5 MELAKUKAN
PENELITIAN SOSIAL
Kompetensi Inti
|
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,
responsif, dan pro-aktif serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3
: Memahami, menerapkan,
menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
KI 4 :
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
|
Kompetensi Dasar
|
1.1 Memperdalam nilai agama yang dianutnya dan
menghormati agama lain
2.1 Mensyukuri keberadaan diri dan lingkungan
sosial sebagai anugerah Tuhan Yang
Maha Esa
3.4 Menerapkan
metode-metode penelitian sosial untuk memahami berbagai gejala sosial
4.4 Menyusun rancangan, melaksanakan, dan
menyusun laporan penelitian sederhana serta mengkomunikasikannya dalam bentuk
tulisan, lisan dan audio-visual
|
Indikator
|
A.
Melakukan penelitian kuantitatif
sederhana
B.
Melakukan penelitian kualitatif
sederhana
C.
Analisa Data Menggunakan Mean, Median,
dan Modus.
|
Tujuan Pembelajaran
Setelah
belajar dengan menggunakan modul ini siswa diharapkan mampu Melakukan penelitian
kuantitatif sederhana, melakukan penelitian kualitatif sederhana, analisa
data menggunakan Mean, Median, dan Modus.
|
A.
Melakukan penelitian kuantitatif sederhana
- Mengamati
lingkungan
Sebelum melakukan penelitian langkah yang
harus ditempuh seorang peneliti adalah mengambil data. Cara mengambil data
disesuaikan dengan jenis penelitian yang digunakan. Apabila penelitian itu
kualitatif maka cara mengambil datanya dengan menggunakan teknik wawancara dan pustaka.
Untuk penelitian kuantitatif cara mengambil datanya dengan menggunakan teknik
kuesioner atau angket. Amatilah dilingkunganmu apa saja perlengkapan atau
alat-alat yang dibutuhkan peneliti jika peneliti menggunakan metode
kuantitatif?
b. Melakukan penelitian kuantitatif sederhana
Pada bab ini kalian akan
berlatih melakukan penelitian sederhana dan berikut ini adalah contoh
penelitian sederhana yang pernah dirumuskan Yad Mulyadi Dkk (2013: 112).
PENYEBAB TAWURAN DI KALANGAN PELAJAR
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Akhir-akhir ini sering terjadi
peristiwa tawuran di kalangan pelajar dan mahasiswa. Tawuran yang kian marak ini oleh beberapa tokoh
pendidikan diartikan sebagai bukti bahwa pendidikan yang ada selama ini
telah gagal membentuk karakter generasi muda. Kebijakan pendidikan yang
selama ini dibangun pemerintah hanya mengedepankan kecerdasan intelektual
sedangkan kecerdasan spiritual maupun kecerdasan emosional dikesampingkan.
Kesuksesan peserta didik hanya dilihat dari prestasi akademiknya saja.
Apabila anak ujian nasionalnya bagus dikatakan pintar sebaliknya bila anak
tidak lulus ujian diberi stiqma sebagai anak yang bodoh. Padahal anak yang
nilai ujiannya baik belum tentu khasil keringatnya sendiri tetapi bisa saja
karena menyontek teman, mencari bocoran dan sebagainya. Pendidikan kita
selama ini hanya mengedepankan proses bukan hasil.
Untuk mencetak generasi
bangsa yang berkualitas dan handal
dibutuhkan dukungan dari semua pihak seperti sekolah, keluarga, teman
sepermainan, atau media massa. Sekolah merupakan kunci utama dalam
membentuk manusia yang bermutu. Namun hal ini harus didukung juga oleh
peran serta keluarga.
Keluarga sebagai lingkungan
terdekat siswa dianggap dapat mengontrol perilaku putra-putrinya ketika
bergaul dengan teman sepermainannya. Dengan peran aktif keluarga inilah
diharapkan perilaku menyimpang seperti tawuran antar pelajar dapat diminimalisasi.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas,
rumusan masalahnya adalah apa yang menyebabkan terjadinya tawuran di
kalangan pelajar?
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui penyebab tawuran di kalangan pelajar
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Yang Relevan
Berdasarkan penelitian
yang sudah dilakukan oleh para ahli pendidikan menyimpulkan bahwa terjadinya
tawuran dikalangan pelajar adalah faktor internal (dari dalam diri sendiri),
faktor dari sekolah, keluarga, teman sepermainan, dan media massa.
Faktor-faktor tersebut memiliki
andil besar dalam pembentukan perilaku menyimpang.
B. Kajian Teori
Kenakalan remaja
merupakan salah satu gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan
oleh bentuk pengabaian sosial. Akibatnya mereka mengembangkan bentuk
perilaku yang menyimpang. Menurut Santrock, kenakalan remaja merupakan
kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara
sosial hingga terjadi tindakan kriminal. Ada beberapa jenis kenakalan
remaja misalnya narkoba, seks bebas, kebut-kebutan di jalan raya, tawuran
dan sebagainya.
Para ahli pendidikan sependapat bahwa
remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut seseorang
sudah melampui masa kanak-kanak, tetapi masih belum cukup matang untuk
dapat dikatakan dewasa. Meraka berada pada masa transisisi .
|
Oleh
karena itu dibutuhkan peran aktif keluarga dan sekolah untuk membimbing
meraka, mengarahkan mereka serta ketontonan dan bacaan yang bermutu.
1.
Pengertian tawuran
Dalam kamus besar bahasa Indonesia
tawuran diartikan sebagai perkelahian beramai-ramai, atau perkelahian
massal.
2.
Pengertian pelajar
Pelajar diartikan sebagai anak sekolah
(terutama pada sekolah menegah dan atas) anak didik murid atau siswa.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan teori diatas dapat
ditarik kerangka berpikir bahwa lingkungan sekolah, keluarga, teman
sepermainan dan media massa sangat berperan dalam membentuk karakter dan kepribadian seorang individu.
Sehingga penyimpangan sosial yang dilakukan
oleh pelajar seperti tawuran disebabkan oleh lingkungan sekolah,
keluarga, teman sepermainan dan media massa.
D. Hipotesis
Berdasarkan
konsep-konsep yang telah dituangkan dalam kerangka berpikir maka hipotesis
(Ha) yang dapat diajukan adalah
sebagai berikut:
Lingkungan sepermainan dan keluarga mempunyai pengaruh paling tinggi
dalam penyimpangan tawuran pelajar. Disusul oleh faktor internal (individu
yang bersangkutan), media massa dan lingkungan sekolah.
BAB III
METODOLOGI
A. Tempat dan waktu Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan di SMA X. Penetapan lokasi yang dimaksud dengan pertimbangan
bahwa sekolah tersebut siswa laki-lakinya sering melakukan tawuran antar
pelajar. Sehingga dampak dari penelitian ini dapat dijadikan acuan
pengambilan kebijakan bagi stakehoder
pendidikan agar tawuran pelajar tidak akan terjadi lagi. Untuk waktu
pelaksanaan penelitian antara bulan Mei 2012 sampai bulan Juni 2012.
B. Populasi Dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi dalam penelitian
ini adalah siswa laki-laki SMA X yang berjumlah 30 siswa.
b. Sampel
Sampel merupakan bagian
dari populasi yang diambil untuk penelitian yang sifat dan karakternya
sama. Bila merujuk cara mengambil sampel menurut tabel Krejcie dengan populasi anak laki-laki di SMA X sebesar 30 maka
sampelnya berjumlah 28 siswa (lihat tabel 1)
C. Desain dan Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian
yang dianut dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif karena data
yang diperoleh dalam penelitian ini berbentuk angka-angka dan cara
mengolahnya menggunakan analisis satatistik.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengambil data
dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner atau angket yang
disebarkan ke 28 siswa laki-laki SMA X yang pernah terlibat dalam aksi
tawuran.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala Likert yaitu Sangat Setuju (SS) nilai 4, Setuju (S) nilai
3, Tidak Setuju (TS) nilai 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) nilai 1.
|
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Uji Coba Instrumen
Sebelum instrumen diujikan kepada
responden terlebih dahulu diuji cobakan kepada 10 siswa dari semua sampel
yang merupakan obyek penelitian.
1.
Uji validitas instrumen
Bertujuan untuk menguji apakah angket yang digunakan cukup layak
(valid). Suatu angket dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan. Untuk mengujinya peneliti menggunakan perangkat lunak SPSS versi 16.
2.
Uji reliabilitas instrumen
Reliabilitas mengandung pengertian bahwa angket tersebut dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Arti dapat dipercaya
adalah angket tersebut sesuai kenyataan.
Suatu data dikatakan reliabel bila berapa kalipun data digunakan
hasilnya tetap sama. Untuk mengujian peneliti menggunakan perangkat lunak SPSS versi 16.
B.
Pengolahan Data dan
Hasil Penelitian
Setelah angket diterima dari
responden langkah selanjutnya adalah pengolahan data. Dalam mengolah data
peneliti menggunakan teknik analisa data ukuran pemusatan (tendensi
sentral) yaitu modus. Modus merupakan ukuran pemusatan yang menunjukkan
frekuensi terbesar pada perangkat data. Angket yang sudah masuk diolah .
Adapun data yang sudah masuk itu terlihat pada tabel 2.
Langkah selanjutnya
setelah data dikumpulkan dalam tabel adalah:
1.
Pengorganisasian data
Data yang diperoleh dari hasil penyebaran angket kepada 28 siswa
laki-laki yang pernah terlibat tawuran dimasukkan kedalam tabel. Kemudian
menghitung setiap jawaban pernyataan tersebut dengan skor tertinggi yang
diperoleh yaitu 112 untuk masing-masing kuesioner, dan skor terendah yang
diperoleh adalah 28.
2.
Hasil penelitian
Setelah melihat hasil pengolahan data hipotesis yang dapat disusun
yaitu bahwa rasa solidaritas terhadap suatu kelompok atau teman sepermainan
menjadi faktor utama penyebab tawuran pelajar. Disusul oleh faktor media
massa, faktor keluarga, faktor internal (diri sendiri) dan faktor dari
sekolah.
C.
Pembahasan
Teknik analisa data yang digunakan dalam
pengujian hipotesis di atas adalah ukuran pemusatan yaitu modus. Modus
merupakan ukuran pemusatan yang menunjukkan frekuensi terbesar pada suatu
perangkat data. Dari jumlah skor yang tertera pada tabel 2. langsung dapat
ditarik kesimpulan sementara dari penelitian ini bahwa rasa solidaritas
terhadap suatu kelompok atau teman sepermainan menduduki faktor utama
penyebab tawuran pelajar.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa faktor utama penyebab tawuran pelajar adalah
faktor dari teman sepermainan atau kerana rasa solidaritas antar teman,
kemudian disusul oleh faktor media massa, faktor keluarga, faktor internal
(diri sendiri) dan faktor dari sekolah.
B.
Saran
1.
Remaja sebagai generasi penerus bangsa hendaknya
pandai dalam memilih teman dan lingkungan yang baik
2.
Orang tua yang menjadi seseorang terdekat remaja di
keluarga seharusnya mampu memberikan arahan yang baik kepada putra-putrinya
dalam memilih teman dalam bergaul.
3.
Orang tua, guru ataupun orang dewasa (pejabat) lain harus menjadi teladan yang
baik untuk remaja sehingga mereka tidak gagal dalam mencapai identitasnya.
|
Lampiran 1: Angket
penelitian
PENYEBAB TAWURAN PELAJAR
I. Pengantar
a. Angket ini diedarkan kepada anda dengan
maksud untuk mendapatkan informasi sehubungan dengan penelitian penyebab
tawuran pelajar.
b. Informasi yang diperoleh dari anda sangat berguna
bagi kami untuk menganalisis penelitian tersebut.
c. Data yang kami dapatkan semata-mata hanya
untuk kepentingan penelitian. Untuk itu anda tidak perlu ragu untuk mengisi
angket ini.
II. Petunjuk pengisian:
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang
tersedia berikut ini:
SS
= Sangat Setuju
S
= Setuju
TS
= Tidak Setuju
STS =
Sangat Tidak Setuju
Lembar Pernyataan:
NO
|
PERNYATAAN
|
SS
|
S
|
TS
|
STS
|
Faktor Internal (dari dalam diri sendiri)
|
|
|
|
|
|
1
|
Saya orang yang bertemperamen tinggi
|
|
|
|
|
2
|
Saya sering membalas tindak kekerasan
dari orang lain
|
|
|
|
|
3
|
Saya sering menyalahkan orang lain
setiap ada masalah
|
|
|
|
|
4
|
Jika dinilai dengan skala 1-10 maka
nilai rasa setia kawan saya adalah 9
|
|
|
|
|
Faktor dari Keluarga
|
|
|
|
|
|
5
|
Orang tua saya kurang pendidikan dan
penghasilannya rendah
|
|
|
|
|
6
|
Orang tua saya marah ketika saya berbuat
kesalahan kecil
|
|
|
|
|
7
|
Orang tua saya sering melakukan tindak
kekerasan
|
|
|
|
|
8
|
Orang tua saya kurang memperhatikan saya
karena sibuk bekerja
|
|
|
|
|
Faktor dari Sekolah
|
|
|
|
|
|
9
|
Suasana kelas saya monoton dan membuat
saya jenuh
|
|
|
|
|
10
|
Sekolah saya tidak
memiliki fasilitas penunjang kegiatan sekolah yang baik
|
|
|
|
|
11
|
Ada oknum guru saya
yang suka menghukum dan melakukan tindak kekerasan
|
|
|
|
|
12
|
Sekolah saya bermusuhan
dengan sekolah tertentu secara turun temurun
|
|
|
|
|
Faktor dari Teman Sepermainan
|
|
|
|
|
|
13
|
Ada teman saya yang suka berkelahi dan
saya suka terpancing
|
|
|
|
|
14
|
Saya jadi anggota
kelompok tertentu yang suka melakukan tindak kekerasan
|
|
|
|
|
15
|
Jika anggota kelompok tertimpa masalah
saya siap membantu
|
|
|
|
|
16
|
Saya siap ikut bergabung jika ada teman
tertimpa masalah perkelahian
|
|
|
|
|
Faktor dari Media Massa
|
|
|
|
|
|
17
|
Saya suka melihat film laga dan aksi
kekerasan lainnya
|
|
|
|
|
18
|
Saya sering melihat berita tawuran di televisi dan
ingin menirunya
|
|
|
|
|
19
|
Saya suka membaca berita tawuran di
surat kabar, majalah dan online
|
|
|
|
|
20
|
Saya suka melihat film
perkelahian antar geng yang menurut saya keren aksinya
|
|
|
|
|
B.
Melakukan Penelitian Kualitatif Sederhana
a. Mengamati lingkungan
Disamping penelitian kuantitatif ada juga penelitian kualitatif.
Penelitian ini dalam mengolah data menggunakan metode deskriptif analitis.
Amatilah hasil laporan penelitian kualitatif dan perhatikan bagaimana proses
dan pembuatan laporan penelitian kualitatif.
b. Membuat judul penelitian
Untuk membuat judul atau
topik penelitian kualitatif perhatikan judul sebagai beriku:
1. Model perencanaan pendidikan di era
otonomi daerah
2. Makna menjadi guru bagi masyarakat
3. Model korupsi, kolusi dan nepotisme dalam
pengelolaan pendidikan
4. Profil guru yang efektif mendidik anak
5. Makna gotong royong membangun sekolah
Judul-judul diatas jika
diteliti akan sangat sulit karena menangkap makna dari fenomena yang sifatnya
naturalistik. Bandingkan dengan penelitian dengan judul di bawah ini :
1. Pengelolaan sarana pendidikan di SMKN 1
Surakarta
2. Implementasi jam belajar masyarakat di
kecamatan Ngaglik Sleman Yogyakarta
3. Pengelolaan kegiatan ekstra kurikuler
bahasa daerah di SD sekecamatan Kasihan Bantul Yogyakarta
4. Impelementasi kurikulum 2013 oleh
guru-guru di SMP Lombok Barat
5. Kualitas pembelajaran seni budaya di SMP
Ungara Jawa Tengah
Judul atau topik pada
kelompok kedua ruang lingkupnya sempit dan sudah dapat diantisipasi kira-kira
datanya seperti apa dan hasilnya juga seprti apa. Judul-judul kelompok pertama
sifatnya masih kabur sehingga sulit untuk dikerjakan.
c.
Pengambilan data penelitian
Agar penelitian kualitatif
dapat benar-benar berkualitas data yang dikumpulkan harus lengkap yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau
kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan
subyek yang dapat dipercaya. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari
dokumen-dokumen grafis misalnya tabel, catatan, notulen rapat, SMS, foto-foto,
video, dan sebagainya.
Dalam pengambilan data
dengan menggunakan metode wawancara agar data mempunyai validitas yang tinggi
bisa menggnakan metode triangulasi. Tri artinya tiga dan angulasi dari kata angle artinya sudut. Jadi triangulasi
berarti pengambilan data dari tiga sudut yang berbeda. Ada dua cara yang dapat
dilakukan oleh peneliti dalam melakukan triangulasi yaitu:
1.
Triangulasi
dengan sumber yang sama tetapi dengan cara atau metode yang berbeda. Sebagai contoh peneliti ingin mengetahui
apakah siswa-siswa sebelum ujian terlebih dahulu belajar materi pelajaran.
Mula-mula peneliti mengajukan pertanyaan dengan wawancara. Untuk memantapkan
data peneliti meminjam catatan siswa
tersebut ada atau tidak catatannya. Lebih jauh lagi untuk memantapkan bahwa
siswa mencatat sendiri catatannya peneliti meminta siswa untuk menulis apakah
tulisasnnya sama dengan catatan siswa atau tidak. Dengan cara demikian maka
data yang diperoleh peneliti menjadi mantap.
2.
Triangulasi
dengan cara atau metode yang sama tetapi dengan sumber data yang berbeda.
Contohnya peneliti ingin mengetahui apakah kepala
sekolah SMA X sebagai kepala sekolah teladan setiap hari tiba di kantor jam
enam pagi. Mula-mula peneliti bertanya kepada guru apakah kepala sekolah setiap
hari tiba dikantor jam enam pagi. Jika peneliti belum puas dengan data yang diperoleh melanjutkan pertanyaan
kepada karyawan, apakah kepala sekolah setiap hari tiba di kantor jam enam
pagi. Dan jika tidak puas maka peneliti bertanya kepada salah satu siswa apakah
kepala sekolah setiap hari tiba di kantor jam enam pagi. Dengan bertanya kepada
tiga sumber yang berbeda maka diharapkan
data yang diperoleh akan memiliki validitas yang tinggi.
d. Menyusun laporan penelitian kualitatif
Laporan penelitian adalah
merupakan laporan ilmiah, untuk itu maka harus dibuat secara sistematis dan
logis pada setiap bagian, sehingga pembaca mudah memahami langkah-langkah yang
telah ditempuh selama proses penelitian, dan hasilnya.
Adapun sistematika
laporan penelitian kualitatif apabila judul penelitian ” Pengaruh Latar Belakang Pendidikan (SMK dan SMA) terhadap Kinerja
Karyawan pada Industri Permesinan Modern” sebagai berikut:
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL (jika ada)
DAFTAR GAMBAR (jika ada)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Hasil Penelitian
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pendidikan dan tenaga kerja
B. Profil pekerjaan
C. Kompetensi tenaga kerja
BAB III METODE PENELITIAN
- Alasan
menggunakan metode kualitatif
- Tempat
penelitian
- Sampel
sumber data penelitian
- Instrumen
penelitian
- Teknik
pengumpulan data
- Teknik
analisa data
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A.
Temuan
penelitian
1.
Gambaran
umum obyek yang diteliti
2.
Struktur
pendidikan tenaga kerja industri
3.
Profil
pekerjaan industri
4.
Kompetensi
tenaga kerja industri
5.
Perbandingan
kemampuan kerja antara karyawan lulusan SMA dan SMK
6.
Sistem
evaluasi kinerja karyawan
7.
Perbandingan
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja lulusan SMK dan SMA
8.
Hubungan
komponen industri dan SMK
B.
Pembahasan
1.
Struktur
pendidikan tenaga kerja
2.
Perubahan
profil pekerjaan
3.
Perubahan
kompetensi tenaga kerja
4.
Perbandingan
perkembangan kemampuan kerja antara karyawan lulusan SMA dengan SMK
5.
Sistem
evaluasi kinerja karyawan
6.
Hubungan
komponen industri dengan sekolah
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B.
Saran
LAMPIRAN: Ijin
penelitian, perpanjangan, foto-foto diamati, hasil wawancara, dokumentasi dll.
Kalian sudah belajar metode penelitian kualitatif. Untuk menguji sejauh
mana pemahaman kalian cobalah kalian kerjakan tugas berikut. Buatlah
wawancara dengan menggunakan metode triangulasi dengan tema penelitian:
No
|
Tema
|
Sumber Data
|
1
|
Apakah guru X ketika mulai pelajaran
mengucapkan salam
|
Kelas A
|
Kelas B
|
||
Kelas C
|
||
2
|
Apakah kepala sekolah setiap hari pulang
paling akhir
|
Guru
|
Karyawan
|
||
Siswa
|
||
3
|
Apakah setiap hari pembelajaran diawali dengan
menyanyikan lagu Indonesia Raya
|
Guru
|
Karyawan
|
||
Siswa
|
||
4
|
Apakah penataan parkir siswa dibuat dengan
rapi dan
teratur
|
Guru
|
Karyawan
|
||
Siswa
|
||
5
|
Apakah setiap liburan siswa melakukan studi tour
|
Guru
|
Karyawan
|
||
Siswa
|
D. Analisa Data Menggunakan Mean,
Median, dan Modus.
a.
Mengamati
lingkungan
Dalam menganalisis data bisa juga menggunakan ukuran pemusatan (Mean,
Median dan Modus). Untuk memperoleh hasil penelitian seorang peneliti dapat
menggunakan ukuran pemusatan berikut ini. Amatilah cara megerjakan mean, media
dan modus.
b.
Mean,
Median, dan Modus
1.
Mean / Rerata
Mean adalah bilangan yang berasal dari jumlah
keseluruhan nilai bilangan dibagi dengan
banyaknya unit atau bilangan.
Contoh: Seorang siswa mempunyai nilai mata pelajaran
IPA= 7, PKn= 8, Matematika= 6 dan IPS= 7. Maka nilai reratanya
Keterangan:
X = Mean
x = Besarnya bilangan berturut-turut
n = Banyaknya unit bilangan
Perhitungan
rerata untuk data tunggal yang nilai f -nya lebih dari satu adalah sebagai berikut:
x
|
f
|
f.x
|
3
4
5
6
7
|
1
3
4
4
5
|
3
12
20
24
34
|
Jumlah
|
17
|
94
|
Perhitungan
rerata untuk data berkelompok dihitung mulai dari titik tengah interval kelas.
Contoh sebagai berikut:
Nilai
|
x
|
f
|
f.x
|
40 – 44
45 – 49
50 – 54
55 – 59
60 – 64
65 – 69
70 – 74
75 – 79
80 – 84
85 – 89
90 – 94
|
42
47
52
57
62
67
72
77
82
87
92
|
2
4
4
4
6
6
6
7
5
4
2
|
84
188
208
228
372
402
432
539
410
348
184
|
Jumlah
|
|
50
|
3395
|
2.
Median
Median
adalah nilai tengah dalam sebuah kelompok nilai yang sudah diurutkan. Diurutkan
maksudnya kelompok nilai tersebut disusun berdasarkan urutan nilai terkecil
hingga terbesar atau sebaliknya.
Cara mencari
median sebagai berikut:
a. Apabila banyaknya anggota kelompok nilai
itu ganjil, maka nilai mediannya adalah nilai yang terletak ditengah-tengah
urutan tersebut.
Contoh: Skor prestasi lima
orang siswa adalah: 4, 5, 6, 7, 8 maka mediannya (nilai tengah) adalah 6.
b. Bila banyaknya anggota kelompok itu genap
maka mediannya adalah jumlah dua anggota yang terletak di tengah-tengah urutan
nilai tersebut dibagi dua.
Contoh: Skor prestasi 6
orang siswa adalah: 6, 9, 8, 5, 7, 4 diurutkan menjadi 4, 5, 6, 7, 8, 9, maka
mediannya adalah:
c. Untuk memperoleh nilai median dari sebuah
daftar distribusi frekuensi yang memiliki data-data tunggal dengan frekuensi
lebih dari satu dapat dilakukan seperti contoh berikut:
Nilai
|
Frekuensi (f)
|
Frekuensi Kumulatif
Lebih dari
|
Frekunsi Kumulatif
Kurang dari
|
2
3
4
5
6
7
8
9
|
2
4
4
8
13
12
4
3
|
50
48
44
40
32
19
7
3
|
2
6
10
18
31
43
47
50
|
Dalam daftar distribusi
frekuensi tersebut banyaknya data adalah n = 50 (genap) sehingga median data
tersebut merupakan jumlah nilai data ke-25 dan ke-26 dibagi 2. Dari daftar
distribusi frekuensi nilai data ke-25 dan ke-26 berturut-turut adalah 6 dan 6
sehingga nilai mediannya adalah:
d. Adapun untuk mendapatkan nilai median dari
daftar distribusi frekuensi yang mengguakan data kelompok interval kelas bisa
diperoleh dari rumus:
Me =
. i atau
Me = U-
.i
L = tepi bawah kelas median
N = banyaknya data
Fcb = frekuensi kumulatif kelas sebelum median
F me = frekunsi kelas median
U = tepi atas kelas median
Fca = frekuensi kumulatif kelas setelah median
Nilai
|
Frekuensi (f)
|
Frekuensi kumulatif
Lebih dari
|
Frekunsi Kumulatif
Kurang dari
|
20 – 24
25 – 29
30 – 34
35 – 39
40 – 44
45 – 49
50 – 54
55 – 59
60 – 64
65 – 69
70 – 74
75 – 79
80 – 84
85 – 89
90 - 94
|
1
3
6
10
18
21
29
28
40
31
32
19
14
10
4
|
266
265
262
256
246
228
207
178
150
110
79
47
28
14
4
|
1
4
10
20
38
59
88
116
156
187
219
238
252
262
266
|
Berdasarkan data di atas
banyaknya data adalah n = 266. Jadi
nilai mediannya berada pada nilai yang ke 133 (hasil bagi
atau
), yaitu
pada kelompok interval kelas 60 – 64 dengan frekuensi 40, maka tepi bawah kelas
mediannya adalah 59,5 dan tepi atas kelas mediannya adalah 64,5 sehingga:
Me = 59,5 +
. 5 = 59, 5
+
= 61, 625
Me = 64,5 +
. 5 = 64,5
=
= 61, 625
3. Modus
Modus merupakan ukuran
pemusatan yang menunjukkan frekuensi terbesar pada suatu perangkat.
Data bersekala nominal
hanya bisa menggunakan modus. Misalnya kita ingin mendiskripsikan jenis sekolah
asal mahasiswa di suatu perguruan tinggi yang distrubusi frekuensi dapat
dilihat pada tabel berikut:
Sekolah Asal Mahasiswa
|
Frekuensi
|
SMA Negeri
SMA swasta
SMK Negeri
SMK Swasta
MA Negeri
MA Swasta
MA Pondok
Pesantren
|
485
74
15
74
21
19
6
|
Dari data tersebut frekuensi terbesarnya
berasal dari SMA, maka modusnya berasal dari SMA. Untuk data kelompok yaitu
data yang masing-masing satuannya merupakan suatu kelompok, titik modusnya
terletak pada interval kelas yang frekuensinya terbesar. Rumus yang digunakan
untuk mencari modus satuan kelompok sebagai berikut:
Mo
= L +
i atau Mo = U -
i
Mo =
Modus
L =
Tepi bawah kelas modus
A1 = Selisih Frekuensi kelas
modus dengan frekuensi kelas sebelumnya
A2 = Selisih frekunsi kelas
modus dengan frekuensi kelas sesudahnya
i =
besarnya kelas interval
U =
Tepi atas kelas modus
Contoh mencari modus dari data kelompok:
Nilai
|
Frekuensi
|
20 – 24
25 – 29
30 – 34
35 – 39
40 – 44
45 – 49
50 – 54
55 – 59
60 – 64
65 – 69
70 – 74
75 – 79
80 – 84
85 – 89
90 – 94
|
1
3
6
10
18
21
29
28
40
31
32
19
14
10
4
|
Data di atas modusnya terdapat terdapat pada interval kelas 60-64. Dalam
mencari titik Mo perlu mempertimbangkan frekuensi interval kelas di atas dan di
bawah interval kelas Mo.
Mo
= L +
i = 59,5 +
5 = 59,5 +
= 59,5 +
2,86 = 62,36
Perhitungan titik modus rumus 2:
Mo = U-
i = 64,5-
5 = 64,5-
= 64,5 –
2,14 = 62,36
Kalian sudah belajar cara mencari mean, modus dan median. Untuk menguji
sejauh mana pemahaman kalian cobalah kalian kerjakan soal berikut.
Perhatikan tabel berikut ini!
Nilai
|
|
|
90-94
|
5
|
|
85-89
|
4
|
|
80-84
|
5
|
|
75-79
|
4
|
|
70-74
|
1
|
|
65-69
|
2
|
|
60-64
|
2
|
|
55-59
|
3
|
|
50-54
|
8
|
|
45-49
|
6
|
manfaatkan lah anugrah yang kita peroleh dalam hidup jadikan kegagalan sebagai senjata motifasi buat diri kita...........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar