputi : Kepala UPTD, Pengawas TK/SD, Penilik PLS, staf pelaksana tata usaha, Kepala/Guru/Penjaga TK/SD/SDLB, Keuangan, perlengkapan, surat menyurat, sarana prasarana kantor, inventarisasi dan kearsipan serta melaksanakan data dan pelaporan sesuai kebijakan pimpinan;
- melaksanakan penyusunan program kerja dan rencana kegiatan Tata Usaha UPTD ;
- melaksanakan kegiatan administrasi umum, tata usaha, kepegawaian/ketenagaan, meliputi Kepala UPTD, Pengawas TK/SD, Penilik PLS, staf pelaksana tata usaha, Kepala/Guru/Penjaga TK/SD/SDLB, keuangan, perlengkapan dan kearsipan;
- melaksanakan data dan pelaporan sesuai kebijakan pimpinan;
- melaksanakan pembinaan dan pengembangan karier pegawai tata usaha melalui diklat untuk meningkatkan SDM guna menunjang pelaksanaan tugas;
- memberikan penilaian kepada staf dengan DP3 untuk mengetahui prestasi dan dedikasi staf;
- memberikan saran dan masukan kepada atasan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan;
- merencanakan pengadaan ATK;
- mengatur penyimpanan, pemeliharaan, sarana prasarana di UPTD Dikdas Kecamatan;
- melaksanakan penyusunan dan menyajikan data statistik meliputi pegawai UPTD dan Sekolah TK/SD serta sarana prasarana;
- mengoordinasikan dan melaksanakan 7 K (Kebersihan, keindahan, ketertiban, keamanan, kekeluargaan, kerindangan dan kesehatan);
- menyusun telaah staf berkaitan dengan tugas tata usaha UPTD ;
- melaksanakan penyusunan laporan kegiatan ketatausahaan secara berkala; dan
- melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan sesuai dengan bidang tugasnya.
Tugas pokok pengawas sekolah/satuan
pendidikan adalah melakukan penilaian dan pembinaan dengan melaksanakan
fungsi-fungsi supervisi, baik supervisi akademik maupun supervisi manajerial.
Berdasarkan tugas pokok dan fungsi di atas minimal ada tiga kegiatan yang harus
dilaksanakan pengawas yakni:
- Melakukan pembinaan pengembangan kualitas sekolah, kinerja kepala sekolah, kinerja guru, dan kinerja seluruh staf sekolah,
- Melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan program sekolah beserta pengembangannya,
- Melakukan penilaian terhadap proses dan hasil program pengembangan sekolah secara kolaboratif dengan stakeholder sekolah.
Mengacu pada SK Menpan nomor 118
tahun 1996 tentang jabatan fungsional pengawas dan angka kreditnya, Keputusan
bersama Mendikbud nomor 03420/O/1996 dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian
Negara nomor 38 tahun 1996 tentang petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional
pengawas serta Keputusan Mendikbud nomor 020/U/1998 tentang petunjuk teknis
pelaksanaan jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka kreditnya, dapat
dikemukakan tentang tugas pokok dan tanggung jawab pengawas sekolah yang
meliputi:
1.
Melaksanakan pengawasan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah sesuai dengan penugasannya pada TK, SD,
SLB, SLTP dan SLTA.
2.
Meningkatkan kualitas proses
belajar-mengajar/bimbingan dan hasil prestasi belajar/bimbingan siswa dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan.
Berdasarkan kedua tugas pokok di atas
maka kegiatan yang dilakukan oleh pengawas antara lain:
1.
Menyusun program kerja kepengawasan
untuk setiap semester dan setiap tahunnya pada sekolah yang dibinanya.
2.
Melaksanakan penilaian, pengolahan
dan analisis data hasil belajar/bimbingan siswa dan kemampuan guru.
3.
Mengumpulkan dan mengolah data sumber
daya pendidikan, proses pembelajaran/bimbingan, lingkungan sekolah yang
berpengaruh terhadap perkembangan hasil belajar/bimbingan siswa.
4.
Melaksanakan analisis komprehensif
hasil analisis berbagai faktor sumber daya pendidikan sebagai bahan untuk
melakukan inovasi sekolah.
5.
Memberikan arahan, bantuan dan
bimbingan kepada guru tentang proses pembelajaran/bimbingan yang bermutu untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil belajar/ bimbingan siswa.
6.
Melaksanakan penilaian dan monitoring
penyelenggaran pendidikan di sekolah binaannya mulai dari penerimaan siswa
baru, pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan ujian sampai kepada pelepasan
lulusan/pemberian ijazah.
7.
Menyusun laporan hasil pengawasan di
sekolah binaannya dan melaporkannya kepada Dinas Pendidikan, Komite Sekolah dan
stakeholder lainnya.
8.
Melaksanakan penilaian hasil
pengawasan seluruh sekolah sebagai bahan kajian untuk menetapkan program
kepengawasan semester berikutnya.
9.
Memberikan bahan penilaian kepada
sekolah dalam rangka akreditasi sekolah.
10. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pihak sekolah dalam memecahkan
masalah yang dihadapi sekolah berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan.
3.
Keadaan Pegawai UPTD Dinas
Pendidikan Kecamatan Gerih Kab Ngawi
Jumlah Pegawai di UPT Dinas Pendidikan
Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi Sebanyak 15 orang.
BAB III
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA
A. Penyajian Data
1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
a. Uji Validitas
Menurut Arikunto (2000:158),
validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Adapun validitas dalam angket merupakan validitas
eksternal yaitu korelasi nilai tiap-tiap butir dengan nilai total dengan rumus
korelasi product moment:
Keterangan :
X = skor jawaban tiap butir item angket
Y = skor jawaban seluruh item angket
N = jumlah obyek yang diteliti
rXY
= koefisien korelasi
antara skor jawaban tiap item butir angket dengan skor jawaban seluruh item angket (Arikunto,
2000 : 120)
Adapun batasan butir instrumen
dinyatakan valid adalah apabila koefisien korelasi rhitung lebih
besar dari koefisien korelasi rtabel pada taraf signifikan 5%.
2. Uji
Reliabilitas
Reliabilitas
berarti keajegan, artinya skor nilai yang diperoleh mempunyai taraf ‘tetap’
dalam arti jika diteskan lagi nilai tes pertama dan nilai tes kedua berkorelasi
(Waluyo, 1999:58). Pengujian reliabilitas instrumen (angket) pada penelitian
dilakukan dengan menggunakan Alpha Cronbach yaitu :
Keterangan :
r11
= reliabilitas
instrumen
k = banyaknya
butir pertanyaan atau banyaknya soal
Sab2 = jumlah varians butir
a12 = varians
total
B.
Analisis Data
1. Analisis Kualitatif
Analisis
ini digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasikan data secara langsung
yang akan ditunjukkan dalam bentuk tabel frekuensi dan prosentase sehingga
dapat diambil suatu kesimpulan.
2. Analisis Kuantitatif
a. Analisis
Regresi Berganda
Dalam
menganalisa data digunakan metode regresi kuadrat terkecil biasa (OLS). Model
regresi yang dipergunakan adalah regresi linear berganda dalam bentuk
logaritmik karena merupakan bentuk terbaik dalam menganalisis masalah yang ada.
Satu ciri yang menarik dari model ini adalah nilai koefisiennya dapat dilihat
secara langsung dari koefisien variabel-variabel yang ada. Bentuk formulasi
yang diajukan adalah sebagai berikut :
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 (Djarwanto dan Subagyo, 1994: 37)
Dimana :
Y = Kinerja
X1
= Kepemimpinan
X2
= Motivasi
X3
= Lingkungan kerja
b0 = Konstanta
b1, b2, b3 = Koefisien Regresi
b. Analisis t-test
Analisis
t-test digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel kepemimpinan (X1),
motivasi (X2), lingkungan kerja (X3) terhadap variabel
kinerja (Y) secara parsial. Berdasarkan analisis tersebut akan diketahui signifikan
tidaknya pengaruh variabel X1 terhadap Y, X2 terhadap Y,dan X3 terhadap
Y. Proses pengujian partial regression
coefficient dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1)
Hipotesis
H0 :
= 0, artinya variabel kepemimpinan (X1),
motivasi (X2), lingkungan kerja (X3) secara parsial tidak
berpengaruh terhadap variabel kinerja (Y).
Ha : 0, artinya
variabel kepemimpinan (X1), motivasi (X2), lingkungan
kerja (X3) secara parsial berpengaruh terhadap variabel kinerja (Y).
2) Taraf signifikansi yang digunakan adalah
0,05
3)
Nilai
kritis za/2;
db;k; n-1-k
4)
Kriteria Pengujian
Perhitungan uji t :
5)
Keputusan Pengujian
Apabila H0 diterima maka variabel
kepemimpinan (X1), motivasi (X2), lingkungan kerja (X3)
secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel kinerja (Y)
Apabila H0 ditolak maka variabel kepemimpinan
(X1), motivasi (X2), lingkungan kerja (X3)
secara parsial berpengaruh terhadap variabel kinerja (Y)
c.Analisis F-test
Analisis F-test dimaksudkan untuk
menguji apakah secara bersama-sama variabel independen berpengaruh terhadap
variabel dependen, Rumus yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Dimana :
SSR = Sum of
Square Regression
SSE = Sum of
Square Residual
k = Banyaknya
prediktor, yaitu X1, X2, X3, dan X4.
Langkah-langkah pengujiannya
adalah sebagai berikut :
1) Menentukan Hipotesis
H0
: b1 = b2 = b3 = 0, artinya variabel kepemimpinan (X1),
motivasi (X2), lingkungan kerja (X3) secara bersama-sama
tidak berpengaruh terhadap variabel kinerja (Y).
Ha : b1b2b3b40, artinya variabel kepemimpinan (X1), motivasi (X2),
lingkungan kerja (X3) secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel kinerja (Y).
2) Level of signifikansi (a) 0,05
Derajat kebebasan dk = n-1-k
F tabel = (a; k; n-1-k)
3) Kriteria Pengujian
H0 diterima bila : Fhitung
< Ftabel
H0 ditolak bila : Fhitung >
Ftabel
4) Nilai F hitung
5) Keputusan
Dengan
membandingkan antara Fhitung dan Ftabel, maka akan dapat
menentukan apakah Ho diterima atau ditolak.
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien
determinasi digunakan untuk mengetahui berapa besar sumbangan variabel
independen (kepemimpinan, motivasi, lingkungan kerja) terhadap variabel
dependen (kinerja). Adapun rumus yang digunakan adalah
:
(Hadi, 2001 : 47)
Keterangan :
R2
= koefisien determinasi
Y = variabel kinerja
X1
= variabel kepemimpinan
X2
= variabel motivasi
X3
= variabel lingkungan kerja
5.
Pengujian
Persyaratan Analisis
Berikut ini tabel nilai tabulasi dari
data angket dan tabulasi jawaban responden serta nilai variabel bebas (x) dan
nilai variabel terikat (y) yang disebarkan kepada 15 responden
sebagai berikut :
Tabel 12
Tabulasi Data Dari
Angket
Responden
|
Variabel Bebas
(X)
|
Variabel Terikat
(Y)
|
||||||
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
|
1
|
3
|
3
|
3
|
2
|
2
|
3
|
3
|
3
|
2
|
2
|
3
|
2
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
3
|
3
|
2
|
3
|
2
|
2
|
3
|
3
|
2
|
4
|
3
|
2
|
3
|
2
|
3
|
2
|
2
|
2
|
5
|
2
|
3
|
3
|
1
|
2
|
3
|
2
|
2
|
6
|
3
|
3
|
3
|
1
|
2
|
3
|
3
|
3
|
7
|
3
|
2
|
2
|
3
|
2
|
3
|
2
|
1
|
8
|
3
|
3
|
2
|
2
|
2
|
3
|
2
|
3
|
9
|
3
|
2
|
2
|
3
|
2
|
3
|
2
|
2
|
10
|
3
|
2
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
2
|
11
|
3
|
1
|
2
|
3
|
2
|
3
|
2
|
2
|
12
|
3
|
2
|
3
|
3
|
3
|
2
|
3
|
1
|
13
|
3
|
2
|
3
|
3
|
3
|
2
|
2
|
2
|
14
|
3
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
15
|
3
|
2
|
3
|
2
|
3
|
3
|
2
|
3
|
Tabel 13
Tabulasi Jawaban Responden
Responden
|
Variabel Bebas
(X)
|
Variabel Terikat
(Y)
|
Jumlah
(X)
|
Jumlah
(Y)
|
||||||
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
|||
1
|
3
|
3
|
3
|
2
|
2
|
3
|
3
|
3
|
11
|
11
|
2
|
2
|
3
|
2
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
9
|
8
|
3
|
3
|
2
|
3
|
2
|
2
|
3
|
3
|
2
|
10
|
10
|
4
|
3
|
2
|
3
|
2
|
3
|
2
|
2
|
2
|
10
|
9
|
5
|
2
|
3
|
3
|
1
|
2
|
3
|
2
|
2
|
9
|
9
|
6
|
3
|
3
|
3
|
1
|
2
|
3
|
3
|
3
|
10
|
11
|
7
|
3
|
2
|
2
|
3
|
2
|
3
|
2
|
1
|
10
|
8
|
8
|
3
|
3
|
2
|
2
|
2
|
3
|
2
|
3
|
10
|
10
|
9
|
3
|
2
|
2
|
3
|
2
|
3
|
2
|
2
|
10
|
9
|
10
|
3
|
2
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
2
|
11
|
11
|
11
|
3
|
1
|
2
|
3
|
2
|
3
|
2
|
2
|
9
|
9
|
12
|
3
|
2
|
3
|
3
|
3
|
2
|
3
|
1
|
11
|
9
|
13
|
3
|
2
|
3
|
3
|
3
|
2
|
2
|
2
|
11
|
9
|
14
|
3
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
9
|
8
|
15
|
3
|
2
|
3
|
2
|
3
|
3
|
2
|
3
|
10
|
11
|
J U M L
A H
|
150
|
142
|
Tabel 14
Nilai Variabel Bebas (X) dan Nilai Variabel Terikat (Y)
Nomor
|
X
|
Y
|
X2
|
Y2
|
XY
|
1
|
11
|
11
|
121
|
121
|
121
|
2
|
9
|
8
|
81
|
64
|
72
|
3
|
10
|
10
|
100
|
100
|
100
|
4
|
10
|
9
|
100
|
81
|
90
|
5
|
9
|
9
|
81
|
81
|
81
|
6
|
10
|
11
|
100
|
121
|
110
|
7
|
10
|
8
|
100
|
64
|
80
|
8
|
10
|
10
|
100
|
100
|
100
|
9
|
10
|
9
|
100
|
81
|
90
|
10
|
11
|
11
|
121
|
121
|
121
|
11
|
9
|
9
|
81
|
81
|
81
|
12
|
11
|
9
|
121
|
81
|
99
|
13
|
11
|
9
|
121
|
81
|
99
|
14
|
9
|
8
|
81
|
64
|
72
|
15
|
10
|
11
|
100
|
121
|
110
|
Jumlah
|
150
|
142
|
1508
|
1362
|
1426
|
Berarti nilai variabel :
X =
150
Y =
142
X2 = 1508
Y2 =
1362
XY =
1426
6. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis, penulis
menggunakan korelasi product moment sebagai berikut :
rxy =
=
=
=
=
rxy
= 0,616
Berdasarkan hitungan di atas pada
akhirnya diketahui rxy = 0,616. Untuk
indeks korelasi sebesar 0,616 dan
apabila diinterpretasikan dengan tabel interpretasi nilai r, maka indeks
korelasi yang didapat dari hasil perhitungan tersebut di atas menunjukkan
adanya korelasi yang kuat (tinggi) antara variabel X yaitu Motivasi dan kepemimpinan dengan
variabel Y yaitu tingkat kinerja pegawai.
Tabel 15
Tabel interpretasi nilai
r
Besarnya nilai r
|
Interpretasi
|
0,800
– 1, 00
0,600
– 0,800
0,400
– 0,600
0,200
– 0,400
0,000
– 0,200
|
Tinggi
Cukup
Agak rendah
Rendah
Sangat rendah
|
Apabila indeks korelasi tersebut
diinterpretasikan dengan melihat pada tabel nilai “r” product moment,
maka hubungan (korelasi) antara kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut
:
-
Hipotesis alternatif (Ha) : Terdapat
korelasi positif yang meyakinkan antara pengaruh Motivasi dan kepemimpinan
(variabel X) degan tingkat kinerja pegawai (variabel Y)
-
Hipotesis Nol (Ho) : Tidak terdapat korelasi positif yang
meyakinkan antara pengaruh Motivasi dan kepemimpinan (variabel X) degan tingkat
kinerja pegawai (variabel Y)
Untuk melihat apakah Ha ataupun Ho yang
dapat dilihat dengan perbandingan antara besarnya “r” observasi (ro) dengan
besarnya nilai “r” product moment, dengan terlebih dahulu mengetahui derajat
kebebasan (db) dengan rumus sebagai berikut :
db
= N – nr
db
= derajat kebebasan
N
= jumlah sampel
nr
= banyaknya variabel yang
dikorelasikan
Dengan demikian
dapat diketahui bahwa derajat kebebasannya adalah 21–2 = 19. Pada derajat
kebebasan 19 dengan taraf signifikan 95% = 0,616.
Sehingga dapat ditafsirkan : 0,616 <
0,486 sehingga hipotesis Ha diterima. Selanjutnya dibuktikan melalui koefisien
determinant yaitu rxy2 = 0,6162 x 100%
= 65,12 %. Persentase pengaruh variabel X terhadap variabel Y adalah sebesar
65,12 % dan sisanya sesesar 34,88 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
termasuk dalam penelitian ini.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Terdapat hubungan positif
antara Motivasi dan kepemimpinan dengan tingkat kinerja pegawai namun agak
rendah yaitu dengan indeks koefisien korelasi sebesar rxy =0,616
2. kerja
pegawai masih kurang maksimal yaitu sebanyak 66,67 % dari total responden hanya
kadang-kadang saja menyelesaikan tugas secara tepat waktu.
B. Saran
1.
Perlu diberikan pembinaan dan pelatihan
terhadap Pegawai misalnya mengadakan
diklat-diklat dan pemberian sanksi yang tegas seperti teguran lisan dan
tertulis bagi Pegawai yang kurang
disiplin dalam bekerja guna meningkatkan Kinerja kerja masing-masing Pegawai .
2.
Perlu ditingkatkan hubungan kerja sama
antar Pegawai secara keseluruhan
sehingga tidak terbatas atau terkotak-kotak pada masing-masing fungsi, misalnya
membuat program kerja yang melibatkan keaktifan dari semua fungsi unit kerja.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Handayani, SD. 20505. Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi
Kerja Terhadap Kedisiplinan Kerja Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten
Karanganyar. Surakarta:
Universitas Islam Batik. (Hasil Penelitian yang tidak dipublikasikan).
Hartanto. 2004. Pengaruh
Motivasi Kerja dan Semangat Kerja Terhadap Kinerja Pengrajin Genteng Pre di
Desa Sringin Kecamatan Jumantono Kabupaten Kabupaten Karanganyar. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Program Pasca Sarjana. (Hasil Penelitian yang tidak dipublikasikan).
Hasibuan, Malayu. S.P. 2002. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: Gunung Agung.
Kartono, Kartini. 2002. Psikologi Industri. Jakarta:
Bumi Aksara.
Karyadi, M. 2002. Ketenagakerjaan:
Prinsip dan Kasus. Yogyakarta: BPFE.
Mangkunegara, A. Anwar Prabu. 2002. Psikologi Perusahaan. Bandung: Tragenda Karya.
Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi (Alih Bahasa: PT. Indeks Kelompok) Jakarta: PT. Indeks
Kelompok Gramedia.
Soetarto. 2001. Kepemimpinan
dan Motivasi. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Sukimin. 2005. Pengaruh
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pengawas Jalan Sub Dinas Bina Marga Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Karanganyar. Surakarta:
Universitas Slamer Riyadi Program Pasca Sarjana. (Hasil Penelitian yang tidak
dipublikasikan).
Tjokroamidjojo, B. 2001. Perilaku Organisasi. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
DAFTAR PERTANYAAN
-----------------------------------
(UNTUK PEGAWAI UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN GERIH)
Para Pegawai yang terhormat,
Kami mohon sudilah kiranya Saudara untuk
dapat memberikan jawaban yang benar pada Daftar Pertanyaan di bawah ini.
Jawaban Saudara sangat bermanfaat bagi
kepentingan Ilmu Pengetahuan dan Lembaga Saudara. Data yang kami peroleh
bersifat terbatas dan tidak dipublikasikan.
Atas perkenannya kami ucapkan terima
kasih dan semoga tugas mulia Saudara mendapatkan pahala dari Tuhan Yang Maha
Esa.
Peneliti.
PETUNJUK MENJAWAB
Pilihlah salah satu dari 5 (lima) jawaban
yang tersedia pada kolom dengan memberikan tanda silang ( X )
IDENTITAS PEGAWAI
Nama = SUWARNO,
Jenis Kelamin = L/P
Umur = 46
Pendidikan = SMA
Pangkat/Gol. = II/c
Tugas/Pekerjaan = Staff
No.
|
PERNYATAAN
|
Sangat
Setuju
|
Setuju
|
Kurang
Setuju
|
Tidak
Setuju
|
Sangat
Tidak
Setuju
|
VARIABEL KEPEMIMPINAN
|
|
|
|
|
|
|
1.
|
Kepemimpinan yang dilakukan oleh atasan dapat
memberikan contoh yang baik
|
x
|
|
|
|
|
2.
|
Pimpinan menciptakan iklim keterbukaan antara atasan
dan bawahan dalam melaksanakan tugas.
|
|
x
|
|
|
|
3.
|
Dalam mengambil keputusan, pimpinan Saudara melibatkan
bawahan.
|
|
x
|
|
|
|
4.
|
Pimpinan merupakan orang yang ahli organisasi.
|
|
x
|
|
|
|
5.
|
Pimpinan memberikan perhatian terhadap kondisi Saudara
dalam bekerja.
|
|
|
x
|
|
|
6.
|
Pimpinan memberikan pengarahan tentang pelaksanaan
tugas.
|
|
x
|
|
|
|
VARIABEL MOTIVASI KERJA
|
|
|
|
|
|
|
1.
|
Alasan Saudara bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari.
|
|
|
|
x
|
|
2.
|
Jaminan hari tua merupakan faktor yang penting untuk
mengikat pegawai agar tetap bekerja dengan baik.
|
|
|
|
x
|
|
3.
|
Gaji yang Saudara terima cukup untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari.
|
|
|
x
|
|
|
4.
|
Sebagai Pegawai Saudara sudah memperoleh tunjangan sesuai
dengan pangkat dan golongan yang dimiliki.
|
|
x
|
|
|
|
5.
|
Pegawai perlu
diberi kesempatan untuk meningkatkan ketrampilan dan kemampuan.
|
x
|
|
|
|
|
...
|
|
|
|
|
|
|
No.
|
PERNYATAAN
|
Sangat
Setuju
|
Setuju
|
Kurang
Setuju
|
Tidak
Stuju
|
Sangat
Tidak
Setuju
|
6.
|
Penghargaan terhadap pegawai yang berprestasi dapat
mendorong Pegawai untuk bekerja lebih
baik.
|
x
|
|
|
|
|
7.
|
Hubungan kerja yang solid di instansi Saudara mendorong
Saudara untuk lebih giat bekerja.
|
x
|
|
|
|
|
8.
|
Pegawai diberi
kesempatan untuk mengembangkan inovasi dari ide-idenya dalam pekerjaan.
|
x
|
|
|
|
|
9.
|
Promosi jabatan mendorong Saudara untuk lebih giat
bekerja.
|
|
x
|
|
|
|
10.
|
Apabila ada tugas Dinas ke luar kota, Pegawai mendapat insentif tambahan.
|
|
x
|
|
|
|
VARIABEL LINGKUNGAN KERJA
|
|
|
|
|
|
|
1.
|
Ruangan tempat kerja memiliki sirkulasi udara yang
baik.
|
|
x
|
|
|
|
2.
|
Gedung / Bangunan tempat kerja terjamin keamanannya.
|
|
|
x
|
|
|
3.
|
Penerangan dalam ruangan kerja tersedia dengan baik.
|
|
x
|
|
|
|
4.
|
Lingkungan tempat kerja didukung adanya sarana
kesehatan dan keselamatan kerja yang memadai.
|
|
|
x
|
|
|
5.
|
Ruang kerja dapat tercipta suasana tenang dan nyaman.
|
|
x
|
|
|
|
6.
|
Dalam keseharian masing-masing pegawai dapat melakukan
komunikasi kerja dengan baik.
|
|
x
|
|
|
|
7.
|
Dalam menyelesaikan tugas, Saudara mendapat dorongan
dari rekan kerja.
|
|
x
|
|
|
|
8.
|
Di tempat kerja Saudara terjadi persaingan kerja yang
sehat.
|
|
|
x
|
|
|
9.
|
Di lingkungan tempat kerja terjalin iklim kerja yang
menguntungkan / mutualistik antara pimpinan dengan bawahan atau antar Pegawai
.
|
|
x
|
|
|
|
DAFTAR PERTANYAAN
-----------------------------------
(UNTUK PEGAWAI UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN GERIH)
Para Pegawai yang terhormat,
Kami mohon sudilah kiranya Saudara untuk
dapat memberikan jawaban yang benar pada Daftar Pertanyaan di bawah ini.
Jawaban Saudara sangat bermanfaat bagi
kepentingan Ilmu Pengetahuan dan Lembaga Saudara. Data yang kami peroleh
bersifat terbatas dan tidak dipublikasikan.
Atas perkenannya kami ucapkan terima
kasih dan semoga tugas mulia Saudara mendapatkan pahala dari Tuhan Yang Maha
Esa.
Peneliti.
PETUNJUK MENJAWAB
Pilihlah salah satu dari 5 (lima)
jawaban yang tersedia pada kolom dengan memberikan tanda silang ( X )
IDENTITAS PEGAWAI
Nama = SITI WULANDARI
Jenis Kelamin = L/P
Umur = 46
Pendidikan = SMA
Pangkat/Gol. = II/c
Tugas/Pekerjaan = Staff
No.
|
PERNYATAAN
|
Sangat
Setuju
|
Setuju
|
Kurang
Setuju
|
Tidak
Setuju
|
Sangat
Tidak
Setuju
|
VARIABEL KEPEMIMPINAN
|
|
|
|
|
|
|
1.
|
Kepemimpinan yang dilakukan oleh atasan dapat
memberikan contoh yang baik
|
|
x
|
|
|
|
2.
|
Pimpinan menciptakan iklim keterbukaan antara atasan
dan bawahan dalam melaksanakan tugas.
|
|
x
|
|
|
|
3.
|
Dalam mengambil keputusan, pimpinan Saudara melibatkan
bawahan.
|
x
|
|
|
|
|
4.
|
Pimpinan merupakan orang yang ahli organisasi.
|
|
x
|
|
|
|
5.
|
Pimpinan memberikan perhatian terhadap kondisi Saudara
dalam bekerja.
|
|
|
x
|
|
|
6.
|
Pimpinan memberikan pengarahan tentang pelaksanaan
tugas.
|
|
x
|
|
|
|
VARIABEL MOTIVASI KERJA
|
|
|
|
|
|
|
1.
|
Alasan Saudara bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari.
|
|
|
x
|
|
|
2.
|
Jaminan hari tua merupakan faktor yang penting untuk
mengikat pegawai agar tetap bekerja dengan baik.
|
|
x
|
|
|
|
3.
|
Gaji yang Saudara terima cukup untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari.
|
|
|
x
|
|
|
4.
|
Sebagai Pegawai
Saudara sudah memperoleh tunjangan sesuai dengan pangkat dan golongan
yang dimiliki.
|
|
x
|
|
|
|
5.
|
Pegawai perlu
diberi kesempatan untuk meningkatkan ketrampilan dan kemampuan.
|
|
x
|
|
|
|
...
|
|
|
|
|
|
|
No.
|
PERNYATAAN
|
Sangat
Setuju
|
Setuju
|
Kurang
Setuju
|
Tidak
Stuju
|
Sangat
Tidak
Setuju
|
6.
|
Penghargaan terhadap pegawai yang berprestasi dapat
mendorong Pegawai untuk bekerja lebih
baik.
|
|
x
|
|
|
|
7.
|
Hubungan kerja yang solid di instansi Saudara mendorong
Saudara untuk lebih giat bekerja.
|
|
x
|
|
|
|
8.
|
Pegawai diberi
kesempatan untuk mengembangkan inovasi dari ide-idenya dalam pekerjaan.
|
|
x
|
|
|
|
9.
|
Promosi jabatan mendorong Saudara untuk lebih giat
bekerja.
|
x
|
|
|
|
|
10.
|
Apabila ada tugas Dinas ke luar kota, Pegawai mendapat insentif tambahan.
|
x
|
|
|
|
|
VARIABEL LINGKUNGAN KERJA
|
|
|
|
|
|
|
1.
|
Ruangan tempat kerja memiliki sirkulasi udara yang
baik.
|
|
x
|
|
|
|
2.
|
Gedung / Bangunan tempat kerja terjamin keamanannya.
|
|
|
x
|
|
|
3.
|
Penerangan dalam ruangan kerja tersedia dengan baik.
|
|
x
|
|
|
|
4.
|
Lingkungan tempat kerja didukung adanya sarana
kesehatan dan keselamatan kerja yang memadai.
|
|
|
x
|
|
|
5.
|
Ruang kerja dapat tercipta suasana tenang dan nyaman.
|
|
x
|
|
|
|
6.
|
Dalam keseharian masing-masing pegawai dapat melakukan
komunikasi kerja dengan baik.
|
|
x
|
|
|
|
7.
|
Dalam menyelesaikan tugas, Saudara mendapat dorongan
dari rekan kerja.
|
|
x
|
|
|
|
8.
|
Di tempat kerja Saudara terjadi persaingan kerja yang
sehat.
|
x
|
|
|
|
|
9.
|
Di lingkungan tempat kerja terjalin iklim kerja yang
menguntungkan / mutualistik antara pimpinan dengan bawahan atau antar Pegawai
.
|
|
x
|
|
|
|
FOTO SAAT WAWANCARA
[1] Hasibuan. Interaksi dan Motivasi kerja, jilid 2 , Rajawali, Jakarta, 2006, hlm.73
[2] Drs.H.
Malayu S.P. Hasibuan. Dasar Peningkatan Produktifitas, Jilid 2, PT Bumi Aksara,
Jakarta, 2010, Hal.102
PENGARUH MOTIVASI KERJA
TERHADAP KINERJA PEGAWAI ...........................
Diajukan
Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan
Memenuhi
Syarat-syarat Untuk mencapai
Gelar
Sarjana di bidang Ekonomi Menejemen
Oleh :
KHUSNUL KHOTIMAH
NIM : 094046
PROGRAM STUDI EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI MENEJEMEN
UNIVERSITAS SOERJO NGAWI
2013
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi oleh Khusnul
khotimah,
ini telah diperiksa dan disetujui
untuk diuji.
Ngawi, ……………………
Pembimbing I,
|
HALAMAN
PENGESAHAN
Skripsi oleh Khusnul khotimah ini,
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.
Pada Hari :…………………
Tanggal :
………………..
Pukul :…………………
DEWAN PENGUJI
Penguji I
|
Penguji II
|
Penguji III
|
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
RACHMAWATI KOESOEMANINGSIH,SE,MM
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke
hadirat Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
Skripsi ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pada fakultas Ekonomi
menejemen Universitas Soerjo Ngawi.
Penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini dengan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Ibu Rachmawati Koesoemaningsih, SE,MM
Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Menejemen Universitas
Soerjo Ngawi.
2.
Bapak Drs, H Rustam, MM selaku pembimbing I dan Teman-teman di Fakultas Ekonomi Menejemen Universitas
Soerjo Ngawi, serta semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari adanya kekurangan
dalam penulisan skripsi ini, maka penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun.
Mudah-mudahan skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi dunia pendidikan, dan bagi pembaca pada umumnya.
Amien.
Ngawi, …………….
Penulis
ABSTRAK
Khusnul
khotimah, 2013 Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Gerih Kabupaten
Ngawi
Ketergantungan terhadap lingkungan kerja fisik dan
non fisik sangatlah menentukan dalam pencapaian kinerja pegawai yang optimal,
seperti hubungan antar pegawai, hubungan pimpinan dengan bawahan dan struktur
tugas akan mempengaruhi kinerja pegawai. Oleh karena itu dorongan pimpinan
untuk memberikan motivasi dan penciptaan lingkungan kerja yang konduktif harus
diberikan kepada semua pegawai agar tercapai kinerja yang optimal. Demikian
juga pegawai pada UPT Dinas Pendidikan
Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi
sebagai instansi yang mempunyai tugas dibidang manajemen Pendidikan ,
memandang penting peran pegawai sebagai penggerak organisasi sehingga
kinerjanya perlu diberdayakan.
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1, Untuk mengetahui pengaruh
motivasi kerja terhadap kinerja secara parsial terhadap kinerja pegawai UPT Dinas
Pendidikan Kecamatan Gerih Kabupaten
Ngawi. 2, Untuk mengetahui pengaruh motivasi secara simultan terhadap kinerja
pegawai UPT Dinas Pendidikan Kecamatan
Gerih Kabupaten Ngawi.
Manfaat yang diperoleh dari penelitian sebagai berikut Hasil penelitian ini diharapkan memberikan
masukan yang berarti bagi penulis, berkaitan dengan teori yang telah diperoleh
selama kuliah dan penerapannya di lapangan. Selanjutnya diharapkan dapat
memberikan input bagi ilmu pengetahuan atau teori yang berkaitan dengan sumber
daya manusia terutama yang berkaitan dengan motivasi, lingkungan kerja dan
kinerja pegawai. Lebih jauh penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai
bahan untuk membentuk konsep baru tentang manajemen sumber daya manusia
berdasarkan fakta khususnya berkaitan dengan kinerja pegawai serta pengembangan
hipotesis yang akan dijabarkan kemudian.
Terdapat hubungan
positif antara Motivasi dengan tingkat kinerja pegawai namun agak rendah yaitu
dengan indeks koefisien korelasi sebesar rxy =0,486. kerja pegawai masih kurang maksimal yaitu sebanyak 66,67 % dari total
responden hanya kadang-kadang saja menyelesaikan tugas secara tepat waktu.
MOTTO
Ing ngarso sung
tulodho
Ing madyo mangun karso
Tut wuri handayani
( Ki Hajar Dewantoro )
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini buat:
Ayahanda, Ibunda yang senantiasa memberikan teladan
dan berdo’a.
Orang Tersayang
yang telah setia berbagi suka dan duka,
anakku tercinta,
Juga sahabat – sahabat terbaikku
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iv
ABSTRAK......................................................................................................... v
HALAMAN MOTTO....................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................... ix
DAFTAR ISI...................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah………………………………….…………………1
B. Rumusan
Masalah…………………..…………………….…………………4
C. Tujuan
Penelitian………………………………………….……………...…4
D. Manfaat
Hasil Penelitian………………………………….....………………5
E. Penegasan Istilah……………………………………………….……………7
F. Landasan Teori………………..………………………………..……………9
G. Perumusan
Hipotisis
...................................................................................32
H. Definisi
Oprasional......................................................................................32
I. Metode Penelitian
…………………………………………………………..34
BAB II DESKRIPSI DAERAH
PENELITIAN
A.
Kondisi Geografi Daerah
Penelitian………………..……………………..36
B.
Kondisi Demografis Daerah
Penelitian……………………………...……36
C.
Manajemen Lembaga UPT Dinas
Pendidikan Kec Gerih Kab Ngawi……………………………………………………………..………..38
BAB III PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA
A. Penyajian
Data…………………………….……………………………….46
B.
Analisis Data................................................................................................47
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………..……………………….58
B. Saran……………………………………...………………………………..58
DAFTAR PUSTAKA………………………..……………………….…………60
LAMPIRAN…………………………………..…………………………………61
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat
Pendidikan……………..37
Tabel 3.1 Tabulasi Data Dari Angket……………...……...…………………….52
Tabel 3.2 Tabulasi Jawaban Responden………………………………………...53
Tabel 3.3 Nilai Variabel Bebas (X) dan Nilai Variabel Terikat
(Y)……………54
Tabel 3.4 Tabel interpretasi nilai
r…………………………………………...…56
Tidak ada komentar:
Posting Komentar